30

731 160 2
                                    

Sibuk merawat dua bayi besar, mungkin itu kalimat yang dapat deskripsikan Rosé kali ini. Yap, setelah kejadian baku hantam kemarin, Jayden dan Vee kembali masuk rumah sakit. Jayden yang sempat mendapat wejangan panjang lebar dari dokter ortopedi karena retakan tulang tangan kiri Jayden semakin parah, sedangkan Vee sendiri kakinya menjadi bengkak hingga kesulitan untuk sekedar berjalan, belum lagi lebam-lebam di wajah tampannya buat dokter geleng-geleng melihatnya. Kalau kata dokter yang tangani Vee, ada-ada saja anak muda.

Rosé kesal sebenarnya, Jayden dan Vee terus-menerus merepotkannya dengan meminta hal yang tidak penting. Seharusnya sekarang Rosé berada di rumah merawat Jister yang semalam dijahit lukanya akibat lemparan kunci roda dari Dave. Sayang, Jayden dan Vee lebih dulu membuatnya merasa sibuk.

"Rosé, aku ingin air putih." Pinta Vee pada Rosé yang sedang menyiapkan buah potong yang Jayden minta.

Rosé mengangguk, kemudian bangkit dari duduknya untuk menghampiri Vee yang berada dalam ruangan yang sama dengan Jayden.

"Air putih, bukan air mineral." Tolak Vee saat Rosé sodorkan segelas air putih padanya.

Dahi Rosé berkerut dalam, "Ini air putih, Vee."

"Air putih itu susu, itu air bening!"

Demi ubur-ubur ingin sekali Rosé tenggelamkan Vee dalam bak mandi, "Kenapa tidak katakan itu sejak awal?!"

Dengan langkah sebal Rosé berniat keluar dari ruangan membeli susu untuk Vee, namun ucapan Jayden lebih dulu menahannya,

"Hei, bagaimana dengan buahku?" Protes Jayden.

"Tidak tidak, aku haus, jadi aku lebih membutuhkan susu itu sekarang." Sahut Vee tak mau tahu.

"Jika haus minum saja air mineral yang ada di nakas."

"Sudah ku bilang aku ingin susu, bukan air mineral!"

"Jika begitu beli saja sendiri, jangan menyusahkan orang lain!"

"Kalau begitu jangan menyusahkan Rosé dan potong buahmu sendiri."

"Kau tidak lihat tangan kiriku, huh?"

"Jika begitu seharusnya kau sadar tidak perlu memakan buah potong jika kau tidak bisa melakukannya sendiri, apa salahnya memakan buah itu secara utuh?"

"Lalu, kenapa kau tidak mengaca? Jika tidak bisa membeli minuman, jangan meminta Rosé melakukannya. Minum saja apa yang ada."

Rosé menutup matanya, kemudian mengatur napasnya agar emosinya tak meledak sekarang juga. Sungguh sejak tadi Rosé sudah menahan diri mendengar perdebatan Jayden dan Vee.

"Sudah ku katakan aku ingin susu, bukan air mineral."

"Ya sudah, jika kau keras pada keinginanmu, maka aku juga begitu."

"Kau memang suka meniruku, ya?"

"Meniru katamu? Kau pikir manfaat apa yang ku dapat dari menirukanmu?"

"Kau biㅡ"

"DIAM! Suara kalian membuat telingaku panas." Rosé berjalan ke arah Jayden, kemudian mengambil piring berisi beberapa macam buah untuk ia bawa menuju Vee.

"Tanganmu baik-baik saja, jadi potongkan semua buah-buahan ini untuk Jayden. Aku tidak menerima bantahan, lakukan saja dan akan ku berikan susunya sesuai permintaanmu."

Vee ingin sekali protes, tapi Rosé tampak menyeramkan sekarang. Akhirnya Vee menerima piring berisi buah-buahan dari Rosé sambil mengangguk ogah-ogahan, "Ya baiklah, akan ku lakukan."

"Aku akan ke kantin, jangan berdebat atau ku tendang mulut kalian." Ketus Rosé sambil berjalan keluar.

Kepergian Rosé membuat Jayden dan Vee bertukar pandang, "Dia menyeramkan." Kata Jayden pelan.

[✓] THE DOCTORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang