Tangisan Jisoo semakin menjadi mengingat kejadian kejadian manisnya bersama Chaeyoung. Jisoo sangat merindukan prianya.
Pekerjaan nya pun terbengkalai, pikirannya dipenuhi oleh Chaeyoung.Ia tak sanggup jauh dari Chaeyoung, dan barusan yang ia lihat malah Prianya itu sedang berbincang dan tertawa nyaman dengan Jennie. Karyawannya yang memang terkenal cantik dan seksi itu.
Tapi, setelah Jisoo merasa lelah menangis, Jisoo berpikir keras.
Jisoo tidak ingin Chaeyoung meninggalkannya, bahkan membayangkannya saja Jisoo enggan."Sakit memang, tapi aku harus lebih dewasa menyikapinya, disini aku yang salah bukan Chaeyoung. Semua yang Ia katakan benar, aku terlalu egois dan memikirkan kepentinganku bahkan hingga mengabaikan perasaannya." batin Jisoo
Jisoo sedikit berdandan lagi karena make up sebelumnya tersapu oleh air matanya.
"Aku harus lebih cantik dari Jennie, Chaeyoung tak boleh meninggalkanku. hmmm Tidak !" ucap Jisoo pada dirinya di depan kaca
Tok Tok Tok
Jisoo buru buru merapikan make up nya "Masuk"
"Maaf nona mengganggu, tapi saya baru mendapat kabar bahwa ada meeting dengan Mr.Bae nanti malam pukul 7 malam." ucap sekretaris Jisoo
"Lho? Bukannya meetingnya besok siang?"
"Iya nona, tapi maaf barusan saya mendapat kabar kalau besok siang Mr.Bae tidak bisa. Karena ada kepentingan diluar dugaan katanya" ucap sang sekretaris
Jisoo lemas dan mempoutkan bibirnya "Padahal rencananya aku akan...... Gagal sudah" gumam Jisoo
"Aku harus pulang, ganti baju dan meeting" keluh Jisoo
Waktu sudah menunjukan pukul 17.15
Jantung Jisoo berdebar, perasaan nya tak karuan karena rasa bersalah, takut dengan perubahan sikap Chaeyoung yang dingin, dan canggung pastinya.
Dan yang paling utama itu.... Rindu, Jisoo sangat merindukan Pria itu. Jisoo bahkan merindukan helaan nafas Chaeyoung di depan wajahnya.Jisoo mulai membereskan meja kerjanya, dan keluar dari ruangan kerjanya. Saat keluar sari ruangan nya, Ia melihat Jennie yang akan pulang juga.
Mereka berada dalam satu lift. Hening.
Tak ada yang membuka suara, kejadian tadi siang pun terputar kembali dalam pikiran Jisoo, membuat Jisoo kurang nyaman dan agak sesak. Namun sebisa mungkin Jisoo menahan nya
Mobil Jisoo dan mobil Jennie terparkir bersebelahan, membuat Jisoo semakin tak karuan saja.
Ketika Chaeyoung hendak membukakan pintu untuk Jisoo di kursi belakang, Jisoo melewatinya dan membuka pintu depan. Jisoo ingin duduk disamping Chaeyoung meskipun hatinya sedang tak karuan.
Chaeyoung menghela nafas kasar dan masuk kedalam mobil
"Malam ini aku ada meeting jam 7 malam" ucap Jisoo tanpa menatap Chaeyoung di sampingnya
"Ya, nona" jawab singkat Chaeyoung
Itulah percakapan terakhir mereka, karena setelah percakapan tersebut tak ada yang bersuara. Jisoo sesekali meneteskan air matanya tanpa memalingkan wajahnya dari jendela.
Selalu kata kata Chaeyoung yang membuatnya merasa bersalah dan apa yang ia lihat di taman yang terputar jelas dalam ingatannya.
Chaeyoung fokus menyetir tanpa berkata apapun, sesekali memperhatikan Jisoo yang tengah menyeka air matanya.
"Kenapa dia? Apa yang membuatnya begitu sedih hingga menangis begitu? Apa kata kataku tadi terlalu kasar padanya? Ah Bodoh sekali Chaeyoung! Kau tidak ingin ia disakiti orang lain tapi malah kau sendiri yang membuatnya menangis? Sangat bodoh" batin Chaeyoung