15

922 204 19
                                    

Hai, lama nggak up ya. Ada yang nunggu The Doctor?
Btw happy reading, guys.

.
.
.

Rosé tampak memasuki rumah dengan wajah memerah menahan amarah dalam dirinya. Hal itu sukses membuat Jister merasa penasaran, ada apa dengan adiknya itu? Apa terjadi sesuatu dengannya saat mengunjungi Vee?

"Rosé, ada apa?" Tanya Jister saat Rosé hendak melewatinya.

Rosé menghentikan langkahnya, kemudian menghadap Jister dengan sedikit mendongak. "Katakan pada musuhmu itu untuk tidak menggangguku! Mereka sama sekali tidak ada hubungannya denganku." Ketus Rosé, kemudian duduk di sofa dengan kasar.

Jister mengernyit heran, kemudian berjongkok di depan Rosé yang menyandarkan kepalanya di sofa dengan mata terpejam.

"Rosé, katakan padaku dengan jelas. Ada apa?" Tanya Jister sekali lagi dengan nada yang lembut.

Rosé menghela napas panjang, kemudian menarik Jister untuk duduk di sebelahnya. Sebelum menjawab, Rosé terlebih dulu melepas sepatu dan jaketnya karena merasa gerah.

"Kau tahu 'kan aku tidak suka dipandang rendah dan remeh?"

"Ya, kau bisa memukul siapa saja yang meremehkanmu."

"Aku bertemu dengan Neo di jalan dan mereka terus bertanya di mana pahlawanku, aku jelas bingung siapa yang mereka maksud dan ternyata itu Jayden. Ku pikir orang-orang itu pernah melihatku pergi bersama Jayden dan menganggap kami memiliki hubungan khusus. Sejak kedatangan pria-pria itu aku sudah muak dan ditambah muak lagi saat mereka tertawa setelah si gondrong jelek itu mengatakan untuk Jayden melindungiku atau mereka sendiri yang harus melindungiku."

Rosé menjeda kalimatnya untuk melihat ekspresi Jister yang tampak berubah, sedikit kesal mungkin?

"Aku memukulnya, pria gondrong itu. Setelah itu salah satu temannya yang tinggi seperti tiang itu bilang padaku bahwa keselamatanku adalah harga yang harus ku bayar. Jis, aku tidak peduli apa urusanmu dengan mereka, hanya saja jangan libatkan aku. Katakan mereka untuk tidak mengusik hidupku. Hidupku tidak ada yang menarik, katakan itu pada mereka."

Rosé bangkit dari duduknya dengan membawa jaket dan sepatunya, hendak pergi ke kamar, namun pertanyaan Jister menahannya.

"Kau yakin mereka anggota dari Neo?"

Rosé menoleh ke belakang, menatap Jister dengan datar, kemudian kembali berjalan menuju kamarnya.

"Sebuah tengkorak bertopi tertusuk pedang dengan sayap di belakangnya, bertuliskan NEO di bagian depan. Apa aku salah?"

Jister menatap pintu kamar Rosé yang mulai tertutup. Dari lambang yang Rosé jelaskan memang benar itulah lambang geng Neo, kemudian si gondrong mungkin maksud Rosé adalah Yuta, karena hanya pria itulah satu-satunya anggota Neo yang berambut panjang, Kemudian tinggi seperti tiang sepertinya Johnny.

Jister menyambar jaketnya dari stand hanger, kemudian melangkah lebar menuju garasi dengan tangan kirinya sibuk mengotak-atik ponselnya. Usai mengirimi pesan pada teman-temannya untuk berkumpul di markas, Jister segera menarik pedal gas meninggalkan rumahnya.

Keselamatanku adalah harga yang harus ku bayar.

Rasanya tubuhnya memanas, Jister merasa amarah seakan meletup-letup di dalam tubuhnya. Mereka mengancam Rosé dan Jister tidak akan diam. Sejatinya sejak awal Neo lah yang memulai.

Tarikan pedalnya semakin dalam seiring dengan amarahnya yang semakin memuncak. Di balik helm full face itu matanya begitu tajam menatap jalanan. Menyalip bak ahli jalanan, Jister tetap melajukan motornya dengan kencang seakan keselamatannya itu bukanlah hal yang penting.

[✓] THE DOCTORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang