49. Debat

230 18 4
                                    

Bara melajukan motornya ke arah jalan pulang, diikuti dengan ketiga sahabat Claudy yang masih tersulut emosi ketika melihat perlakuan Claudy kepada Bara.

"Kali ini lo menang Bara, tapi engga buat nanti" ucap Andre
.
.
.
.
.
.
Claudy memasuki rumahnya dan segera melangkah ke kamar. Dengan penuh emosi dia melempar tasnya ke arah cermin hingga cermin tersebut pecah.

"ARGHHHH! SIALAN!"

Seperti orang yang kesetanan Claudy mengobrak-abrik barang yang ada di dekatnya. Entah apa yang membuat ia emosi hingga seperti itu. Bahkan suara teriakan Claudy beserta barang-barang yang jatuh terdengar oleh para pembantu di rumah Claudy.

"KENAPA KAKAK NINGGALIN AKU SENDIRIAN KAK?! KENAPA?! KENAPA PAPA IKUT PERGI?! APA KARNA KALIAN GA SAYANG SAMA CLAUDY? KALIAN TEGA NINGGALIN AKU SENDIRIAN DI SINI! CLAUDY PENGEN NYUSUL PAPA, CLAUDY PENGEN NYUSUL KAKAK" Ucap Claudy frustasi

Ia terduduk lemas di lantai. Air matanya mulai mengalir deras membasahi pipi mulusnya. Iya, Claudy frustasi dengan hidupnya yang tanpa arah ketika ia ditinggal pergi oleh orang yang ia sayangi. Dulu ketika papa dan kakak Claudy masih hidup, ia tak pernah merasa sedih. Ia selalu bahagia dan tersenyum tulus.

Namun semuanya berubah ketika satu persatu orang yang ia cintai pergi. Seperti jalan yang tanpa ujung, seperti ramai yang sepi, dan raga yang tak berjiwa. Hidupnya hampa, hancur, hilang, dan tak bermakna.

"Lebih baik aku mati daripada harus hidup tanpa ada kalian di sini" Claudy mulai terlelap, ia larut dalam kesedihannya

Sedangkan diseberang sana, Candra Andre dan juga Kevin sedang berada di warung babe Ujang.

"Kusut bet tu muka kek kanebo kering" ucap Candra saat melihat wajah Andre

"Ada apa gerangan si kawan, santai aja kawan" timpal Kevin

Andre tetap diam, ia tak berniat membalas pertanyaan kedua sahabatnya itu. Candra dan Kevin sadar jika Andre sedang tidak baik-baik saja. Maka dari itu mereka memilih untuk memberi ruang kepada Andre agar dapat menenangkan diri.

"Eh Vin, lu tadi liat ga sih ada cewe cakep banget anjir, sampe ga fokus gua liatnya" Ucap Candra sambil meneguk kopinya

"Hah? Cewe cantik? Dimana? Gua ga liat tadi, gua cuma ngeliatin Claudy sama Bara doang" jawabnya yang mendapat tatapan tajam dari Andre

"Itu yang tadi di lampu merah"

"Gatau ah ga liat!"

"Nih gua punya fotonya, tadi sempet gua foto sih" ucapnya sambil menyodorkan hpnya

"ANJING! Itu mah bencong, tolol! Lu suka sama bencong? Dih najis bet" ucap Kevin saat kaget melihat foto tersebut

"BHAHAHAHAHA LO GAY CAN?"

"MASA BATANG DOYAN BATANG HAHAHAHAH"

"IH NAJIS CANDRA HOMO"

Anggota The Devil yang ada disana pun menertawakan kelakuan Candra yang menganggap bencong tersebut cantik. Semua tertawa terbahak-bahak, kecuali Andre yang tetap diam. Entah apa yang ada dipikirannya hingga ia tak tertarik untuk berbicara sepatah katapun.

Tinggg tinggg tinggg (anggep aja notif telpon ya wkwkwk)

Layar handphone Candra tertera jelas nama Elang.

"Wah tumbenan Elang telpon elu Can"

Tanpa pikir panjang, Candra segara mengangkat telpon dari Elang.

"Waduhh kenapa brodi, tumben banget nelpon dedek Candra yang emes ini" ucap Candra dengan nada yang menggoda

LEADER GIRL THE DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang