37 - Thymós

2 2 0
                                    

Kedatangan Audr bersama Valgard ke Pinetree Bluff cukup menggemparkan suasana siang itu, terutama untuk Elsa dan Igvir. Sedangkan Matilda hanya meringkuk di balik celah bebatuan di dalam gua karena takut.

Kedua orang itu langsung mengacungkan senjata mereka masing-masing, namun menurunkannya dengan cepat ketika menyadari kondisi Valgard.

"Kenapa kau bersamanya!" Meski senjata yang Elsa pegang sudah dimasukkan kembali ke tempatnya semula, kewaspadaannya belum turun, dan justru lebih waspada untuk mengidentifikasi sesuatu yang mungkin saja sedang mengintai mereka.

"Aku akan jelaskan padamu," ujar Audr pada Elsa, lalu memutuskan untuk menurunkan Valgard di sebuah batu yang terbentuk cukup bagus untuk disinggahi.

"Padaku? Igvir sudah tahu?" Tatapan Elsa semakin serius dan beralih ke arah Igvir.

Igvir tidak menjawab dan membantu Audr menurunkan Valgard di tempat yang tersedia. Baru setelah Valgard ditempatkan di sana, Igvir berbicara.

"Valgard mendatangi kami berdua di dua waktu yang berbeda," Igvir mulai menjelaskan disertai hela napas yang sedikit berat. "Aku tidak tahu tujuan jelasnya, namun sepertinya Audr lebih mengetahui apa yang sedang Valgard lakukan." Dia kemudian beralih pada Audr yang sudah berdiri sedikit menjauh dari Valgard. "Kau ingin menjelaskan kepada Elsa?"

"Aku minta maaf untuk tidak bercerita padamu," bukanya, "Namun aku tidak bisa membiarkan semua orang berada di dalam kepanikan setelah apa yang Valgard ingin lakukan..."

"Aku menyadari kesalahanku," Valgard menyela Audr yang masih berbicara. Ketiga orang itu beralih menatapnya dengan berbagai ekspresi yang sedikitnya sulit untuk diartikan. "Aku tidak mencari permintaan maaf dari kalian karena aku sudah jauh melampaui pengampunan."

"Dan kau sekarang beralih pihak dan membebankan kami lebih jauh lagi dengan dirimu?!" Nada Elsa meninggi, "Kau dan makhluk-makhluk brengsek itu nyaris membunuh kami entah berapa kali dan membunuh ratusan ribu orang tidak bersalah lainnya!" Elsa geram, mengambil kingsbane yang diselipkan di pinggangnya lalu menyodorkan belati tersebut di leher Valgard. Hanya satu langkah yang dia perlukan untuk menghabisi makhluk berbulu itu.

Igvir maju untuk menghalangi Elsa bertindak lebih jauh, namun Audr berkata lain. Satu tangan darinya menghalangi tubuh itu untuk maju.

"Biarkan dia," kata Audr berbisik.

Valgard tertunduk lesu, dia tidak menghiraukan belati itu atau bahkan mempunyai niatan untuk mencegah Elsa untuk menggorok lehernya. Ini semua kacau—dia tahu itu. Meminta maaf pun tidak akan ada gunanya, dan dia baru saja nyaris mati karena Elite Thirteen dan Magnus. Apa yang dikatakan Elsa benar, dia hanya akan menjadi beban mati yang harus mereka tanggung.

"Kau harus berpikir jernih, Elsa," Igvir mencoba menginterupsi, namun tidak ditanggapi.

Elsa menyelipkan kembali belatinya di sela-sela sabuk di pinggengnya. Dia menoleh ke arah Igvir, "Kau tidak akan bilang kepadaku untuk memercayainya, kan? Karena itu akan menjadi hal yang memuakkan." Elsa maju lagi, kini lebih dekat, lalu menarik kerah pakaian milik Valgard dan memaksa sepasang mata itu untuk melihatnya.

Aura dari kekuatan Elsa muncul di belakang tubuhnya, namun tidak membuat Valgard tersentak dan kaget. Justru, itu semakin memperkuat keinginannya untuk mati.

"Tidak," kata Audr. "Tapi dia mempunyai hal yang lebih penting dari itu."

Apa yang dikatakan oleh Audr akhirnya membuat Elsa mundur, seolah mendapatkan alasan untuk membiarkan makhluk hina itu hidup.

"Aku sempat melihat dalam dream walk yang aku lakukan padamu waktu itu, bahwa Magnus memiliki tujuan tentang mengapa dia mengumpulkan relik-relik, dibalik tujuannya menaklukkan Nazrrog."

Igvir lantas menyilangkan kedua tangannya di depan dada, menunggu jawaban dari Valgard.

"Dia ingin menyatukan semua relik yang pernah diciptakan oleh Penyihir Agung di Hutan Hampa (Hollow Forest). Ada 12 relik yang sedang dia kumpulkan, dan dia sudah memiliki enam plus satu yang dibawa oleh Anerea. Dia tahu kau memiliki dua, satu yang dimiliki teman elf-mu yang entah sekarang di mana, dan satu lagi yang dimiliki oleh bocah itu. Sekarang, dia hanya perlu untuk mencari tahu di mana keberadaan satu relik lagi."

Tentu saja, mereka tahu satu relik yang belum diketahui oleh Magnus. Itu menjadi salah satu keuntungan yang mereka miliki dari Magnus. Hanya saja, Audr harus tetap berhati-hati dengan informasi yang mereka miliki saat ini.

"Untuk apa dia memerlukan semua relik-relik itu?" Audr bertanya.

Valgard terkekeh. "Untuk apa lagi selain menyatukan semuanya dan menaklukkan seisi dunia? Ada banyak hal yang bisa dia taklukkan di luar Nazrrog. Ini hanya permulaan."

Meski membenci pernyataan dari Valgard, Audr berpikir bahwa dari yang dia katakan, semua hal itu kini menjadi masuk akal. Magnus selalu mempunyai ambisi yang besar, dan jika dia mampu dan berusaha, maka dia akan melakukannya – seperti apa yang sedang dia lakukan sekarang. Ironisnya, Magnus tidak mempunyai pengetahuan mengenai batasan yang bisa dia raih dari semua hal tersebut. Rasa tidak puas akan terus menggerogoti jiwa itu dan tidak akan bisa berhenti dengan alasan apa pun.

Dari jeda yang tercipta, Valgard kini paham bahwa mereka mengetahui satu relik yang tidak diketahui oleh Magnus. Itu hal yang cukup mudah ditebak dari mereka.

"Jadi begitu..."

"Kau tidak tahu apa-apa," Igvir membalas kalimat singkat dari Valgard, lalu beralih pada Audr "Lagi pula, kenapa kau membawanya kemari? Dengan kondisinya yang beratakan seperti itu?"

"Magnus dan Elite Thirteen hendak membunuhnya," ungkapnya. "Jadi aku menyelamatkannya."

"Kau pergi ke Treaston?" Elsa sedikit terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Audr.

Audr menggeleng, "Tidak. Ceritanya sedikit rumit. Dan kita harus sebisa mungkin menjauhkan diri dari Hutan Hermifell." Makhluk itu kembali memusatkan perhatiannya pada Valgard. "Aku yakin Elite Thirteen akan bisa melacak kita dengan cepat setelah apa yang kuperbuat untuk menyelamatkan dia."

"Lalu bagaimana dengan Pangeran Ernkar?" Igvir pada akhirnya memberanikan diri untuk bertanya.

Valgard mengalihkan tatapannya pada Igvir dengan sedikit semangat pada ekspresinya. "Terakhir aku bertemu dengannya, dia bilang akan mencarimu."

"Dia mengatakan detailnya?"

"Dia hanya mengatakan sesuatu mengenai sihir untuk melacakmu melalui senjata yang digunakan oleh Kingsmen. Selebihnya aku tidak tahu."

Benar juga, bahkan Igvir pun sampai lupa dengan detail kecil seperti itu. Dia langsung meraih pedang miliknya dan mengacungkannya ke atas. Dengan rapal mantra tertentu, sebuah inskripsi menyala di sepanjang mata pedangnya, kemudian Igvir menancapkan pedang tersebut ke tanah. Ada gelombang yang muncul dan meluas dibarengi dengan embusan angin yang lembut.

"Apa yang baru saja terjadi?" Elsa mendekati Matilda dan gadis itu langsung memeluk kaki Elsa. Walau tidak menakutkan, hal tersebut cukup untuk membuat Matilda sedikit terkejut.

Igvir lantas menjelaskan tentang apa saja yang perlu mereka tahu, terutama mengenai sihir yang ditempatkan pada senjata milik Kingsmen dan cara kerjanya. Dan yang baru saja Igvir lakukan adalah memberi Ernkar sinyal mengenai keberadaannya. Karena bagaimana pun juga, bukan Ernkar yang disumpah bersama Kingsmen, melainkan Valddhor. Namun Ernkar juga diajari sendiri oleh Valddhor karena dia sangat peduli dengan adiknya.

Setelah beberapa saat menunggu, Ernkar tiba di sana. Kedatangannya memberi rasa sukacita untuk Igvir, sekaligus penyesalan yang mendalam karena tidak berusaha lebih keras untuk Ernkar.

Kabar buruknya? Ernkar sempat melihat gumpalan awan mendung yang mendekat dengan cukup cepat ke Pinetree Bluff.

Dan tidak ada gunanya lari, yang bisa mereka lakukan adalah menghadapi musuh.

The Nightingale WhisperersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang