16

375 40 15
                                    


Teror cinta tapi mengancam dari Hae In untuk Jisoo itu sebenarnya sudah Jisoo terima sejak peristiwa tangan Chaeyoung terjepit, tapi Jisoo pendam. Karena pikir Jisoo, itu teror biasa saja. Teror yang hanya akan hilang dalam hitungan hari.

Tapi kali ini Jisoo salah. Teror itu berlanjut bahkan hingga hari ini. (hari ini hari apasih?) wkwk

Ketika Jisoo diberitahu tentang profil Hae In dan obesesinya, Jisoo merasa sangat frustasi, pasalnya dia selalu kecolongan dapat paket dari Hae In tapi enggan juga mengadu pada Chaeyoung.

Karena sebisa mungkin Jisoo berpikir positif "Mungkin nanti juga gak gini, dia cuman suka berlebihan aja. Mungkin juga musiman, bakalan berhenti kalo udah nemu yang lebih OK" batin Jisoo.


Namun perlahan pemikiran positif nya itu terkikis oleh tindakan Hae In yang semakin berani saja.



Jisoo tidak ingin Chaeyoung tahu, karena semakin hari perasaannya pada prianya itu semakin bertambah dan semakin tak ingin kehilangan. Jisoo tak ingin Chaeyoung salah paham, tapi jika tidak jujur?? (yakin chaeyoung gak marah?) haha

Jisoo masih berpikir bagaimana cara memberitahu Chaeyoung? Tapi takut juga jika Ia mengadu pada pria nya, keadaan malah jadi tak karuan.

Tapi munculah ide Jisoo, bagaimana jika menjadikan teror ini tuntutan tambahan untuk Hae In? Aaaaaha ide cemerlang Jisoo (batin nya bersorak)

"Chaeyoungie...." panggil Jisoo

"Ya, nona?" jawab Chaeyoung

"Aku ingin mengatakan sesuatu, tapi berjanjilah kau tak akan marah." ucap Jisoo sedikit manja

"Apa itu nona?" tanya Chaeyoung penasaran

"Hmmmmmmm sebenarnya...." ucap Jisoo gantung sedikit gelisah

"Sebenarnya? Sebenarnya apa nona?" tanya Chaeyoung mengerutkan dahinya

Jisoo menunduk "Sebenarnya beberapa hari ini, aku menerima makanan dan paket." ucap Jisoo

"Ya, lalu?" lanjut Chaeyoung

"Paket dan makanan nya itu dari Hae In ssi.... (hening sejenak)
Ah, Itu sebenarnya aku baru mengetahuinya tadi. Ya, baru tadi. Kupikir kau atau mommy yang mengirimnya. Tapi aku salah setelah bertanya pada mommy." ucap Jisoo

Rahang Chaeyoung mengeras, tangannya mengepal kesal, wajah yang tadinya sedikit santai dan tersenyum, kini berubah menjadi wajah dingin tanpa ekspresi.

"Sudah sejak kapan nona?" tanya Chaeyoung dengan nada datar

"Sebenarnya, sejak tanganmu terjepit." jawab Jisoo pelan

"Sudah lumayan lama ternyata, kenapa kau tidak memberitahuku nona?" tanya Chaeyoung

"Aku tak memberitahumu karena aku sedikit takut kau salah paham, aku takut kau berpikir aku memberinya harapan." jawab Jisoo

"Kau tahu nona, justru dengan kau bersikap seperti ini lah yang membuatku berpikir kau menikmati perhatian nya. Diam diam menerima paket hadiah darinya bahkan makanan kesukaanmu saja ia tahu." ucap Chaeyoung kecewa

Chaeyoung berdiri dari duduk nya di sofa

"Aku tau aku tak berhak untuk melarangmu menerima atau bahkan menolak apapun yang orang lain berikan padamu, tapi setidaknya mulai saat ini dan kedepannya kuharap kau menghargaiku sebagai pengawal pribadimu. Karena jika sampai sesuatu terjadi padamu karena orang asing yang lolos dalam pengawasanku, aku tak bisa memaafkan diriku sendiri.  Tuan dan Nyonya Kim bahkan Ayahku menaruh kepercayaan padaku untuk menjagamu.
Jadi, mulai saat ini..... tak apa jika kau menyukai pria itu nona, tapi setidaknya hargai aku sebagai pengawalmu." ucap Chaeyoung

Air mata Jisoo menetes mendengar ucapan Chaeyoung
Saat Ia mendongakkan kepalanya untuk menatap Chaeyoung.....


"Aku permisi nona, aku tunggu di mobil saja. Maaf aku terlalu lancang menunggumu disini sebelumnya." ucap Chaeyoung membungkukkan badan nya dan melenggang pergi dari ruangan Jisoo

Hancur, begitulah hati Jisoo saat ini. Mendengar kata kata Chaeyoung yang sangat menyakitkan.
Jisoo aku ia salah, dan tidak ingin selalu memendam kesalahan nya.

Tapi, jujur juga membuatnya sakit. Kata kata Chaeyoung semua benar, Jisoo sudah tak menghargainya. bahkan terlihat seperti Jisoo menganggap Chaeyoung tidak ada dihidupnya. Padahal pria itu bahkan rela melakukan apa saja untuknya.

Saat dalam perjalanan turun untuk menuju area parkir, Chaeyoung bertemu lagi dengan Jennie. Jennie yang terlambat untuk beristirahat karena pekerjaan yang menumpuk dan memilih jam istirahatnya diundur.

"Chaeyoung?"  Jennie

Chaeyoung menoleh

"Nona Jennie"

"Kau mau kemana?" tanya Jennie

"Aku mau bermain dengan asap nona" jawab Chaeyoung

"Kau merokok?" tanya Jennie

"Tidak sesering dulu nona. Kau sendiri mau kemana? Bukankah jam makan siang sudah lewat 2 jam lalu?" tanya Chaeyoung

"Oh, ada beberapa laporan yang harus ku perbaiki sebelum menyerahkannya pada Nona Jisoo, jadi aku mengundur jam makan siangku" jelas Jennie

"Kau sudah makan Chaeyoung ssi? kalau belum bagaimana jika makan siang bersamaku?" tanya Jennie

"Aku sudah makan nona, kau saja yang makan. Tidak baik menunda nunda makan, kau bisa sakit nanti." ucap Chaeyoung

Sampai di lantai bawah, mereka berjalan berdampingan menuju keluar gedung. Chaeyoung memilih pergi ke area taman.
Chaeyoung dan Jennie berpisah ketika diluar gedung

"Aku akan ke kafe sebrang" ucap Jennie

Chaeyoung membungkukkan badan nya
"Selamat makan nona"

Sebatang rokok Chaeyoung nyalakan dan hisap di area taman. Pikiran Chaeyoung terlalu rumit, hatinya bahkan sakit. Mengetahui dirinya seperti tak dianggap ada oleh Jisoo. Padahal meskipun Jisoo tak menganggapnya sebagai pria, Chaeyoung ingin setidaknya Jisoo menganggap dirinya sebagai pengawalnya. Pengawal pribadinya. Tapi jika seperti yang Jisoo lakukan itu, Chaeyoung merasa dirinya tak berguna.

Tak terasa sebatang rokok pun habis ia hisap, melihat jam ditangan nya pun masih lumayan lama juga menunggu jam pulang.
Ia mengeluarkan lagi sebatang rokok untuk di hisap, kali ini Chaeyoung membuka Ponsel nya juga untuk membaca sesuatu dan menambah wawasannya. Setidaknya ia juga memanfaatkan waktu luang untuk belajar. (anak rajin)

Jennie sudah selesai dengan makan siangnya dan kembali ke kantornya, tak sengaja ia melihat Chaeyoung yang duduk di taman dengan rokok nya.

"Ah, Chaeyoung..... kau tampan sekali, sangat tampan dan maskulin" batin Jennie mengagumi Chaeyoung dari jauh

Chaeyoung sedang serius dengan ponselnya, tak sadar jika Jennie tiba tiba sudah duduk di sampingnya.

"Serius sekali, kau sedang apasih?" tanya Jennie

Chaeyoung kaget dan menoleh kearah Jennie

"hmmmmmm... kau mengagetkanku nona, aku sedang membaca. Membaca apa saja yang bisa menjadikanku pintar" canda Chaeyoung

Jennie tersenyum "Kau lucu, apa membaca pamflet juga bisa menjadikanmu pintar?" tanya Jennie penasaran

"Sepertinya jika pamflet itu berisi rumus matematika....... kenapa tidak?" canda Chaeyoung

Mereka berdua tertawa lepas di taman membahas hal yang tidak begitu penting.
Obrolan ringan mereka berlanjut asyik dan terlihat nyaman satu sama lain.

Dan tanpa Chaeyoung dan Jennie sadari, ada seseorang yang melihat canda tawa mereka dengan hati yang sakit. Sangat sakit, hingga air matanya tak mampu ia tahan.

Ya.... kalian benar, yang melihat Jennie berduaan dengan Chaeyoungnya itu Jisoo.

Jisoo kembali keruangan kerjanya dengan hati yang hancur, Ia tahu ia salah. Tapi untuk melihat Chaeyoung bersama orang lain itu sangat menyakitkan.



udah dulu yaaaa nyicil kek emak  emak nyicil  panci yekan.

bye

My BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang