Chapter 58. Rasa Sendiri II

8 3 0
                                    

Selamat Membaca..
Vote dulu yuk..
Comment di bawah biar greget!

ENJOY READING~~

***
Seminggu setelah kejadian antara Kiya dan Fajar, suasana menjadi sangat berbeda. Terjadi perang dingin di antara Fajar dan Kiya, dan itu mempengaruhi hubungan dengan yang lainnya juga.

Kiya yang terus mencoba memperbaiki hubungannya dengan Fajar, sedangkan Fajar yang terus menghindar dari Kiya, juga Rafa.

Fajar berusaha sebisa mungkin untuk tidak terlibat obrolan atau tugas yang membuatnya harus sering berkomunikasi antara Kiya dan Rafa.

Rian yang menyadari hal itu merasa jengah dan kesal Ketika mereka harus saling melempar pesan dengan cara memakai pelantara.

“Yan, bilangin kesi Rafa kalau laporan yang penculikan udah gue simpen di meja nya” ucap Fajar kepada Rian.

Rian memejamkan matanya dan menghembuskan nafasnya saat sedang berjalan di menuju ke ruang Kapten Dio Bersama Fajar.

“padahal lo bisa bilang sendiri ke dia”

“Ribet”

****

Mereka berlima saat ini sedang berada di ruang rapat. Mendiskusikan perihal beberapa kasus yang mereka tangani, tanpa Kapten Dio.

Sepanjang waktu mereka hanya membaca selembaran berkas-berkas di tangan nya masing-masing, sesekali bertanya jika ada yang kurang jelas.

Sangat berbeda dengan suasana Rapat dulu yang mereka lakukan dengan serius, melemparkan pendapatnya masing-masing, saling memberi saran, dan banyak berdiskusi dengan serius namun terasa nyaman.

Sedangkan sekarang, suasana benar-benar terasa canggung. Hanya Guntur dan Rian yang sering mengeluarkan suara, Rafa juga hanya sesekali memberi saran.

Rian yang merasa sangat tidak nyaman dengan situasi ini langsung berdiri, menimbulkan suara gesekan kursi yang tedorong mundur. Semua perhatian mengarah padanya, menatapnya dengan heran.

“kenapa,Yan?” Guntur bertanya.

Rian menghembuskan nafas nya “udah beres rapat nya?” tanya nya.

Rafa mengangkat alis nya, bingung. “masih ada beberapa yang harus di bahas” ujar nya.

“gue tanya sekarang, dua jam ini ada yang bisa simpulin ga, apa hasil rapat nya?” Rian bertanya kepada siapapun

Mereka menatap Rian dengan heran

“Yan, masih belum selesai rapat nya. apa yang di simpulin?” Kiya bersuara.

“sampai terakhir yang di bahas deh, ada yang bisa simpulin ga?”

Tidak ada yang menjawab.

“ga ada kan?” Rian melempar map yang berada di tangan nya dengan kasar ke atas meja.

“percuma kan rapat?”

Rian menatap mereka satu persatu.

“buang-buang waktu jadinya!” sentak Rian kesal

“tau nggak semua ini karena apa?” Rian menopang tangan nya ke sisi meja. “KARENA CINTA!”

Semua mengerutkan dahi nya bersamaan saat mendengar pernyataan Rian.

“Yan, apaan si lo” Kiya berusaha untuk menghentikan Rian.

“DIEM LO!” tunjuk Rian menyuruh Kiya untuk Kembali duduk

“gue udah pernah peringatin lo pada buat nggak suka sama dia” Rian melirik Kiya dengan tatapan tidak suka.

“awal nya gue nggak peduli sama urusan perasaan kalian, asalkan nggak ngeganggu kerjaan dan kekompakan tim.”

“tapi, setelah gue perhatiin tenyata lo pada malah ga bisa bedain MANA URUSAN PRIBADI DAN KERJAAN!”

“BISA GA, LO BERTIGA NIH, KALAU LAGI KERJA, BIASA AJA! BELAGA KEK KAYA GA TERJADI APA-APA DEH, KALAU DI LUAR KERJAAN TERSERAH KALIAN MAU NGAPAIN. GUE NGGAK PEDULI” Rian menunjuk Rafa, Kiya dan Fajar.

Rian saat ini bukan lah Rian yang suka bercanda dan berjayus ria. Dia benar-benar sedang menjadi diri Rian yang tidak banyak orang tahu, Rian yang berpikiran dewasa, Rian yang bijaksana pokoknya Rian yang 360 derajat sangat berbeda.

“kenapa jadi bawa-bawa gue?” protes Rafa tidak terima

“Karena lo juga terlibat!” ujar Rian sinis

“gue tahu semuanya, jangan kalian kira gue yang keliatan bodoh gini ga tau apa-apa”

“Gue tahu, masalah lo Kiya” Rian menunjuk Kiya dengan pulpen di tangan nya. “sama lo, Fajar”

“perumpamaan gue yang dulu ternyata kejadian sekarang”

Guntur mengernyit, “maksud lo?”

“gausah belaga ga ngerti turr” sinis Rian tertawa hambar

“dia nih,” Rian menunjuk Fajar “suka sama itu cewe”

“dan itu cewe, malah suka sama cowok ini” Rian menyentuh Pundak Rafa yang duduk di samping nya. “ohh lebih tepat nya belum Move-on”

Mereka bertiga seketika membelalakan matanya terkejut dengan ucapan Rian.

Rian tahu semuanya, dia yang berada di balik tembok saat Kiya dan Fajar bertengkar hebat.

“Jadi, si Fajar benci sama si Rafa. karena dia, Kiya nolak perasaannya” tutur Rian membuat Fajar mengepalkan tangan nya kesal.

“Gausah so tau lo” Fajar menatap tajam kearah Rian.

Rian hanya tersenyum miring “sekarang, gue Cuma mau tanya hal ini sekali lagi”

“pilih pertemanan kita, atau cewe ini” Rian menunjuk Kiya lagi “alias perasaan lo”

“Yan” Guntur menegur

Rian melirik Guntur menaikan sebelah alis nya “kenapa? Salah pertanyaan gue?”

“yang lo lakuin justru memperburuk keadaan” peringat Guntur

“Ohh Sorry” ujar Rian “yaudah, itu doang yang mau gue omongin, tapi gue harap permasalahan cinta kalian bertiga segera tuntasin. Gue ga suka kalau lo pada rirbut Cuma karena cewe ini”

Rian berlalu pergi meninggalkan mereka berempat yang masih dalam perasaan kaget dan cemas atas sikap Rian yang benar-benar terlalu berubah-ubah secara mendadak.

Guntur melirik ketiga teman nya secara bergantian, Rafa yang hanya dengan tatapan datar nya, Fajar dengan emosi yang ditahan nya, dan Kiya dengan tatapan kosong nya.

Guntur menepuk bahu Rafa mengajak nya untuk meninggalkan Kiya dan Fajar. Guntur sudah sangat mengenal Rafa sekarang, dan ia tahu Rafa sebenarnya tidak ada urusan dengan mereka berdua, itu hanya keterlibatan tidak langsung nya. Rafa masih bisa mengendalikan perasaanya terhadap Kiya.

Kini hanya ada Fajar dan Kiya di dalam ruangan. Hanya bertahan beberapa menit hingga Fajar beranjak dari posisinya, berniat pergi.

“Jar” suara Kiya menghentikan Langkah Fajar

Fajar hanya berhenti tanpa berniat membalikan badan nya

“Gue minta maaf” ucap Kiya.

Setelah mendengar ucapan Kiya, Fajar langsung meninggalkan ruangan tanpa membalas ucapan Kiya sedikitpun.

gue udah tahu apa yang harus gue pilih” batin Fajar

***

RIAAANNNNN KAMU KEREN!

MASALAH PERASAAN KO DIBAWA KE KERJAAN..

UCAPAN ADALAH DOA YAN.. MAKANYA DULU JANGAN BIKIN PERUMPAMAAN, SEKARANG JADI KENYATAAN KAANNNN

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA..

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK YA..

NEXT—

SALAM

MPITRYN

INVESTIGASI (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang