Chapter 42. Nggak lama.

19 13 2
                                    

Selamat Membaca.. jangan lupa untuk tinggalkan jejak, yang belum vote, vote dulu yuk.. menghargai karya orang lain itu nggak sulit ko:)

Jangan lupa folow ig  wattpad_investigasi

Enjoyy readingg~

****

Rafa kini berada di depan sebuah Rumah, tepat dengan titik Maps yang dikirim Kiya padanya, Rumah Fajar.

Rumah yang minimalis, namun terkesan mewah. Rafa memasuki rumah Fajar karena tidak ada satupun penjaga.

Rafa turun dari mobil nya, Ia memandangi rumah yang berada di hadapan nya. melihat langit yang sudah gelap menandakan hari sudah malam. Angin dingin pertanda akan segera turun hujan menyapu wajah tampan nya, Rafa mengibaskan rambutnya yang sedikit menghalangi penglihatan nya.

Rafa berjalan menuju pintu utama, menaiki beberapa tangga dan tiba di depan pintu, Rafa mencari sesuatu di sekitar pintu, hingga akhirnya Ia menemukan bel Rumah, Rafa menekan nya dua kali, dan menunggu pemilik Rumah keluar.

Saat menyadari bahwa ia melupakan sesuatu, Rafa segera kembali ke mobil nya, mengambil buah tangan yang sempat ia beli di pinggir jalan.

****

Keempat lelaki yang berada di dalam rumah Fajar sedang main Play Stasion (PS) dengan heboh mereka saling bersorak untuk mengganggu lawan nya agar kalah.

"Ngga, lo bacot banget Ga, sumpah!" ucap Riko kesal karena Angga berteriak tepat di telinga nya.

"Dikit lagi Ko, ayo Ko! Cepet dikit lagi!" teriak Rifki niat menyemangati yang justru malah mengganggu konsentrasi"

"Ga, lo kalo bacot, gue gabakal kasih ampun" ucap Fajar memperingati,

Mereka bertaruh untuk membersihkan bekas makanan mereka, dan yang kalah tentu saja dia yang mendapat hukuman. Awalnya Fajar menyetujui tentang Cleaning Servis yang akan di pesankan oleh Angga, namun, jika mereka terus saja begitu maka mereka tidak akan bertanggung jawab dengan apa yang pernah mereka lakukan.

Entahlah, saat Fajar bersama dengan mereka, Ia justru bersikap paling dewasa diantara mereka, berbeda saat dirinya bersama teman-teman tim kepolisian, Ia justru bersikap paling bocah diantara semuanya.

Karena menurut Fajar, Ia akan bersikap sesuai dengan tempat dan situasi, disaat bersama sahabat nya mereka akan melakukan segala hal tanpa pikir panjang, dan Ia pikir salah satu dari mereka harus ada yang mengarahkan, jadi lah ia memutuskan dirinya yang harus berpikir dewasa saat bersama mereka.

Sedangkan saat dengan teman Kepolisian, yang selalu bersikap tenang dan dewasa adalah Guntur, jadi, pikir nya hal itu sudah cukup untuk menjadi penopang diantara mereka. Walaupun Ia akui, Rafa juga memiliki sikap yang tenang dan dewasa, namun, Ia belum kenal sepenuh nya dengan Rafa. Banyak juga yang ingin dia ketahui tentang Rafa.

Ting Dong.. Ting Dong..

Di saat sedang asik bermain game, tiba-tiba bel rumah berbunyi, mereka saling melempar pandangan.

"Lo, pesen makanan lagi, Ga?" tanya Fajar kepada Angga

Angga menggeleng cepat, "Nggak"

"terus siapa?" beo Fajar lagi

"coba lo liat keluar Jar," titah Rifki

Fajar mengangguk dan berjalan kearah pintu, merapihkan dulu bajunya yang berantakan.

Fajar membuka pintu nya, mencondongkan kepalanya melihat sekeliling, tidak ada siapapun.

Saat dirinya akan menutup pintu, tiba-tiba pandangan nya terarah kesebuah mobil yang tampak familiar, saat melihat seseorang keluar mobil tersebut, Fajar membelalakan matanya.

INVESTIGASI (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang