33

597 119 18
                                    

Setelah pembahasan panjang semalam, kini berbagai usaha mulai dilakukan, seperti Jister yang melaporkan kasus tabrak lari ke pihak berwajib, Aaron dan Nick mencari pemilik kedai kopi untuk mencari tahu bukti melalui CCTV, kemudian Halton dan James membantu mencari bukti di sekitar lokasi kejadian. Kelima pria itu sepakat untuk menjalankan tugas masing-masing setelah bekerja, tidak ada lagi kata menunda karena mereka mulai muak dengan Neo yang semakin kurang ajar.

Jayden dan Vee yang sedang fokus dengan pemulihannya sebenarnya tak bisa tenang, mereka hafal betul tabiat Neo. Beberapa hari lalu James sudah babak belur, sedangkan pagi ini Aaron hampir menjadi sasaran jika saja Aaron dengan otak encernya tidak dengan cepat sengaja pergi ke kepolisian yang mau tidak mau membuat Neo mengurungkan niatnya.

Pun seperti yang lain yang disibukkan oleh urusan masing-masing, Rosé sendiri kini tengah bekerja. Jujur saja pikiran Rosé tengah bercabang saat ini, seperti Jister yang semalam menerima telfon dari kedua orang tuanya yang di Wales, kemudian rencana Hybe untuk mencari bukti tabrak lari. Sungguh Rosé tidak habis pikir dengan Neo, seharusnya mereka yang berusaha lebih keras, Yuta dan Jeffrey adalah anggota mereka, tapi mereka malah diam dan menyalahkan Hybe dengan asumsi bodoh itu.

Mata biru miliknya sesekali melirik ke arah ponsel, sejak pagi ia dilanda rasa takut jika Paman dan Bibinya ikut menghubunginya, bagaimana pun mereka berhasil menghubungi Jister, tak menutup kemungkinan mereka akan menghubungi Rosé juga. Apalagi janji yang Rosé katakan bahwa dirinya akan memberi kabar kepada Paman dan Bibinya apabila ia berhasil menemukan Jister sukses membuatnya khawatir, karena setelah pertemuannya dengan Jister dulu, tak satu pun pesan ia kirimkan pada keluarganya di Wales.

"Sial, semua pikiran ini membuatku gila." Rosé meremat kuat beberapa lembar kertas di tangannya, menyalurkan emosinya atas pikiran-pikiran yang seakan-akan siap membuat kepalanya pecah.

"Rosé, apa kau baik-baik saja? Sejak tadi kau tampaknya tidak fokus, apa sesuatu mengganggumu?" Tanya Wendy ragu-ragu.

"Benar, tak biasanya kau seperti ini." Imbuh Edgar yang diangguki oleh Joy dan Chann.

Rosé menghela napas kasar, ia beralih menatap teman-temannya secara bergantian, "Tidak ada, ini bukan sesuatu yang serius."

Wendy, Joy, Chann, dan Edgar melempar pandang satu sama lain, apa yang keluar dari mulut Rosé jelas terdengar sebuah kebohongan.

"Baiklah, jangan ragu untuk memberitahu kami jika sesuatu mengganggumu." Kata Wendy sambil melempar senyum tipis.

Rosé mengangguk singkat, "Tentu, terima kasih."

"Ngomong-ngomong bagaimana keadaan Dokter Jay, Rosé?" Tanya Edgar mengalihkan pembicaraan.

"Dia sudah lebih baik, semalam dia pulang dari rumah sakit. Mungkin sebentar lagi dia akan kembali bekerja." Jawab Rosé setelah melirik singkat ke arah kalender meja.

"Eh? Cepat sekali?"

Rosé terkekeh pelan melihat raut bingung Joy, "Dia hanya mengambil cuti seminggu, sedangkan waktunya sudah banyak habis di rumah sakit."

"Ah, kau benar." Joy mengangguk paham.

"Jadi, apa rencanamu setelah Dokter Jay kembali bekerja?"

Dahi Rosé berkerut dalam, ia menatap Chann tak paham, "Maksudmu?"

Chann tertawa kecil, kemudian melempar senyum ledekan pada Rosé, "Ayolah, bukan rahasia lagi jika kau itu dekat dengan Dokter Jay."

"Selain itu kalian biasanya makan siang bersama, apa setelah ini akan ada makan malam bersama setelah pulang bekerja?" Timpal Edgar sambil menaik-turunkan kedua alisnya.

[✓] THE DOCTORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang