Prologue 03 - Kíndynos

9 4 3
                                    

Malam hari itu, Theo harus memutuskan hal yang bertentangan dengan kepercayaannya selama ini pada akademi ketika dirinya diberikan tugas besar dari Penyihir Tinggi Malen. Hal tersebut tentu saja adalah untuk tidak memercayai siapa pun. Dengan intuisi yang kuat, malam dia menempatkan kepercayaannya pada Dayron, seorang penyihir junior yang masih memerlukan waktu untuk menjadi penyihir yang hebat.

Malam datang dengan segera setelah ide itu datang padanya, untuk memisah relik itu ke dua tujuan. Twin Gargantuan Mountain cocok untuk relik Sandfall yang akan dia bawa, dan Windweaver akan dia percayakan pada Dayron untuk dibawa ke Kerajaan Xosova. Kenapa di luar tempat yang sudah dipercayakan oleh Malen, untuk dibawa ke Dataran Vylir? Theo percaya bahwa takdir tidak akan memperbolehkannya hidup cukup lama untuk dapat sampai ke tempat tersebut, dan hal yang dia lakukan ini adalah kesempatan paling bagus untuk dilakukan

Theo bergerak dari tempatnya tidur di bawah kegelapan malam. Tak jauh dari sana, dia membangunkan Dayron.

"Tuan?" Kata Dayron yang masih setengah sadar. Di hadapannya kini ada Theo yang hendak memberinya sesuatu dari saku jubah yang dia kenakan.

"Dayron, aku ingin kau pergi ke Xosova dan menemui raja, dan kau harus mengatakan bahwa ini atas perintah Akademi Palawan."

Dayron mengernyit. "Saya, tuan?"

"Ya, kau. Dan hanya kau seorang." Kantung itu dia ambil dan berikan pada Dayron.

"Saya kira kita yang akan ke sana?"

"Perubahan rencana," ujarnya. Lalu mengeluarkan sebuah surat yang sudah dilengkapi dengan segel akademi. "Ini surat pengantar agar mereka memercayaimu."

Dayron menerima kedua benda itu dengan kepala yang masih bingung. "Kenapa saya, tuan?" Tanyanya. "Bukankah lebih baik Anda memberikan tugas ini pada Aden karena dia penyihir yang lebih senior?"

"Ya, aku tahu itu. Tapi instingku berkata tidak. Jadi aku ingin kau yang melakukannya." Theo memberi jeda dan membantu tubuh Dayron untuk berdiri dan kemudian memegang bahunya. "Dayron, apa kau mampu melakukan tugas yang kuberikan padamu?"

Dayron tidak yakin, namun mengiyakan secara mantap dengan sebuah anggukan. "Saya mampu!" Dia menoleh ke bawah dan menatap benda yang baru saja diberikan oleh Theo.

"Selama perjalanan, apa pun yang terjadi, kau tidak boleh membuka kantung ini, apalagi mengetahui isinya." Theo memberi jeda. "Setelah sampai di Xosova dan sebelum kau menemui raja, kau boleh membuka isi kantung ini. Dan aku ingin kau untuk menyegelnya pada sebuah altar. Tempatnya akan terserah padamu, isi dari kantung ini akan memberimu gagasan di mana kau akan menyegelnya. Setelah selesai, segera temui raja."

"Baik. Saya akan melakukannya sesuai instruksi dari tuan." Ada cahaya berwarna hijau yang lolos dari celah kain yang membungkus relik tersebut, namun Dayron sudah berjanji meski dia sendiri penasaran dengan isi dari kantung ini—setidaknya sementara waktu hingga tiba untuk dirinya menyegel sesuatu berwarna hijau ini. Satu-satunya hal yang dapat dia lakukan adalah menyimpannya di tempat yang aman. "Kapan saya harus berangkat, tuan?"

"Sekarang akan lebih baik agar tidak ada yang dapat mendeteksi keberadaanmu."

Dayron dengan segera melangkah, namun dia hentikan. "Ke mana arah yang harus saya tempuh?"

"Ikuti saja lembah ini hingga kau tiba di Qionh. Dari sana, seharusnya kau akan tahu harus pergi ke mana."

"Baik, tuan!"

Sebelum Dayron pergi, tangan Theo menghentikannya. "Bawa ini, dan pastikan kau memperlihatkannya saat kau ingin menemui sang raja." Tangan lain dari Theo

Dayron langsung pergi dengan diam-diam dan menghilang secepat dia pergi dari hadapan Theo. Dari sini, Theo hanya berharap bahwa Dayron akan dapat menyelesaikan tugasnya.

The Nightingale WhisperersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang