51

626 148 36
                                    

"Jadi, ada apa, Vee?"

Vee berdehem pelan, "Ada hal yang ingin aku obrolkan denganmu. Jika Rosé tetap di sini, apa tidak masalah? Sebab hal ini juga berhubungan dengannya."

Jayden tertawa pelan, "Tentu saja, bukan masalah jika Rosé tetap di sini, memangnya ada apa? Kau tampaknya serius, Vee."

"Jadi, begini.."

Jayden menunggu Vee berbicara, pun dengan Rosé yang memutuskan untuk menyimak.

"Apa kau masih berpikir bahwa apa yang menimpamu adalah kesalahan Rosé alih-alih salah orang tuamu dan salah Ivy sendiri?" Tanya Vee memulai bahasan.

Jayden tersenyum samar, ia menunduk sebentar sebelum menatap Rosé dan Vee bergantian, "Kalian pasti berpikir aku konyol karena menyalahkan Rosé atas semua ini. Sejujurnya keadaan ini membuatku frustasi, di satu sisi aku patah hati, tapi di sisi lain aku memikirkan kondisi keluargaku."

Jayden menghela napas panjang dan menyandarkan punggungnya pada kursi, "Aku tahu aku keterlaluan, untuk itu dengan tulus aku ingin meminta maaf, terutama kau, Rosé. Aku benar-benar menyesal untuk setiap kata dan perbuatan yang menyakitimu, aku menyesalinya. Selain itu, setelah aku datang ke gereja pikiranku mulai tenang sekarang. Aku menyadarinya, kau mengungkapkan kebenaran, meski dengan kebenaran itu aku hancur, tapi itu lebih baik daripada aku hidup dengan mata tertutup dan berlagak bahagia karena tidak mengetahui kesalahan orang tuaku. Setidaknya mereka harus bertanggungjawab sekarang."

"Rosé, sejak awal aku tidak ingin menyakitimu, tapiㅡ tapi aku sungguh buruk dalam menahan emosiku. Vee, maaf jika ini membuatmu cemburu, tapi jujur saja Rosé menempati satu posisi di hatiku, ku akui atau tidak, begitulah adanya."

"Aku tidak pernah benar-benar bisa melepaskannya, aku tidak pernah benar-benar bisa melupakannya dan kembali pada Ivy, sejatinya sebagian dari hatiku ada padanya, hanya saja aku terlalu memberatkan perasaanku pada Ivy yang lebih dulu ada."

Jayden menoleh pada Rosé dan membalas tatapan Rosé padanya, "Aku patah hati dua kali, Rosé. Karenamu, juga karena Ivy."

Rosé memalingkan wajahnya untuk memutus kontak matanya dengan Jayden, entah bisa dipercaya atau tidak, tapi Jayden sudah banyak berbohong selama ini.

"Kau mungkin tidak mempercayai ucapanku lagi, tapi tidak masalah, kau pantas bersanding dengan Vee. Berbahagialah dan maafkan diriku yang pernah berimu luka."

Rosé menggigit bibir bawahnya, Jayden agaknya tahu bahwa Rosé sulit mempercayai ucapan Jayden lagi. Sedangkan Vee sendiri berusaha setenang mungkin meski dalam hatinya ada kebakaran.

"Jadi, bisakah kita akhiri semuanya? Sebelum Jister dan Zooya bertunangan, sebaiknya kita berdamai." Kata Vee setelah beberapa saat diam.

Jayden menaikkan sebelah alisnya dengan tanda tanya, "Jister akan melamar Zooya?"

Vee mengangguk dua kali, "Begitulah, Jister sudah cukup tua, jadi ya sudah saatnya."

Plak!

"Jister akan mengomel jika mendengar kau mengatainya tua." Cibir Rosé setelah berikan tamparan pelan di lengan kiri Vee.

"Dua hari lagi orang tuaku akan disidang, aku akan kembali ke Las Vegas besok."

"Ku pikir kami akan ikut denganmu, Jay. Kami akan membantu persiapan Jister di sana dan itu akan dimulai dari sekarang." Balas Rosé yang diangguki oleh Vee.

"Begitukah? Baiklah, kita bisa naik bis pesawat yang sama nantinya."

Setelah mengobrol cukup lama, Vee dan Rosé memutuskan untuk pergi lebih dulu, sedangkan Jayden masih ingin berada di sana lebih lama lagi. Kepergian sepasang kekasih itu diikuti oleh mata Jayden, bagaimana Vee terlihat posesif dengan memeluk pinggang Rosé.

[✓] THE DOCTORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang