Sudah dua hari semenjak jisung membuka matanya dan sejak itu pula sifatnya berubah.
Tidak ada senyum diwajahnya, tidak akan bicara jika tidak ada yang mengajak nya berbicara, dan dia tidak akan segan segan menghukum orang yang mengganggunya.
Seperti pagi ini sudah terjadi keributan yang terjadi didalam kamarnya.
"Apa kau tidak becus menjadi pelayan hah! "Ucap jisung setelah melemparkan cangkir teh yang semula dibawa oleh pelayan itu.
" Am mmpun PP pangeran hiks h hhamba salah "
"Ada apa ini? "
Wendy datang tepat ketika jisung hendak mencaci pelayan itu tadi.
Walaupun sifat jisung berubah tapi jisung tidak akan bisa melawan jika sudah berhadapan dengan ratu dan kedua hyungnya.Wendy melihat ke sekitarnya dan menemuka nampan makanan yang sudah berserakan di lantai, ini sudah terjadi beberapa kali.
Wendy menghela nafas kasar sebelum menyuruh pelayan tadi keluar dan membawa makanan baru untuk jisung.Wendy berjalan kearah jisung dan tersenyum mengelus rambut jisung namun diam diam Wendy juga mengeluarkan sihirnya agar jisung sedikit tenang.
"Mau ikut ibu hhmmm, sepertinya putra ibu butuh sedikit untuk menenangkan pikiran"
Wendy tersenyum saat jisung membalas tatapannya sebelum menganggukan Kepala.
Wendy membawa jisung ke salah satu gazebo yang ada di dekat danau mungkin dengan ini jisung bisa meredamkan emosinya yang tidak bisa di kontrol.
"Kenapa memarahi pelayan tadi hhmm"
Jisung menoleh sejenak kemudian kembali fokus pada danau yang ada didepannya.
"Dia tidak becus melayani ku" Ucapnya datar.
"Ibu tidak melarangmu memarahinya tapi jangan menggunakan kekerasan jika kesalahannya hanya sederhana hhmm"
Wendy tau dari raut wajah jisung, anak itu sedang mengontrol amarah nya dilihat dari tarikan nafasnya yang sangat dalam.
Wendy kembali mengelus pundak jisung dan diam diam menyalurkan energi positif.
"Makananmu datang, ibu akan menemanimu makan sampai habis, bukankah setelah ini kau akan belajar dengan ayahmu"
Jisung hanya menurut saat tangannya kembali ditarik oleh ibunya.
Bahkan jisung tidak tau jika Wendy adalah ibu tirinya karena saat dia sadar dia hanya tau ayah ibu dan kedua hyungnya."Tiga hari lagi kita akan pergi ke kerajaan timur" Jaehyun menatap jeno dengan serius.
"Apakah ada masalah ayah? " Alpha muda itu heran pasalnya tidak ada acara atau apapun yang berkaitan dengan Kerajaan timur saat ini.
"Kita kesana untuk meminta putra omega mereka untuk mu pangeran" Taeyong menjawab pertanyaan jeno yang sukses membuat jeno sedikit terkejut.
Jeno terdiam namun dalam hatinya dia seperti mendapatkan kemenangan.
"Jisung.....omega manis sayangnya menjadi kelinci percobaan ayahnya sendiri, tapi lihat saja nanti dia akan tunduk di bawah ku dan aku akan menghilangkan sifat itu dari dirinya" Batin jeno
Pasangan alpha omega itu sedikit bingung melihat jeno yang tiba-tiba tersenyum sendiri.
"Pangeran apa kau bersedia? "
Pertanyaan dari ayahnya sukses membuat jeno tersadar dari lamunannya.
"Aku terserah kalian, lagi pula siapa yang akan menolak omega manis seperti pangeran jisung"
"Lihat saja saat kau tidak bisa berbuat apa apa dibawah kendaliku"
"Jisung kau tidak istirahat? Ini sudah malam"
Jisung menoleh saat ada yang berbicara pada-Nya.
"Maaf sehun hyung, jaemin hyung, tapi aku masih belum mengantuk"
"Tapi angin malam tidak baik untukmu jisung, lebih baik sekarang kau masuk dan lekas tidur" Bukan sehun yang berbicara melainkan jaemin.
"Tap..... "
"Masuk kekamarmu park jisung" Sedikit ada penekan yang membuat jisung sedikit takut sehingga dia segera melangkah pergi dari pinggir kolam itu.
Setelah kepergian jisung sehun dan jaemin hanya terdiam.
"Dia bisa kembali asalkan ada orang yang bisa melepaskan kalung itu dari tubuhnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
eternal kingdom ( End )
Hombres Lobo"aku tidak mau!! hiks" "ayah ibu hiks aku mau pulang" "mereka bukan orang tua mu " "diamlah atau aku tidak akan pernah bersikap lembut omega" #bl mpreg 18+ #nosung