36

544 158 35
                                    

Ku kasih double up, karena komen kalian lucu lucu 😭🙏
Happy reading, guys!

. . .

Jayden berdiri dengan resah di depan ruangan rekam medis, ini sudah jam pulangnya, pun dengan Rosé, tapi kemana gadis itu? Kenapa belum juga menampakkan diri?

"Oh, Dokter Jay?"

Jayden tersenyum kikuk saat Joy dan Edgar keluar dari ruangan, "Apa Rosé masih di dalam?"

Joy dan Edgar sempat bersitatap siratkan gurat bingung yang kentara, "Ya, Rosé sedang membereskan mejanya. Mungkin sebentar lagi dia akan keluar." Balas Edgar yang disusul anggukan oleh Joy.

Jayden menghela napas panjang, sedikit menyingkir dari depan pintu memberi akses bagi Edgar dan Joy untuk lewat, "Terima kasih, pulanglah dengan hati-hati."

"Tentu, sampai jumpa, Dokter." Pamit Joy yang langsung menyeret Edgar menjauh, karena Joy yakin Edgar berniat mengajukan pertanyaan lain pada Jayden jika saja Joy tak menyeretnya.

"Kirimkan saja padaㅡ" Rosé yang semula hendak keluar dari ruangan sambil mengobrol dengan Wendy, lantas dibuat kesal oleh eksistensi Jayden yang tepat berada di depannya.

"Aku akan mengirimnya padamu nanti malam, aku dan Chann harus pergi, sampai jumpa." Agaknya Wendy memang teramat peka, terlihat bagaimana gadis itu langsung berpamitan dan menyeret Chann pergi meninggalkan Jayden dan Rosé.

"Jika begitu aku juga harus pergi, sampai jumpa, Dokter Jay." Rosé sedikit menunduk sebelum memutuskan membawa tungkainya pergi.

Jayden menekan epitel pipinya, berbalik dan menatap Rosé yang berjalan dengan langkah lebar menjauhinya.

"Rosé!" Panggilan lantang itu telak membuat Rosé hentikan langkah, memberi kesempatan bagi Jayden untuk menyusul Rosé yang enggan menoleh ke arahnya.

Jayden menatap Rosé dari samping, gadis itu memilih menatap lurus daripada menatapnya yang jelas ada di sisi kirinya, "Rosé, aku sudah katakan bahwa aku akan jelaskanㅡ"

"Apa di wajahku ini terlihat seperti aku membutuhkan penjelasanmu, Dokter?" Potong Rosé cepat.

Jayden menghela napas berat, "Rosé, kau salah paham."

"Memang apa pentingnya jika aku salah paham ataupun tidak?" Sinis Rosé sambil melangkah pergi.

Jayden berdecak kesal, lagi-lagi harus membujuk perempuan, itu sulit baginya. Cepat-cepat Jayden kembali menyusul Rosé yang mulai masuki lift, beruntung dirinya tidak tertinggal.

"Kau cemburu?" Tanya Jayden ragu.

Rosé tertawa geli mendengarnya, "Cemburu? Apa itu sejenis makanan berlemak, Dokter?"

"Ayolah, jangan mengelak. Kau tidak mungkin marah jika kau tidak cemburu." Tuntut Jayden yang membuat Rosé geram.

Rosé arahkan pandangannya tepat pada sepasang mata hazel yang tengah menatapnya, "Aku tidak cemburu, tapi yang membuatku kesal adalah caramu membohongiku." Tekan Rosé.

Berjalan cepat bahkan nyaris berlari Rosé keluar dari lift, ia muak dengan Jayden yang seakan-akan tak melakukan apapun.

Sial, semua pria sama saja.

Grep!

Dengan cepat Rosé menyentak cekalan Jayden yang menahannya, dengan emosi yang semakin memuncak, Rosé menatap Jayden penuh amarah.

"Apalagi?!"

"Dengarkan aku dulu, Rosé!"

"Apa? Apa yang harus aku dengarkan? Apa aku harus mendengar kau pergi makan siang bersama Ivy? Kemudian lagu apa yang kau bawakan untuknya atau malah es krim rasa apa yang kau belikan untuknya?"

[✓] THE DOCTORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang