41

591 156 37
                                    

"Rosé, k-kau..."

"Bisa kita bicara berdua saja?"

Jayden mengangguk dengan patah-patah, kemudian Rosé berjalan menjauh dari Vee dan Ivy dengan Jayden di belakangnya.

"Rosé, sungguh, maafkan aku. Aku tiㅡ"

"Apa kau memang seperti ini, Jay? Mudah membuat janji, namun juga mudah melupakannya? Dan ya, apa ajakanku benar-benar tak ada harganya hingga kau tidak bisa menghargai itu?"

"Aku bisa jeㅡ"

"Ya ya, kau bisa menjelaskan semuanya nanti. Tapi, bukan itu yang ku inginkan. Aku ingin bertanya padamu, bisakah?"

"Y-ya, ada apa?"

"Aku atau Ivy?"

Deg!

Respirasi Jayden seakan ditekan begitu kuat saat bibir cherry itu lontarkan pilihan, pupilnya menatap pupil lawannya yang cukup bergetar jika diperhatikan.

"Apa maksudmu? Bagaimana bisa kau memilih di antara temanmu dan orang yang kau cintai, Rosé?"

Rosé berdecih pelan, "Masalahnya orang yang kau cintai itu Ivy, bukan aku!"

"Jangan asal menyimpulkan! Sudah aku katakan aku akan memperjuangkanmu, bersabarlah!!"

"Bersabar? Bersabar melihatmu menghabiskan waktu bersama Ivy? Kau bilang kau akan memperjuangkanku, kau bilang kau mencintaiku, tapi apa? Omong kosong, Jay!"

"SEMUANYA BUTUH PROSES, ROSÉ!!"

Rosé menutup matanya bersamaan dengan air mata yang menetes dari sudut matanya, perlahan ia membukanya, menatap mata hazel yang tepat ada di depannya.

"Setidaknya milikilah rasa bersalah, Jay."

Jayden mengusap wajahnya kasar, "Bukan aku tidak merasa bersalah! Bukan aku tidak tahu di mana salahku, tapi kau yang tidak pernah mau mengerti keadaan ini!"

"Tidak mau mengerti?" Ulang Rosé tak habis pikir.

"Apa menurutmu saat aku mengatakan akan berjuang, perasaanku padamu datang sebegitu cepat dan besarnya? Semuanya butuh proses, maka bersabarlah!"

"Aku tahu saat ini pun aku mencintaimu, tapi cintaku belum sebesar itu dan untuk membuatnya lebih besar aku perlu waktu, mengertilah!"

Rosé berdecih pelan, "Bukan waktu dan aku masalahnya, Jay. Masalahnya hanya kau tidak bisa melepaskan Ivy."

"IVY, IVY, IVY! JANGAN MEMBAWANYA DALAM URUSAN KITA!! BERSIKAPLAH DEWASA, ROSÉ!"

"KAU YANG BERSIKAPLAH DEWASA, BODOH!!"

Untuk sesaat keduanya diam setelah berteriak satu sama lain, kemudian Rosé lebih dulu buka suara.

"Jay, aku tahu bahwa semuanya butuh proses, aku tahu betul dan aku tidak akan menuntut cintamu sebesar itu. Tapi, perlu kau ketahui, bahwa ada sosok lain yang mungkin bisa menggantikan posisimu dalam sekejap. Dan perlu kau ketahui pula, bahwa kepedulianmu pada Ivy bukanlah kepedulian terhadap teman, melainkan dibarengi perasaan berharap bahwa Ivy akan melihatmu sebagai seorang pria. Apa aku salah?"

Jayden memutar bola matanya malas, "Sosok lain yang mungkin menggantikanku? Vee maksudmu?"

"Baik, pergi saja bersama Vee jika kau mau! Berkencanlah dengannya, persetan denganmu." Sambungnya dengan nada ketus.

Amarah Rosé total mendidih saat itu juga, tangan kanannya terangkat danㅡ

Plakk!!

Satu tamparan yang panas dan menyakitkan didapat oleh Jayden. Ia ingin buka suara, namun kerah bajunya lebih dulu ditarik kencang oleh Rosé hingga ia merasa cukup tercekik.

[✓] THE DOCTORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang