55

605 139 50
                                    

Pesta outdoor dengan nuansa putih dan hijau mint itu resmi dibubarkan, ditunjukkan dengan terbangnya beberapa lampion harapan. Lampion-lampion itu terbang semakin tinggi, terkadang ke kanan, kemudian ke kiri, mengikuti arah angin yang tak menentu.

Satu-persatu tamu meninggalkan tempat, tempat yang mulanya ramai perlahan sepi. Meja, kursi, termasuk sisa hidangan yang telah disajikan mulai dibereskan oleh tim, sebab dengan menggelar acara di luar gedung berarti klien dan tim harus sepakat menjaga lingkungan sekitarnya tetap bersih.

Vee menoleh pada Rosé yang berdiri di sampingnya, "Bergabunglah dengan yang lain, aku akan menyusul." Katanya pada Rosé.

Vee membawa tungkainya hampiri Nielsen dan Teressa, "Paman, Bibi, aku benar-benar minta maaf atas kelancangan ini, akuㅡ"

Nielsen menepuk bahu Vee, "Tidak apa-apa, Nak. Hanya saja jika kau mengatakannya sejak awal, aku akan membuatkan pesta yang lebih meriah untuk Jister dan Zooya, juga kau dan Rosé."

"Lagipula aku tidak khawatir jika pemuda itu kau, terima kasih sudah mencintai keponakanku." Lanjut Nielsen.

"Setelah Jister dan Zooya menikah, bawa orang tuamu ke Wales untuk membahas pernikahan kalian, ya?" Imbuh Teressa.

Vee mengangguk dua kali, "Baik, Bi, aku akan mengingatnya."

"Bergabunglah bersama temanmu dan pulang, pesta sudah berakhir." Titah Nielsen.

"Baik, Paman."

Sementara Vee mengobrol dengan Nielsen juga Teressa, lain halnya dengan Rosé yang mengalami situasi menyebalkanㅡ digoda habis-habisan oleh teman-temannya. Rasa-rasanya Rosé ingin menjahit semua mulut itu.

"Oh, dia datang, dia datang!" Lisa bersorak heboh saat Vee hendak bergabung bersama mereka.

"Cukup menggoda calon istriku seperti itu! Kita harus pulang, tapi jika kalian ingin menginap di taman ini juga tidak masalah." Vee menggandeng Rosé meninggalkan teman-temannya.

Lain dengan teman-temannya yang sibuk menyoraki Vee, James justru diam dalam lamunannya. Ia menatap punggung sepasang kekasih yang baru saja bertunangan itu, meski jaraknya semakin jauh pun James tetap tak melepas pandangannya. Bahkan saat Jane dan Lisa berpamitan pun James tak menyadarinya sebab sibuk dalam lamunan.

"James, kau dengar tidak?" Halton menepuk bahu James karena tidak memberi respon apapun saat Nick memberi usulan.

Aaron berdecak pelan, "Dia melamun."

James yang tersadar lantas tertawa canggung, "Maaf, aku sedang memikirkan sesuatu. Ada apa?"

"Kita akan mampir ke basecamp untuk minum-minum, kau ikut tidak?" Halton mengulang ide Nick sebelumnya.

"Anggap saja ini pesta kedua untuk merayakan pertunangan Jister dengan Zooya juga Vee dengan Rosé." Sambung Halton.

James mengangguk ragu, "Kalian duluan saja, aku akan menyusul."

"Baiklah, jika kau bertemu Jayden, ajak sekalian dia. Entah kemana anak itu." Nick menghela napas panjang.

"Jister dan Vee tidak ikut?"

Aaron berikan gelengan pada pertanyaan James, "Mereka sibuk menjadi budak cinta."

Halton tertawa geli mendengarnya, "Tapi, aku akan coba hubungi mereka barangkali ingin bergabung, terutama Vee, aku ingin mendengar alasannya setelah secara tiba-tiba melamar Rosé."

"Kau benar, dia harus hadir." Balas Nick yang merasa setuju dengan Halton.

"Sudahlah, ayo pergi!" Aaron meninggalkan taman lebih dulu, disusul oleh Nick, Halton, juga James.

[✓] THE DOCTORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang