53

594 142 46
                                    

Sejak Jayden mengatakan bahwa kedudukan Ivy digantikan oleh Rosé, terjadi kecanggungan antara Jayden, Rosé, juga Vee. Meskipun berusaha bersikap seperti biasanya, akan tetapi kecanggungan tak dapat dihindari. Jayden dan Vee tak terlalu banyak berbicara saat bertemu. Jayden yang merasa tak enak dengan Vee, sedangkan Vee yang merasa tak nyaman saat mengetahui Jayden masih memiliki perasaan khusus pada Rosé yang menyandang status sebagai kekasihnya.

Hal itu membuat Vee mau tidak mau mempercepat rencananya, untuk itu dirinya perlu meminta izin keluarganya juga keluarga Rosé secara diam-diam. Jane sudah heboh sejak mengetahui bahwa kakaknya berniat melamar Rosé beberapa hari setelah pertunangan Jister dan Zooya, tetapi Vee meminta Jane untuk bungkam sebab itu adalah kejutan untuk Rosé.

Jane pun menurut, dirinya menyimpan rapat-rapat rahasia itu meski kerap kali hampir kelepasan. Jane sendiri dengan senang hati membantu kakaknya, seperti memilih dekor terbaik, memilih cincin, buket bunga, hadiah, dan sebagainya. Vee memiliki rencana melamar Rosé saat kedua belah pihak keluarga makan malam bersama. Ya, Vee tidak akan menunggu hari ulang tahun Rosé untuk melamarnya.

Oleh sebab itu, selain ikut membantu persiapan pertunangan Jister, Vee juga menyiapkan acaranya sendiri. Jika semakin ditunda, maka tidak akan baik, sebab bagi Vee, Jayden adalah ancaman. Dengan memasang cincin di jari Rosé berarti Vee telah berikan pukulan telak untuk Jayden agar mundur. Rosé miliknya, itulah yang ingin Vee tegaskan.

"Jane, bagaimana dengan cincin ini?"

Vee dan Jane saat ini berada di toko perhiasan, mencari cincin yang tepat untuk Rosé.

Jane mengalihkan pandangannya pada cincin yang ditunjuk oleh kakaknya, "Itu terlalu heboh, kak. Yang simple akan lebih cocok di jarinya."

Vee mengangguk paham, memindai cincin lain dengan seksama.

"Kau serius, kak, tidak menunggu ulang tahun Rosé lebih dulu?" Tanya Jane memastikan.

"Masih terlalu lama untuk itu, Jane. Aku tahu Rosé tidak akan berpindah pada Jayden, tapi siapa yang tahu bagaimana kehidupan akan berjalan? Siapa yang tahu jika nantinya semuanya akan berubah? Setidaknya aku harus mengikat Rosé dengan lebih serius." Balas Vee.

Jane mengangguk paham, "Jika dulu Jayden tidak aneh-aneh, kemudian menjalin hubungan dengan Rosé, pasti kau akan menangisinya setiap malam. Ah, apa namanya? Sad boy, ya, kau akan menjadi sad boy."

Vee berdecak kesal, memberi sentilan pelan pada dahi adiknya, "Dan kau akan menertawakan nasibku setiap hari."

"Tentu saja aku harus!" Jane menjawab dengan semangat.

"Kau memang adik kurang ajar, Jane."

"Kau juga kakak yang kurang ajar."

Vee mendengus kesal, mengeluarkan dompetnya untuk mengambil kartu debit, "Pergi sana! Kau selalu usil jika menginginkan sesuatu."

Jane tertawa pelan sambil menerima kartu yang diberikan oleh kakaknya, "Kau memang peka, terima kasih, kak."

"Jangan terlalu boros! Akuㅡ" Kalimat Vee terpotong begitu Vee menyadari Jane langsung ngacir ke outlet fashion.

"Anak itu benar-benar." Vee geleng-geleng melihatnya, gemas rasanya ingin mencekik adiknya yang sangat baik hati itu.

"Aku ambil cincin ini, berapa harganya?"

"Wah, pilihanmu bagus, Pak. Pasti wanitamu sangat cantik dengan cincin ini."

"Dengan ataupun tanpa cincin itu, kecantikannya tidak pernah bisa membuatku melupakannya barang sedetik sekalipun."

. . .

Jayden bersamaan dengan Athena masuk ke dalam ruang persidangan beberapa menit sebelum sidang dimulai. Di depan sana tampak ayah dan ibunya duduk bersandingan, kemudian tersenyum tipis saat menyadari kehadiran putra-putrinya.

[✓] THE DOCTORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang