48

568 153 23
                                    

Tanpa membawa apapun selain raga, jiwa, dan uang, Jayden menapakkan kaki di Bandara Cardiff seorang diri. Ia merasa cukup bersalah meninggalkan Athena, tetapi Jayden benar-benar tidak tahan lagi.

Kaki jenjang itu melangkah dengan terburu-buru, mencari taksi begitu keluar dari bandara.

"Bisa mengantarku ke alamat ini?" Jayden memberikan kertas berisi alamat kepada salah satu sopir taksi di sana.

Sopir itu tampak menimang, "Ini sangat jauh, untuk mengantarmu saja aku bisa melewatkan dua sampai tiga penumpang jarak dekat."

"Ayolah, tidak masalah jika kau ingin uang tambahan, tapi antar aku ke sana." Jayden tetap membujuk.

Sopir itu mengembalikan kertas alamat pada Jayden, "Pak, ini bukan tentang uang, tapi alamat ini butuh setidaknya 2 sampai 3 jam dari sini. Sedangkan aku hanya melayani penumpang jarak dekat."

Saat Jayden hampir menyerah membujuknya, seorang sopir taksi lain datang dan bertanya, "Apa yang kalian ributkan?"

"Dia ingin aku mengantar ke alamatnya, kau tahu 'kan aku hanya mau mengantar penumpang yang dekat-dekat saja?"

Sopir taksi yang lebih tua itu mengangguk dan meminta kertas alamat yang masih Jayden bawa. Setelah membacanya, sopir itu tersenyum tipis, "Ayo, kau bisa naik taksiku, Pak."

"Kau serius?" Tanya Jayden memastikan.

Sopir itu mengangguk, "Ya, tapi mungkin ongkos taksinya akan cukup mahal."

"Tidak, tidak masalah. Aku tahu itu jauh dan aku siap membayar berapapun harganya." Tentu saja karena Jayden memiliki banyak uang di dompet, kartu, bahkan ponselnya.

Dengan hati yang mulai tenang, Jayden duduk dalam bangku penumpang. Bahkan di awal-awal perjalanan, mereka sesekali mengobrol.

"Jadi, ini kunjungan pertamamu di Wales?" Sopir itu bertanya.

Jayden mengangguk dua kali, "Ya, aku ingin menemui temanku."

"Wah, selamat datang di Wales, Pak. Semoga kau bersenang-senang di sini."

"Terima kasih."

Jayden memfokuskan perhatiannya pada bangunan-bangunan yang berjejer di sepanjang jalan yang ia lalui, "Wales kota yang indah, ya?"

Sopir itu tertawa kecil mendengarnya, "Benar, turis sering mengatakannya, ku sarankan kau tinggal lebih lama di sini."

"Baiklah, akan ku coba lain kali."

Setelah merasa puas dengan pemandangan yang ia lewati, Jayden yang merasa mengantuk memutuskan untuk tidur.

"Pak, apa tidak masalah jika aku tidur sebentar?"

Sopir itu mengangguk, "Tidak masalah, tidurlah selagi perjalanan. Aku akan membangunkanmu saat tiba."

"Terima kasih."

Dengan mata yang semakin memberat, Jayden terlelap dengan mudah. Menjelajahi alam mimpi sementara taksi tetap membawanya sampai ke tujuannya, kediaman keluarga Jister.

. . .

Rosé turun dari lantai dua berniat mencari camilan. Sebentar lagi jam makan siang, tetapi perutnya sudah sangat lapar akibat melewatkan sarapan pagi. Mata biru laut itu menilik sekitar, memastikan bahwa orang yang ia hindari tidak ada di sana.

"Untung saja." Rosé bernapas lega dan melanjutkan langkah menuju dapur.

"Apa yang untung?" Sahut Vee dari belakang.

[✓] THE DOCTORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang