38

543 135 11
                                    

Hari-hari berjalan seperti biasanya, tak ada yang berubah sedikitpun. Vee tetap mendekatinya, Jayden berusaha meyakinkannya, dan Rosé sendiri tetap pada posisinyaㅡ tak memilih satu diantaranya. Vee berikan hangat yang tak Jayden berikan, namun Jayden berikan rasa yang tak Rosé rasakan bersama Vee.

Tangan Jayden sudah sepenuhnya pulih, kaki Vee sudah dapat bergerak bebas, begitu pun kasus kecelakaan yang semakin jelas arahnya. Hybe berhasil mendapatkan cukup bukti termasuk CCTV kedai kopi saat itu, hingga saat ini tersangka sudah ditemukan posisinya. Rosé tidak tahu akan bagaimana akhirnya, rasanya kepalanya langsung pusing jika memikirkan hal berbau hukum dan pidana.

Menyeruput singkat tehnya, kemudian meletakkan kembali cangkir tersebut dengan cukup keras ternyata menimbulkan dentingan, hingga Jister yang baru saja keluar dari kamar mutlak membawa tungkainya hampiri Rosé.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Jister setelah mengambil duduk di sebelah Rosé.

Rosé menghela napas panjang, "Entahlah, aku tidak tahu harus menjawab apa."

"Kau memikirkan ucapan Ibu?" Tebak Jister.

"Begitulah, Bibi tidak pernah berubah." Keluh Rosé sambil tersenyum getir.

"Rosé, ada sesuatu yang perlu ku katakan padamu."

Satu kalimat yang sukses buat Rosé menoleh menatap Jister, diubahnya posisi duduknya menghadap Jister, Rosé tunjukkan raut penasaran yang begitu kentara, "Ada apa, Jis?"

Jister menghembuskan napasnya, obsidian kelamnya menatap sepasang manik mata yang begitu bersinar dengan warna biru, "Ayah memerintahkan kita kembali ke Wales."

"Apㅡ"

"Memerintahkan, bukan meminta." Potong Jister saat ia tahu Rosé hendak berikan protes.

Rosé menekan epitel pipinya kuat-kuat menahan kesal, "Aku sudah memperkirakan ini, tapi aku masih berharap Tuhan mengizinkan kita tetap tinggal di sini, ternyata harapanku sia-sia."

"Rosé, aku tahu kau tak nyaman di Wales karena kedua orang tuaku, itu sebabnya aku memutuskan kita akan tinggal terpisah dengan mereka."

"Kita?"

"Ya, aku sudah membicarakan ini dengan mereka. Mereka setuju, asalkan kita kembali ke Wales secepatnya."

"Se-secepatnya katamu?"

Jister menghela napas panjang, "Aku tahu apa yang memberatkanmu untuk meninggalkan Las Vegas secepatnya, tapi keputusanku pun mutlak untuk membawamu pulang sesuai perintah Ayah, Rosé."

"Jis, aku bisa tinggal di sini sendiri. Aku sudah bekerja, aku bisa memenuhi kebutuhanku sehari-hari. Di sini ada teman-temanmu, teman-temanku, dan ya aku bisa tetap tinggal di rumah ini."

"Aku tahu itu, tapi Rosé ku mohon, kembalilah ke Wales bersamaku,"

ㅡdan lihat siapa diantara kedua pria itu yang tetap memperjuangkanmu.

Rosé menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangan yang bertumpu pada meja, kepalanya mendadak pening memikirkan hal ini, "Ini hal yang sulit bagiku,"

"Aku menyukai kota ini, aku menyayangi teman-temanku di daerah ini, aku menyukai pekerjaanku, tapi aku merindukan Wales, aku merindukan pagi hari di Wales, Jis."

"Jadi, apa keputusanmu?"

Rosé menegakkan tubuhnya, sedikit mengambil jeda untuk membuat keputusan, "Aku ikut denganmu, kita penuhi perintah Paman untuk kembali ke Wales." Katanya mantap.

Jister tersenyum kecil, tangannya terangkat mengusap lembut surai pirang Rosé, "Terima kasih, maaf jika aku menempatkanmu dalam kesulitan."

Rosé menggeleng pelan, "Tidak, jangan meminta maaf,"

[✓] THE DOCTORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang