Sehari setelah pembentukan tim baru, Griselda meminta Valgard untuk menemuinya tepat di luar Kota Andiff, Korrona. Kota Seribu Batu memang memiliki pemandangan yang paling indah di seluruh Korrona. Karena langit yang selalu cerah, dari sana, siapa pun dapat melihat setiap sisi dari benteng-benteng terluar Korrona.
Griselda sudah menunggunya di ujung batu yang mencuat seperti sebuah tempat untuk terjun para pecundang yang ingin bunuh diri. Di sana, pandangan Griselda tertuju ke banyak arah. Hasil dari pertempuran beberapa hari yang lalu masih terlihat dengan jelas. Ada beberapa titik asap yang masih membubung di langit, namun tidak sepekat saat pertempuran terjadi. Perlahan, Treaston membangun kembali peradaban di wilayah utara Korrona, namun tanpa Korrona itu sendiri.
"Kau ingin menemuiku?"
"Ya," balasnya tanpa memalingkan tubuh. "Lihatlah, seluruh wilayah Korrona yang megah ini telah runtuh ke tangan Treaston. Beberapa ratus tahun lalu, Treaston bahkan tidak bisa menembus pertahanan di Sungai Baroog. Kau tahu betapa mengesankannya hal itu?"
"Ya, ilmu sihir membuka banyak kesempatan yang tidak bisa kita dapatkan di masa lalu," jawabnya, tanpa berpikir panjang.
Kali ini Griselda menoleh, namun tubuhnya masih kaku di tempat. "Benarkah? Dan apakah kesempatan-kesempatan baru itu adalah hal yang baik?"
Ada jeda yang tercipta sebelum Valgard dapat menjawab, namun dia cepat-cepat memberi jawaban yang singkat, "Mungkin?"
Setelah jawaban yang terdengar tidak pasti itu, Griselda berdiri dan memalingkan tubuhnya. Kini Valgard dapat melihat dengan jelas sosok wanita yang berada di hadapannya. Perlahan, Griselda mendekat ke arah Valgard dan menjauh dari sisi tebing yang terlampau sangat curam untuk dapat digambarkan.
"Bagaimanapun juga, aku kemari tidak untuk membahas tentang masa lalu," dia berjalan ke arah jalan setapak menuju kota dan melewati Valgard. "Kau tahu mengapa aku memintamu untuk menemuiku?"
"Tidak." Langkah Valgard mengikuti Griselda.
Griselda berhenti lagi, namun melanjutkan kembali dengan cepat. "Aku memintamu kemari karena aku tidak percaya dengan Elite Thirteen lainnya."
"Tidak percaya?"
"Raja Magnus membentuk tim ini karena suatu alasan, bukan? Apakah menurutmu, kau yang dipakai terus di setiap tim yang dibentuk itu tanpa alasan?" Dia menoleh ke arah Valgard. "Aku rasa Raja Magnus memiliki sebuah kepercayaan padamu, dan aku ingin memanfaatkan itu dengan memecah tim ini menjadi dua bagian," lanjutnya. "Aku, kau dan Aelis akan bertugas melakukan penyerangan. Sedangkan sisanya akan dipimpin oleh Anerea akan kutugaskan untuk melacak keberadaan relik, kudengar-dengar dia cukup pandai melacak namun terlalu ceroboh untuk mengacaukan sesuatu... seperti yang terjadi di akademi."
Itu benar. Satu-satunya kecerobohan yang dilakukan oleh Anerea adalah membunuh Kingsmen, namun sebagian dari kecerobohan itu datang dari Valgard sendiri karena tidak repot-repot untuk memberitahu Anerea.
"Lalu bagaimana dengan Aelis? Kau memercayainya?"
"Aku sempat ditugaskan bersamanya dan itu cukup untuk membuatku memercayainya."
Jawaban itu tidak membuat Valgard yakin, tetapi dia menghindari pertanyaan yang tidak perlu. Namun dari jawaban itu juga, Valgard dapat menyimpulkan sedikit bahwa pekerjaan ini tidak akan menyita waktunya ketika Anerea berhasil melacak relik. Sehingga dia akan mempunyai banyak waktu untuk meyakinkan Ernkar, dan sekarang dia harus memikirkan apa yang harus dia lakukan dan katakan pada pangeran kecil itu agar percaya.
"Katakan padaku, Nomor Lima..."
"Valgard..."
"Yah, Valgard..." ucapnya membenarkan. "Apa kau memercayaiku?" Dia berhenti lagi, kini cukup lama hingga Valgard terpaksa harus memikirkan jawaban yang harus dia berikan dari pertanyaan itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/229179048-288-k962826.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Nightingale Whisperers
Fantasía[Book Three: The Chosen Saga] [a i d ó n i] [proses revisi] [Complete] [harap membaca The Runaway Chosen & The King's Move terlebih dahulu] . ::.. Korrona runtuh, pada akhirnya. Hal itu tidak dapat dielakkan. Sudut Nazrrog semakin menyempit selagi K...