23 - Pagída

2 3 0
                                    

Siang menyambut dengan terik, tiga anggota Elite Thirteen baru saja terlihat di sisi barat sungai Macatrie. Griselda ditugaskan untuk melakukan pengamatan terakhir sebelum penaklukan di Juvis terjadi. Dia mengajak Aelis sekaligus Valgard untuk mengamati wilayah perbatasan lebih dekat. Tanpa membuang waktu, Aelis mendapati sesuatu yang tidak beres di satu-satunya jembatan raksasa menuju wilayah Everal.

Mata Aelis yang diperkuat dengan sihir itu menemukan banyak hal telah terjadi di tempat ini, dan itu tidak terlihat wajar sama sekali. Ada banyak substansi peledak yang dapat dia lihat bertebaran di sepanjang jalan menuju jembatan. Bahkan cantra itu memastikan dengan menyentuh dan membaui tanah yang sedang dia pijak. Satu hal pasti, perbuatan ini masih belum selesai. Dan satu hal lain yang disayangkan olehnya adalah, dia tidak menemukan seseorang pun yang sedang bersembunyi di sana. Padahal itu bisa menjadi sedikit penyemangat untuk Aelis jika dia bisa membunuh seseorang.

Dengan satu sentuhan telapak tangannya di tanah, kilatan api yang dengan cepat merayap ke arah jembatan, kemudian mati, dan yang tersisa hanya kepulan asap keputusasaan dari para pemberontak.

"Apa yang kau temukan?" Suara Griselda memecah konsentrasi yang—untungnya—sudah selesai dari Aelis. Ada jeda selagi Aelis kembali berdiri dan menoleh ke sumber suara.

"Kurasa jembatan ini hendak diledakkan." Ada senyuman kecil yang muncul di bibir Aelis sebelum dia memberi respons lebih lanjut. "Aku ingat bahwa kau pernah berkata bahwa setelah Juvis, kita akan mengambil alih Everal dengan cepat. Bagaimanapun juga, pertahanan Everal tidak sebagus Korrona ataupun Allandor. Jauh, bahkan tidak mendekati sekalipun. Sayang sekali wilayah mereka yang besar tidak diwakili dengan isi yang kompeten."

Griselda mengangguk menyetujui, kedua tangannya masih tersilang di depan dada. "Itulah alasan kuat bagi kita untuk menyerang selagi moral pasukan sedang tinggi."

"Dan mengapa kau membawa kami kemari? Bukankah kita akan menyerang Everal melalui celah pegunungan dan Dataran Tinggi Lanisol yang ada di timur Juvis?" Aelis mengangkat bahu, "Bukankah itu yang kaukatakan padaku?"

Valgard mengernyit, "Celah pegunungan?"

Setelah senyum di bibir Aelis menghilang, kini Griselda yang menyampaikan senyum kecilnya. Tatapannya pada kedua makhluk itu dilakukan secara bergantian, "Kalian sudah menyadarinya sekarang?"

"Apa yang sedang terjadi?" Ujar Valgard.

"Benar, apa yang sedang terjadi?" Aelis menimpali.

Kedua tangan Griselda diturunkan, sementara itu sebelah alisnya naik, "Aku mengatakan dua kemungkinan berbeda kepada kalian berdua. Sungai Macatrie kepadamu," Griselda menunjuk Valgard, "Dan Dataran Tinggi Lanisol kepadamu," tunjuknya pada Aelis. "Namun aku tidak pernah memberitahu kalian Treaston akan menyerang dari sisi mana. Dan dengan ini, kecurigaanku padamu mungkin terbukti, Valgard..." Dia maju satu langkah. Satu langkah yang memberi keraguan pada Valgard. "Apakah kau—Valgard—bisa menjelaskan kenapa ada percobaan sabotase di jembatan ini, seperti yang dikatakan oleh Aelis? Karena aku tidak memberitahu hal ini pada siapa pun."

Aelis mengubah pandangannya ke arah Valgard, seolah ingin menginterogasi makhluk berbulu itu juga. Dan dengan kebetulan ini, maka kecurigaannya mengenai Valgard bisa dibuktikan.

"Siapa orang yang bekerja sama denganmu, Valgard?" Suaranya begitu licik dan menusuk, setara dengan tatapannya yang tidak menyisakan ruang untuk Valgard bergerak.

Valgard mundur, dia tidak boleh terlihat mencurigakan karena itu akan membongkar kedoknya. Satu langkah yang salah, mereka berdua akan membunuhnya dengan sekejap mata. "Bagaimana kalian bisa yakin bahwa aku berkhianat?" Ujar Valgard. Tatapan darinya tidak kalah menusuk.

"Seperti yang dikatakan oleh Griselda, dia hanya memberitahu kita, dan itu dua hal yang berbeda yang dia katakan. Aku sedikit kecewa, tetapi kini aku mengerti maksudnya."

"Mungkin kita perlu mundur satu langkah terlebih dahulu," kata Valgard, "Bagaimana kau bisa memutuskan dengan cepat, jika aku merasa ini sebagai jebakan yang mungkin Aelis atau bahkan kau—Griselda, ciptakan agar aku terlihat seperti yang kalian tuduhkan?" Dia memberi jeda, "Untuk permulaan, aku rasa kita bertiga harus ke Dataran Tinggi Lanisol dan melihat sendiri apakah ada sabotase seperti ini di sana. Jadi tuduhan ini bisa benar-benar adil untukku."

"Tidak-tidak," Aelis menolak. "Aku bahkan tidak tahu mengenai tempat ini. Ini semua ada padamu, Valgard."

Mata Valgard berusaha untuk mencari celah agar dapat keluar dari tuduhan ini. "Bagaimana dengan pihak lain?"

"Hmm? Pihak lain?" Aelis melanjutkan.

Valgard beralih pada Griselda. "Mungkin mata-mata Samson yang berada di Juvis dan Everal kebobolan? Atau mungkin dia sendiri yang melakukannya. Kudengar-dengar mata-mata miliknya sangat akurat untuk mengetahui informasi-informasi rahasia seperti ini." Valgard memberi pendapatnya. Sangat masuk akal untuknya, dan bahkan untuk Aelis dan Griselda. Samson memang pihak yang cukup krusial dengan dapat bergabung di perang ini, dan dapat menyembunyikan dirinya di antara dua pihak besar yang sedang bermain. "Terlebih lagi, aku mempunyai siapa untuk aku ajak bekerja sama selagi sepanjang waktu ini aku selalu bersama kalian?"

Aelis yang sudah mempersiapkan belatinya dibalik tubuh jenjang itu kembali mengurungkan niat. Dia mempertimbangkan kembali banyak hal setelah apa yang dikatakan oleh Valgard, dan sialnya hal itu cukup masuk akal hingga berpikir lagi. Selama beberapa minggu ini Valgard terus bersama mereka dan Aelis sendirilah yang mengamati Valgard.

"Sial, kau benar juga," kata Aelis. "Bagaimana menurutmu, Gris?"

"Aku tidak punya bukti kuat walaupun kau memang terlihat bersalah bagiku," Griselda menahan dirinya terhadap Valgard, namun mulai saat ini dia akan memperhatikan Valgard lebih cermat. Sudah cukup banyak kesalahan yang dibuat oleh Elite Thirteen dalam pencarian kristal ini, dan satu kesalahan lagi akan memperlambat mereka mencapai tujuan.

Sementara berpikir, ada kegaduhan yang dapat dirasakan oleh Aelis di kejauhan. Juvis tunduk kepada Treaston, tanpa perlawanan. Ini semua terlalu mudah, dan penaklukan ini akan selesai dengan cepat jika sisa kerajaan-kerajaan lain yang ada di Nazrrog tunduk seperti Juvis. Treaston menyebut tindakan itu sebagai tindakan pintar. Tidak ada yang menginginkan pertumpahan darah yang sia-sia, bukan?

"Baiklah," Griselda kembali bersuara. "Kita harus pergi dari sini, ada hal lain yang harus kita lakukan di Hutan Alennesse. Ada altar yang harus kita hancurkan."

~ a i d ó n i ~

Dari kejauhan, Ernkar menyaksikan apa yang sedang terjadi. Dari apa yang dia saksikan, dia bisa menyimpulkan bahwa rencananya untuk menyabotase jembatan di sungai Macatrie gagal. Dan Ernkar semakin merasakan bahwa semua ini sia-sia, semuanya terlalu berat untuk diatasi, meski dari hal yang paling mudah sekali pun. Terlebih lagi, ada Elite Thirteen yang mengintai di garis terdepan.

Dengan berat hati, Everal mungkin akan takluk seperti kerajaan-kerajaan sebelumnya.

The Nightingale WhisperersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang