53

266 30 34
                                    

Jisoo membawa Chaeyoung ke apartemen pribadinya, apartemen yang sebenarnya sudah sejak lama Ia miliki. Tapi hanya dijadikan tempat pelarian sewaktu ngambek ngambekan sama mommy dan daddy nya dulu.. waktu masih royal.



Jisoo memanggil dokter juga buat periksa Chaeyoung. Dokter memberikan beberapa obat dan vitamin untuk pria yang tengah terbaring lemah di ranjangnya.




Jisoo dengan setia menunggu kekasihnya, memainkan jari jari kekasihnya. Membawa tangan pria itu menyentuh perutnya agar calon anaknya merasa disapa sang ayah.



Mata Jisoo memanas ketika melakukan itu. Jisoo sangat merindukan kekasihnya, kekasih yang baik hati dan selalu menyentuhnya dengan hangat dan penuh cinta. Kini...... Ia merasakan hal yang berbeda, Chaeyoung menjadi dingin bahkan tidak ingin melihatnya. Tatapan matanya bahkan kosong seperti tidak bernyawa. Hati Jisoo benar benar hancur ketika mendengar kata kata itu keluar dari mulut kekasihnya secara langsung.



Jisoo mengusap kepala prianya hingga tak terasa air mata Jisoo jatuh. Jisoo menunduk dan memejamkan matanya. Membayangkan hal hal yang bahkan tak pernah Ia bayangkan sebelumnya. Chaeyoung membencinya? Secara tiba tiba? Dikala Jisoo kehilangan orang yang sudah Ia anggap seperti ayahnya juga? Ada apa sebenarnya? begitulah pertanyaan pertanyaan yang memenuhi kepala Jisoo saat ini.




Chaeyoung mulai membuka matanya, menyesuaikan pandangannya dengan pencahayaan di sekelilingnya. Dan ketika melihat kearah samping, Ia melihat Jisoo sedang menunduk? Ia menangis? Chaeyoung mengerutkan dahinya


Mengangkat tangannya untuk mengusap kepala Jisoo. Jisoo yang kaget krena sedang menangis dan memejamkan matanya, merasa kepalanya tengah di usap oleh tangan seseorang. Jisoo mengangkat kepalanya dan memandang prianya yang kini menatapnya penuh kesedihan.



Chaeyoung tetap mengusap kepala Jisoo namun Jisoo menghentikan kegiatan prianya dengan memegang tangan besar prianya dan menuntun tangan itu menuju bibirnya. Jisoo menciumi tangan Chaeyoung yang berada dalam genggamannya





Chaeyoung berusaha untuk duduk dan Jisoo membantunya.

"Kita dimana sekarang?" tanya Chaeyoung

"Kita ada di apartemen pribadiku" jawab Jisoo

"Kau memiliki apartemen sendiri? Sejak kapan? tanya Chaeyoung lagi

"Sudah lama, tapi aku jarang kesini. Hanya jika sedang marahan sama daddy aja." jawab Jisoo tanpa mengalihkan pandangan dari wajah tampan kekasihnya yang sekarang sedikit lebih pucat.


Chaeyoung mengangguk dan memperhatikan Jisoo yang selalu memperhatikan gerak geriknya.

"Kemarilah..." ucap Chaeyoung menepuk nepuk tempat disampingnya untuk diduduki Jisoo


"K Kau tidak marah atau membenciku? Kemarin kau bahkan tidak inging me......" ucap Jisoo terputus

"Ssssttttt.... kemarilah.. cepat...," ucap Chaeyoung yang membuat Jisoo bingung namun menghampirinya.

Setelah Jisoo menaiki ranjangnya dan duduk disebelah Chaeyoung, Chaeyoung memegang erat tangan Jisoo dan menciuminya.


"Maaf..... Maafkan aku, aku seharusnya tidak berkata seperti itu. Aku seharusnya menemanimu dan tidak meninggalkanmu sendirian kemarin. Maafkan aku..." ucap Chaeyoung

Jisoo yang benar benar merindukan kekasihnya pun menangis. Air matanya tak mampu Ia tahan, Chaeyoung benar benar merasa bersalah sekarang. Ia memeluk wanita yang berada disampingnya dan menciumi kepala Jisoo.

"Maafkan aku, kepalaku dipenuhi oleh pikiran buruk kemarin. Aku goyah dengan kata kata itu tapi setelah kupikir pikir, aku bahkan tidak bisa untuk tidak melihatmu. Aku bodoh tapi aku terlalu mencintaimu. Sungguh tak tahu malu bukan?" ucap Chaeyoung lemas.

My BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang