18 - Piástike

7 3 0
                                    

Audr berusaha dengan maksimal dan memastikan bahwa semua orang yang dapat dia selamatkan dari Allandor sudah sampai di Hutan Hermifell. Jumlahnya memang tidak banyak, tetapi lebih baik daripada kembali dengan tangan kosong. Allandor bukan kesempatan terbaik yang mereka miliki dalam bertempur, dan kekalahan tidak dapat dihindari. Dan kini, mereka semua yang terlibat harus merencanakan masa depan mereka dengan lebih baik.

Lelah menerpa Audr dengan perlahan seperti anak tangga. Anerea tentu memberinya pertarungan yang sangat hebat dan membuatnya cukup kewalahan. Luka tercipta bukan tanpa sebab, dan pulih dengan cepat berkat kekuatan sihir dari Hutan Hermifell.

Tugas Audr masih banyak, dan dia tidak bisa berdiam diri setelah perang usai. Ada banyak hal yang harus dia lakukan, namun beban itu semakin berat setelah kekalahan Allandor. Kini, Treaston dapat menghabisi Nazrrog dengan lebih mudah.

Setelah menghabiskan beberapa waktu untuk memastikan keselamatan semua orang dari Allandor, Audr pergi untuk mencari Elsa. Namun alih-alih menemukan Elsa, Audr justru menemukan Igvir.

Rasa kecewa yang besar itu dapat tercetak jelas pada wajah Igvir. Dia merasa gagal—tentu saja, dan fakta bahwa dia tidak bisa melakukan apa pun untuk menghentikan semua hal yang telah—dan yang akan—terjadi itu sedikit demi sedikit memupuskan semangat juangnya untuk dapat mengalahkan ramalan empat babak yang disebutkan oleh Oracle.

"Igvir."

Panggilan dari suara yang familier itu membuat Igvir mendongak sekaligus mengubah ekspresi wajahnya. Dia melihat Audr berjalan ke arahnya dengan sangat hati-hati di antara kerumunan orang-orang yang berhasil diselamatkan. Hutan yang awalnya terlihat tenang kini menjadi sesak dengan keputusasaan.

"Kau baik-baik saja?" Audr menatap tubuh Igvir yang penuh dengan bekas luka yang mulai sembuh karena kekuatan dari sihir hutan. Setelah mendapat anggukan, Audr kembali bertanya, "Kau melihat Elsa?"

Igvir mengedarkan pandang sebelum menjawab pertanyaan Audr, berharap menemukan Elsa di antara kerumunan di sekitarnya. Namun nihil. "Tidak. Bukankah kau menyarankannya untuk pergi sebentar dari sini?"

"Ya. Kukira dia akan kembali dengan cepat." Mata Audr masih diedarkan ke sekeliling tanpa menarik fokusnya dari Igvir.

"Kalau kau mencarinya, aku bisa melakukan itu."

"Kau bisa?"

"Ya," Igvir lalu memberi jeda dan berlutut. Tatapannya berada di tanah dan dengan tangan kanannya dia menggambar sesuatu. "Aku memberinya sebuah sihir yang mengikat kami berdua," dia mulai menjelaskan, "Ceritanya sedikit lucu, tetapi Elsa adalah muridku."

"Murid?" Audr mengulangi. "Pasti terlewat saat aku menyelami ingatanmu."

Setelah menyelesaikan rune pada tanah itu, sebuah sihir merespons. Cahaya kecil muncul seperti sebuah benang merah yang mengikat satu jiwa dengan jiwa lainnya. Tidak hanya itu, Igvir dapat merasakan di mana keberadaan Elsa dengan berfokus terhadap sihir tersebut.

"Kurasa dia ada di Hutan Alennesse," ungkap Igvir. "Dan sebelum kau pergi, pegang ini untukku agar kau bisa menemukannya dengan mudah." Dengan satu gerakan sederhana dari jarinya, sihir membuat benang itu berpindah kepada Audr. "Selagi Elsa bersamamu, tolong jaga dia."

"Aku akan menjaganya. Kau tidak perlu khawatir."

Audr menghilang dengan sekejap mata.

~ a i d ó n i ~

Dengan bantuan sihir dari Igvir, Audr dapat menemukan Elsa dengan cepat. Sihir teleportasi membawanya berada di dalam rimbun Hutan Alennesse, yang kemudian menemukan Elsa tertidur di antara akar raksasa yang terlihat seperti sedang mengimpitnya.

The Nightingale WhisperersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang