Chapter 56. Perasaan Fajar

9 6 0
                                    

Selamat Membaca..

Jangan Lupa Vote dan Comment ya!

ENJOY READING~

****

Malam hari.

setelah mengantarkan Kiya pulang, Fajar langsung pergi menuju ke markas Regis, sekedar minum Bersama dan menghabiskan waktu hingga esok yang mulai Kembali bekerja.

Fajar duduk di atas Sofa ruang tempat mereka berkumpul, hanya ada dirinya saat ini. Karena ketiga sahabat nya masih mengurusi pekerjaan. Tidak ada tanggal merah di hidup mereka. Mau libur atau bekerja itu mereka yang memutuskan, bahkan biasanya tanggal merah menjadi hari yang paling sibuk bagi mereka.

Mereka bilang "BERJUANG LAH DISAAT ORANG LAIN BERMALAS-MALASAN. MAKA KITA AKAN SUKSES LEBIH DULU DARIPADA MEREKA."

Ya.. terserah apa kata mereka, namun yang pasti Fajar memiliki prinsip yang berbeda.

Fajar meraih stick PS yang berada di bawah meja, menyalakan layar LED dan mulai bermain. Mengisi kejenuhan disaat sedang menunggu sahabat-sahabat nya.

Lima belas menit..

Tiga puluh menit..

Satu jam..

Satu jam tiga puluh menit..

Dua jam...

Fajar sudah memaikan delapan daftar game di PS5. Ia benar-benar merasa bosan sekarang, beralih ke kulkas mengambil minuman Cola, Kembali duduk dan membuka ponsel nya mencari nama Riko di daftar kontak nya.

Fajar mencoba menelpon Riko..

Tutt.... Tutt... Tutt..

Ceklek..

"Halo"

Tepat saat pintu terbuka, sambungan telepon pun terhubung.

Riko muncul di balik pintu dengan ponsel ditelinganya di apit oleh bahu, tangan kanan nya menenteng paper bag dan tangan kirinya memegang knop Pintu.

Fajar mendelik tajam melihat kemunculan Riko yang menyebalkan.

Riko nyengir kuda dan masuk kedalam setelah menutup Kembali pintu.

"yang lain mana?" tanya Fajar membuka paper bag yang Riko bawa

"masih Rapat sama Divisi" jawab Riko sembari membuka Jaket dan menaruhnya di sofa.

"nyari apaan sih lo?" Riko merasa risih dengan  Fajar yang mengeluarkan semua makanan di dalam tas paper bag dengan kasar.

"Sbux doang?"

(sbux= starbucks)

Riko mengangguk "kenapa emang?"

"Costa gue mana?"

(Costa = Coffe dari Costa Caffe)

Riko langsung menepuk jidat nya, "Gue lupa"

Fajar langsung menghempaskan paperbag di depan nya dengan kesal. Benar-benar merajuk layaknya anak kecil.

"Gue titip ke si Rifki sekarang" ucap Riko berusaha membuat Fajar sabar

Riko lantas langsung menelpon Rifki, setelah sambungan telpon terhubung Riko segera menyebutkan pesanan titipan nya untuk Fajar, Coffe Classic.

Setelah selesai menelpon, Riko menaruh Ponsel nya di atas meja. Ia lantas mengambil satu potong Pizza yang tadi ia bawa.

"dari tadi lo?" tanya Riko melirik Fajar yang sibuk dengan ponsel nya

INVESTIGASI (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang