42

552 149 27
                                    

Jayden berdiri di balkon rumahnya seorang diri, pandangannya tertuju pada bulan yang tengah bertahta malam ini. Angin beberapa kali berhembus menerbangkan rambutnya yang mulai memanjang. Sudah sejak lima belas menit yang lalu, tatapannya masih terkunci pada bulan dengan pikirannya yang acak-acakan.

Jayden menghela napas panjang, ia duduk di pembatas balkon menghadap ke sisi rumah. "Aku tidak tahu jika akhirnya akan seperti ini."

"Ku pikir aku mampu mendapatkannya, tapiㅡ sudahlah! Vee lebih pantas untuknya."

Tangan kiri Jayden mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celananya, jarinya menggeser foto demi foto Rosé yang tersimpan dalam galerinya.

"Aku ingat betul bagaimana menyebalkannya kau dulu saat kita bertemu di jalan, kau mengikutiku, dasar konyol." Jayden tersenyum kecil.

"Rosé, aku tahu kau pasti muak denganku, aku tahu aku plin-plan, tapi jika kau bersama Vee, aku yakin kau akan bahagia, sebab aku tahu bagaimana karakter Vee."

"Aku mungkin mencintaimu, tapi Ivy..."

Jayden tak melanjutkan kalimatnya, ia memilih menyimpan kembali ponselnya dan menengok menatap bulan.

"Kau masih mencintainya?" Sahut Athena dari dalam.

Jayden menoleh ke sumber suara, Athena berjalan ke arahnya dengan piyama beruang dan rambut dicepol asal.

"Kenapa belum tidur?" Tanya Jayden.

Athena menggeleng pelan, ia duduk di sebelah kakaknya di pembatas balkon. "Aku baru saja menyelesaikan tugasku."

"Kau belum menjawab pertanyaanku, kak. Kau masih mencintainya?"

Jayden mengernyit, "Siapa yang kau maksud?"

"Ivy tentu saja."

"Ya, aku masih mencintainya. Aku mencintai Ivy, tapi aku juga mencintai Rosé. Aku ingin memilih Rosé, tapi aku tidak bisa melepaskan Ivy."

Tawa Athena yang mengudara membuat Jayden bingung dengan adiknya, sebab menurutnya tak ada yang lucu dalam kalimatnya.

"Aku tidak habis pikir denganmu. Baik, kau mencintai Ivy, tapi pertanyaanku apakah Ivy membalas perasaanmu? Kau sadar tidak bahwa saat ini kau itu hanya dimanfaatkan olehnya untuk pulih dari lukanya?"

"Aku sadar, Athe. Tapi, itu bukan masalah bagiku."

"Hah, bodoh!"

"Katakanlah kau membantunya dengan alasan kemanusiaan dan alasan itu kau gunakan untuk menutupi cintamu padanya, tapi di saat Rosé mencintaimu, kenapa kau tidak bisa mencintainya balik?" Athena melanjutkan ucapannya.

"Aku mencintainya, Athe!"

"Tapi, Ivy tetap prioritasmu, bukan? Bukankah Rosé hanya tokoh figuran di hidupmu?"

Jayden mengacak rambutnya kasar, ia bangkit dari duduknya dan sedikit mengambil jarak dengan Athena.

"Kak, aku tidak bermaksud ikut campur urusan percintaanmu, tapi aku sebagai perempuan tidak habis pikir denganmu. Kau pria kak, ucapanmu menunjukkan derajatmu, tapi apa? Kau mengatakan ini, kemudian kau mengatakan itu. Dulu kau memiliki pendirian, tapi kemana larinya pendirianmu sekarang?"

"Sejak awal seharusnya kau memantapkan dirimu. Meskipun kau pernah ditolak oleh Ivy, tapi jika kau masih ingin memperjuangkan dan mempertahankan perasaanmu, maka jangan beri celah bagi perempuan lain untuk masuk dalam hidupmu! Jangan berikan afeksi yang membuatnya menyukaimu!"

Athena mengambil jeda, ia menatap lamat punggung tegap kakaknya, "Setidaknya pikirkan jika adikmu ini berada di posisi Rosé, apa sebagai kakak kau akan terima jika aku menerima ribuan omong kosong dari pria yang aku cinta? Tidak, bukan? Jika begitu kenapa kau marah saat Jister bilang dia akan melindungi Rosé? Bukankah itu tugas seorang kakak pada adiknya?"

[✓] THE DOCTORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang