Pilu menyembur keluar masing-masing tubuh beruntung yang dapat menyelamatkan diri dari peperangan kedua dalam waktu yang singkat. Seluruh wilayah Kerajaan Korrona runtuh dan jatuh ke tangan Kerajaan Treaston. Kini, pertahanan terakhir Nazrrog berada di tangan Kerajaan Allandor yang menjadi pembatas aman ke wilayah timur.
Api masih dapat terlihat meski dari jarak yang sangat jauh. Kepulan asap berwarna abu-abu yang pekat menutup hari yang cerah dengan sangat dini. Hari sudah terlihat malam meski sekarang masih siang hari, itulah kelamnya hasil dari peperangan.
"Sungguh disayangkan," kata Enchantress. Dia memalingkan wajah secepat pandangannya ke arah yang ditatap oleh Audr.
"Kami tidak bisa berbuat banyak," ujar Audr menimpali. Tatapannya masih tertuju ke arah barat dengan sangat mantap, dari matanya bisa disimpulkan bahwa kekecewaan menyelimuti tatapan tersebut. Perlahan, luka-luka di tubuhnya sembuh dengan sendirinya karena sihir yang berada di sekelilingnya.
Benar, mereka berada di Hutan Hermifell—atau yang biasa dikenal dengan Hutan Terlarang. Audr membawa sebagian kecil prajurit dan orang-orang yang dapat ia selamatkan dari Korrona menuju hutan tersebut.
"Setelah Korrona, mereka akan segera bergerak ke Allandor untuk mengamankan seluruh wilayah barat."
"Ya, kami menyadari itu, Igvir. Kau sudah mengatakannya berulang kali." Audr mendesah lelah sebelum melanjutkan kalimatnya. Bahkan dua relik yang ia miliki tidak dapat membantu Korrona sedikit pun dan tetap kalah. "Kita butuh keajaiban untuk dapat memenangkan peperangan dengan Treaston."
Enchantress mengalihkan tatapannya ke Igvir yang sudah lebih baik sejak dia datang kemari. "Dan ketika mereka menyadari hutan ini memegang salah satu relik yang mereka cari, maka ramalan itu akan semakin cepat terwujud."
Igvir berdiri kaku tepat ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Enchantress. Relik? Relik apa? Kristal lain? "Relik? Relik apa?" tanya Igvir dengan nada getir. Kalau apa yang dikatakan Enchantress benar, maka kelangsungan hutan ini pun tidak akan bertahan lama. Igvir tahu apa yang dapat dilakukan Magnus dan Elite Thirteen, jadi wajar saja kalau dia tiba-tiba khawatir.
Makhluk yang hanya terdiri dari tulang itu mendekat ke arah Igvir. Tatapan dari rongga mata yang kosong itu seolah dapat menatap jauh ke pikiran Igvir yang dengan ragu mundur beberapa langkah ketika Enchantress sudah cukup dekat di hadapannya.
Namun, Enchantress tak kunjung memberikan jawaban.
Audr memandang sekitar untuk kembali memastikan di tempat ini tidak ada siapa pun. "Jubah Ataraxia (Robe of Ataraxia)," suaranya mengalihkan tatapan Igvir kepadanya, menyirnakan sedikit rasa takut yang muncul dari keberadaan Enchantress. "Relik itulah yang menyembunyikan rupa asli dari Hutan Hermifell. Dan ketika Pohon Leluhur dihancurkan, relik itu akan muncul menjadi sebuah jubah."
Igvir tertegun. "Seperti yang terjadi pada Oracle."
"Aku khawatir bahwa itu benar," Enchantress kembali bergerak ke singgasana ternyamannya dan mulai berpikir. "Beruntung untuk kita, hutan ini juga merupakan salah satu dari dua fundamental sihir yang ada di Nazrrog, jadi kita akan aman hingga mereka benar-benar menyadari apa hutan ini."
"Salah satu? Ada berapa jumlah fundamental sihir di Nazrrog?"
"Dua. Satunya adalah akademi, dan itu sudah hancur."
Setelah jeda yang cukup panjang, Audr mulai berjalan ke arah luar.
Igvir hendak bertanya ke mana Audr akan pergi, namun tubuh itu lebih memilih untuk ikut berjalan mengikuti makhluk itu.
Audr sempat terdiam berpikir sebelum memberi penjelasan pada Igvir. Dan di waktu seperti ini, ia harus terbuka dengan Igvir. Audr menghentikan langkahnya, "aku ingin mencari petunjuk tentang apa yang sedang direncanakan oleh Treaston nanti." Dia memberi jeda dan mengalihkan tatapannya sejenak ke orang-orang yang ia bawa ke hutan, tepat terhampar beberapa meter di bawah tempatnya berdiri, lalu kembali pada Igvir yang berada di hadapannya. "Aku ingin kau di sini dan mengendalikan situasinya—jika—ada sesuatu yang terjadi. Aku perlu kau di sini."
"Aku mengerti. Kau harus tetap waspada."
"Aku akan mencoba. Aku akan kembali secepat mungkin setelah aku mendapatkan sesuatu."
~ a i d ó n i ~
"Kau tidak apa-apa?" Aesa mendatangi Elsa yang masih terduduk dengan luka yang masih belum sembuh seperti kebanyakan sihir yang menyembuhkan orang-orang di sekitarnya.
Namun hanya ekspresi kaku yang dapat diberikan oleh Elsa, seolah ada rasa sakit yang berbeda dari pertempuran yang masih tertinggal di antara luka-lukanya.
"Aku... tidak apa-apa," ujarnya dengan susah payah. Kemudian mengangkat tangan kirinya. "Aku rasa ada sesuatu yang tidak beres denganku," katanya.
"Tidak beres?" ulang Aesa. Dia dengan segera menyalurkan energi sihirnya ke mata namun tidak melihat apa pun yang tidak beres yang seperti baru dikatakan oleh Elsa. "Aku tidak melihat apa pun. Apa yang tidak beres? Mungkin kau bisa menjelaskan lebih agar aku bisa membantu."
Elsa justru mengangkat bahunya dan berpaling. "Aku tidak tahu. Rasanya..." dia mengepalkan tangan dan membukanya secara berulang kali, "... aneh."
"Uhm, baiklah. Kalau begitu, istirahatlah saja, aku akan mengecek yang lain. Kau beri tahu jika sesuatu terjadi, oke?"
Sebuah anggukan mengakhiri percakapan itu dan Aesa berlalu ke arah orang-orang yang berada di sekitarnya. Sepasang mata tajam miliknya memperhatikan dengan sangat teliti apa saja yang harus dia lihat untuk memastikan semuanya baik-baik saja.
Sementara itu, Elsa terus memperhatikan setiap titik di tubuhnya. Dari luar, tubuhnya terlihat baik-baik saja—maksudnya, itu masih tubuh penuh luka sehabis peperangan, namun itu masih tubuhnya. Namun dari dalam, rasanya seperti ada sesuatu yang sedang terjadi, sebuah perubahan yang tidak ia ketahui apa itu. Sebuah perubahan yang membuatnya patut untuk khawatir. Dan semakin dia memikirkan, tubuh itu ia pendam lebih jauh di atas batu yang menjadi tempatnya beristirahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Nightingale Whisperers
Фэнтези[Book Three: The Chosen Saga] [a i d ó n i] [proses revisi] [Complete] [harap membaca The Runaway Chosen & The King's Move terlebih dahulu] . ::.. Korrona runtuh, pada akhirnya. Hal itu tidak dapat dielakkan. Sudut Nazrrog semakin menyempit selagi K...