58

1.1K 147 29
                                    

Zrasss!

Rintik hujan yang turun bergerombol mulai basahi bumi, buliran airnya melewati jendela meninggalkan jejak.

Tap, tap, tap!

Kala tungkai dibawa menuju jendela, sepasang mata itu menatap langit kelabu. Ini baru pukul 7 pagi, tapi hujan turun dengan derasnya.

Berbalik meninggalkan jendela, hastanya meraih bolpoin, kemudian tubuhnya bergeser pada kalender.

"18 Juli." Gumamnya setelah memberi tanda silang pada kalender.

Sosok ituㅡ Jayden duduk di tepi ranjang, "Beberapa bulan sudah berlalu sejak hari itu, tapi melepas tidak pernah semudah itu."

Jayden meraih ponselnya dari nakas, membuka kolom chat dan mulai mengetik sesuatu.

"Ah, sial." Umpatnya sembari menghapus semua pesan yang ia ketik, kemudian melempar ponselnya ke ranjang.

Jayden melirik langit yang masih gelap oleh mega mendung, "Haruskah?"

Termenung beberapa saat, akhirnya Jayden bangkit dan mengambil koper dari dalam lemari, mengambil beberapa pakaian untuk ia masukkan ke dalam koper. Merasa cukup, Jayden meraih ponselnya untuk memesan tiket pesawat, tiket dengan penerbangan paling awal menuju Las Vegas.

Ya, Jayden benar-benar menuruti permintaan James beberapa bulan lalu, James yang meminta Jayden untuk pergi dari kehidupan Rosé. Jayden mengupayakan hal itu dengan menjalani kehidupan baru di Washington, bekerja di rumah sakit baru, dan memiliki teman baru, semuanya Jayden lakukan untuk menekan rasanya pada Rosé. Jayden sadar, sebajingan apa dirinya jika ia benar-benar merebut Rosé dari Vee setelah apa yang ia perbuat.

Jayden menghubungi Athena yang sampai saat ini masih di Las Vegas sebab terikat dengan kuliahnya, sehingga kakak-beradik itu tinggal masing-masing.

"Athena, aku akan ke Las Vegas hari ini."

"Apa? Sungguh? Kau akan pulang?"

Jayden tersenyum tipis mendengarnya, jelas terdengar bagaimana Athena antusias, "Ya, jadi siapkan kamarku, ya?"

"Tentu saja, aku akan siapkan kamarmu."

"Oh iya, apa kau perlu ku jemput di bandara?"

"Tidak, aku akan gunakan taksi, lagipula aku tidak akan langsung pulang."

"Kenapa? Ah, kau ingin menemui temanmu?"

"Begitulah, aku cukup merindukan mereka." Jayden melirik singkat pada figura yang ia letakkan di atas nakas, fotonya saat di atas motor bersama Hybe.

"Baiklah, sampai bertemu nanti."

Jayden mengangguk sebagai balasan, menutup panggilannya, kemudian merapikan kamarnya sebelum ia tinggalkan. Jayden mendapatkan penerbangannya, itu akan berangkat empat jam lagi.

Jayden membuka laci nakas, mengambil barang yang baru saja ia beli tanpa alasan pasti. Sebuah jam saku yang kental dengan kesan jaman dulu. Jayden menyimpannya ke dalam satu tas kecil yang sengaja ia bawa untuk menyimpan ponsel, dompet, serta beberapa kartu identitas.

[✓] THE DOCTORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang