07 - Anáktisi

5 4 0
                                    

Ini sudah beberapa hari sejak pertemuan Valgard dengan Ernkar, dan kini kondisinya sudah lebih baik. Dan dalam beberapa hari itu pun, Ernkar merenungi apa yang harus dia lakukan. Dia tidak bisa pergi ke mana-mana karena pelindung sihir yang diciptakan oleh Valgard—sekuat apa pun dia mencoba.

Dan seiring hari-hari itu berlalu, Ernkar mulai menumbuhkan pemikiran dan menciptakan sudut pandang lain; sudut pandang Valgard, dan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi pada sudut pandang tersebut. Dari renungan yang menguras otak itu tentu saja menciptakan pro dan kontra pada dua sudut pandang miliknya. Seolah sebuah teka-teki, Ernkar berusaha untuk mendapatkan pilihan terbaik di antara semua kemungkinan yang muncul.

Tapi, ujung dari pemikiran itu selalu kembali pada pertanyaan ini: apakah pilihan yang dia pilih nantinya akan benar? Atau setidaknya sesuai dengan apa yang dia harapkan?

Tentu saja, tidak ada yang bisa memprediksi apakah yang nantinya dia pilih akan sesuai dengan harapannya untuk memperbaiki semua hal ini. Tetapi, menempatkan harapan pada sesuatu yang setidaknya menurut Ernkar paling baik mungkin akan membuahkan hasil, kan? Setidaknya, kali ini dia akan berusaha untuk membuat pilihannya baik.

Jadi, apa yang akan dia lakukan jika nantinya dia dihadapkan untuk memilih sesuatu?

"Kau datang lagi," sambut Ernkar pada Valgard yang datang, namun masih berada di luar sihir pelindung seolah berjaga-jaga terhadap sesuatu yang dapat melumpuhkannya.

"Ya," balasnya dengan tenang. "Aku harap kau sudah lebih tenang dari waktu lalu," lanjutnya, "Kali ini aku tidak akan memaksamu, dan tawaranku masih sama."

Ernkar mengernyit, dia ingat setiap perkataan Valgard, namun makhluk itu tidak menyinggung satu hal pun mengenai sebuah tawaran. "Tawaran seperti apa?"

"Sebelum itu, apakah kau cukup tenang untuk berpikir?"

"Aku rasa..."

"Kalau begitu aku akan melepaskan sihir pelindung ini agar kau bisa lebih tenang dan tidak merasa menjadi tawananku."

"Secara teknis, bukannya aku memang tawananmu? Walau sampai sekarang aku tidak bisa mengerti alasannya."

"Benar. Maka dari itu, dengarkan aku dulu."

Ada dua kemungkinan yang akan terjadi ketika sihir pelindung itu hilang: pertama yaitu Ernkar akan tetap berdiri di situ, atau yang kedua, dia akan menghilang.

Dengan satu lambaian dari tangan kanannya, sihir pelindung itu memudar dan akhirnya menghilang. Udara baru seolah masuk dan menggantikan udara lama yang tadinya berada di dalam sihir pelindung. Distorsi warna dari pemandangan di sekeliling Ernkar kelamaan pudar digantikan oleh warna natural alam yang mengelilinginya selama ini. Suara dari luar sihir pelindung pun menerpa telinganya dengan riang seolah menyambutnya kembali bergabung ke alam yang dia huni. Rasanya lega untuk beberapa saat.

"Bagus," kata Valgard, dari sini mungkin satu tingkat kepercayaan dari Ernkar sudah dia dapatkan. Kini dia harus menjelaskan apa maksud dari semua ini. "Aku tahu kau tidak bisa memaafkanku atas semua perbuatan yang kulakukan padamu. Dimulai dari Valddhor, perjanjian itu, Kingsmen, dan hal-hal lainnya yang tidak bisa kusebutkan. Dari semua hal itu, aku merasa bahwa aku berada di perahu yang salah untuk kuperjuangkan. Aku sadar bahwa tidak ada hal yang dapat kurubah karena semua itu sudah berlalu."

"Dan poinmu adalah?"

Valgard memberi jeda yang cukup panjang selagi menghela napas yang terlihat sangat berat itu. "Dan aku merasa kau berada di perahu yang sama, hanya saja kau tidak salah memperjuangkan pihak. Kau hanya banyak mengacau, sedangkan akulah yang memantik kekacauan itu. Aku tahu kau ingin membereskan kekacauan itu, dan aku juga."

"Juga apa? Menambah kekacauannya?"

"Tidak," balasnya. "Aku ingin berpindah perahu dan membantumu membereskan semua kekacauan yang sudah kita berdua ciptakan."

Saat itu juga, perasaan benci Ernkar yang sudah tumbuh sejak pertemuannya dengan Valgard muncul lagi ketika dia mengatakan kata 'kekacauan' padanya. Kedua tangannya mengepal keras siap untuk meninju makhluk biadab itu—dan mereka berdua mengetahui dengan baik bahwa Valgard layak mendapatkan pukulan jika Ernkar memukulnya saat itu juga. Namun pemikiran yang sudah beberapa hari ini menyita jiwanya memberinya sebuah pembatas emosi dan meredakan ledakan yang hendak terjadi. Dan pada akhirnya, Ernkar hanya memberi sebuah senyuman.

"Dan kenapa aku harus memercayaimu?" Ernkar memberi sebuah pertanyaan.

"Pertemuan kita berdua di medan perang, dan kau juga tidak kabur ketika aku menghilangkan sihir pelindung. Jadi kurasa kau sudah cukup memercayaiku, dan kau hanya ingin alasan yang lebih baik lagi dariku. Percayalah, aku tidak mempunyai alasan lebih baik lagi." Valgard berhenti dan mengalihkan tatapannya ke arah gubuk yang berada beberapa meter di belakang Ernkar. "Aku hanya memberimu kesempatan, apakah kau ingin membantuku atau tidak, itu hakmu. Aku akan tetap melakukan apa yang kurasa harus lakukan untuk membuat semua hal ini menjadi sedikit lebih baik."

"Dan jika aku menolaknya?"

"Aku tidak akan menahanmu di sini hingga kau mau dengan terpaksa untuk membantuku," katanya, nadanya sedikit memudar dan menampakkan sedikit kepasrahan di dalamnya. "Jika kau menolaknya, kau bebas pergi ke mana pun yang kau inginkan."

Sebuah pertanyaan muncul di benak Ernkar, dan dengan cepat ia luapkan melalui mulutnya. "Dan apa yang membuatmu berpikir bahwa mengkhianati Magnus itu adalah perbuatan yang benar?" Benar, tawaran dari Valgard terdengar seperti berjalan lurus ke gerbang berisi jebakan. Tidak ada jaminan bahwa Valgard mengatakan yang sebenarnya, dan seperti yang sempat Ernkar pikirkan, ini semua bisa jadi hanyalah tipu muslihat Elite Thirteen untuk mengelabuhinya. Tapi di sisi lain pun, Ernkar sudah tidak mempunyai apa pun lagi. Dia sudah tidak berharga seperti ketika dia masih menjadi seorang pangeran dan mempunyai kuasa atas sesuatu. Semua hal itu akan sia-sia jika Valgard ingin menguasai kuasa yang dulu Ernkar miliki.

"Kau sadar bahwa perbuatanmu pun tidak terlihat benar di mata orang-orang sekitarmu, terutama Valddhor, kan?" Valgard menyerang balik, namun lebih seperti sebuah pertimbangan untuk Ernkar bahwa keduanya sama-sama mempunyai kesalahan yang perlu untuk diperbaiki.

Pada akhirnya, Ernkar memutuskan: "Baiklah. Lalu, apa yang harus kita lakukan?"

Senyum di kedua sudut bibir Valgard naik, namun hanya untuk sementara. Dia tidak ekspresif untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya bahwa Ernkar bersedia untuk membantunya, atau apakah itu benar-benar tujuannya—untuk membantu Valgard?

Mereka berdua tahu bahwa mereka sama-sama masih mempunyai masalah kepercayaan.

"Aku akan menceritakan detailnya padamu nanti," kata Valgard yang maju ke depan, mendekati Ernkar. "Untuk sekarang, aku akan mengajari dan melatihmu."

The Nightingale WhisperersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang