Chapter 39. Permintaan Maaf

20 15 2
                                    


Selamat membaca..

Jangan Lupa tinggalkan jejak Vote and Comment!

Enjoyyy~~

****

Pagi hari, Rafa terbangun dari tidur nya, meregangkan otot-otot tangan dan leher nya, melihat jam menunjukan Pukul 7 pagi. Rafa beranjak dari tempat tidur nya, berjalan keluar kamar menuju ke kamar mandi, Rafa menghentikan langkah nya sejenak, kenapa rumah nya terasa sangat sepi?

Rafa memutuskan untuk melihat ke kamar Farel,

Tokk.. Tokk.. Tok..

Rafa mengetuk pintu kamar Farel namun tidak ada jawaban, Rafa membuka pintu kamar dan melihat seisi kamar yang kosong tidak ada orang.

"Udah berangkat kali ya?" gumam nya

Rafa lantas menutup kembali pintu kamar tersebut dan segera mandi.

****

Rafa sudah rapih dengan baju hitam seperti biasanya, dibaluti jaket denim berwarna biru. Rafa berjalan kearah dapur, membuka tudung saji untuk mencari makanan, Rafa mengeryit heran, tidak biasanya Farel pergi tanpa masak sedikitpun, Meja makan begitu kosong hanya gelas yang tertelungkup seperti biasa.

Rafa lantas mengambil Ponsel nya di kamar, mencoba menghubungi Farel.

Percobaan pertama, panggilan tidak terjawab oleh Farel, Rafa berdecak kesal, tidak biasanya Farel seperti ini.

Rafa mencoba kembali menghubungi Farel, cukup lama menunggu hingga akhirnya sambungan telpon terhubung

"Rel, lo udah berangkat atau lo emang ga balik?"

"Ahh, iya gue lupa ngasih tahu lo bang. Gue semalem nginep di rumah temen gue, gue baru aja mau otw balik sekarang, sorry bang"

Rafa menghembuskan nafas nya panjang

"lain kali kasih tahu gue kalau lo ga balik"

"Iya bang, gue minta maaf gue lupa"

"oke"

Rafa menutup panggilan, Rafa memutuskan untuk berangkat sekarang, ia akan mampir dahulu ke Caffe sekedar untuk meminum Kopi atau jus.

Rafa berjalan keluar rumah, tidak lupa untuk mengunci pintu rumah nya, hari ini ia akan kembali bekerja ke kantor. Walau sebenarnya dia merasa malas karena dirinya pasti akan bertemu dengan Kiya, namun, dirinya harus Profesional, urusan pribadi tidak boleh mempengaruhi pekerjaan.

****

Farel menatap layar ponsel nya saat sambungan telepon telah terputus.

"Kenapa Rel?" tanya kakak sepupu Farel.

"Nggak" balas Farel menggelengkan kepalanya

"si Rafa ya?"

Farel mengangguk "dia kaya khawatir gitu sama gue, bang"

Lelaki yang duduk disamping Farel itu tersenyum

"Ya bagus lah kalau gitu"

"Lo nggak berangkat sekarang bang?" tanya Farel melihat kakak sepupunya belum bersiap-siap sedikitpun

"bentaran lagi, yang lain juga pasti belum pada dateng"

"Ohh bang Rafa sekarang udah masuk kerja lagi" ujar Farel sekedar memberitahu

Kakak sepupunya hanya mengangguk-anggukan kepala, lantas langsung beranjak dari sofa dan pergi meninggalkan Farel

"giliran gue sebut Rafa, baru semangat"

INVESTIGASI (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang