43

558 155 23
                                    

Setelah kenangan yang diukir dalam waktu yang tersisa, tibalah hari di mana Rosé dan Jister harus kembali ke tanah kelahiran. Saat ini masih pukul delapan pagi, masih ada dua jam lagi sebelum keduanya pergi ke bandara.

Rumah yang tak begitu luas itu kini menampung beberapa anak manusia, suasananya cukup heboh sekaligus sendu. Para pria duduk di ruang tengah, sedangkan para gadis berkumpul di kamar Rosé.

Jane, gadis itu terus merengek pada Rosé agar Rosé mengurungkan niatnya. Dirinya sudah teramat senang kala Rosé memilih kakaknya. Jane yakin bahwa Rosé baik untuk kakaknya, Vee.

"Ayolah, Jane. Uangmu banyak, kau bisa ke Wales kapan saja." Bujuk Rosé.

Jane mencebikkan bibirnya sebal, "Kau menikah saja dengan kakakku sekarang, jadi kau tidak perlu kembali ke Wales, 'kan istri harus mengikuti suami."

Karena usulan konyol itu, Jane mendapat pukulan ringan oleh Lisa yang sejak tadi gemas mendengar rengekan Jane.

"Sudahlah! Biarkan Rosé pulang ke negaranya, dia pasti merindukan Wales, Jane."

"Benar, kita bisa berkunjung ke sana atau Rosé yang berkunjung kemari." Imbuh Zooya.

Rosé mengangguk setuju, "Nah, dengarkan apa kata Lisa dan Zooya, Jane! Inggris tetap tanah kelahiranku dan aku merindukannya. Tenang saja, aku akan mengirimkan alamatku pada kalian, jadi kalian bisa datang jika senggang."

"Janji?" Jane berikan kelingkingnya pada Rosé yang membuat Rosé tertawa gemas melihatnya.

"Aku berjanji padamu." Balas Rosé lembut.

"Ngomong-ngomong aku cukup terkejut ternyata kau berpacaran dengan Jister, tapi apa kau yakin akan menjalani hubungan jarak jauh? Itu tidak mudah kau tahu." Rosé menatap Zooya yang tersenyum teduh padanya.

"Aku yakin, Rosé. Aku mempercayainya, lagipula aku memilikimu, kau bisa melapor padaku jika Jister macam-macam." Kekeh Zooya sedikit mencairkan suasana.

"Hei, benar. Aku juga akan melaporkan kegiatan kakakku padamu." Sahut Jane semangat.

"Aish, seperti tidak memiliki kesibukan saja." Cibir Lisa yang membuat Rosé menyenggolnya pelan. Mood Jane mulai membaik, tidak lucu jika karena cibiran Lisa, Jane kembali badmood dan berujung merengek agar Rosé tetap tinggal.

"Baiklah baik, aku akan melaporkan kegiatan Jister pada Zooya, dan kau Jane, laporkan kegiatan Vee padaku, setuju?"

"Setuju!" Balas Zooya dan Jane bersamaan.

"Lalu, bagaimana denganku?" Lisa memasang raut sedih sebab merasa tak terlibat apapun.

Rosé terkekeh, ia merangkul Lisa yang duduk di sebelahnya, "Kirimkan kabar padaku bagaimana hubunganmu dengan Halton."

Lisa tertawa pelan sembari mengangguk, "Baiklah, aku akan melapor padamu."

Selain ketiga gadis itu dan para pria yang bersama Jister, teman satu pekerjaan Rosé yang tak lain adalah Wendy, Joy, Chann, dan Edgar sudah datang pagi-pagi sekali, tepatnya sebelum mereka berangkat bekerja, keempat orang itu sepakat mampir ke rumah Rosé untuk mengucapkan salam perpisahan.

"Ayo, kita harus ke bandara sekarang." Sosok RM muncul dari balik pintu.

Rosé bangkit lebih dulu, ia berkaca untuk mengecek penampilannya. Sedangkan yang lainnya dengan sigap membawa beberapa barang bawaan milik Rosé yang dikemas dalam tas. Saat Rosé menyadarinya, ia berniat mengambil alih semua tas itu agar tak menyusahkan, namun lebih dulu disela oleh Zooya,

"Ayolah, biarkan kami melakukannya. Ini tidak membebani kami, Rosé."

"Benar, ini hanya tas dan isinya." Kata Lisa menimpali.

[✓] THE DOCTORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang