11. Dunia immortal

71 12 0
                                    

"Nabila?" Abimanyu yang baru saja datang pun langsung menepuk pelan pipi Nabila agar putrinya itu bangun.

Nicholas dan Zidan berdiri bersandar di tembok. Lalu Zia, gadis itu diam saat melihat sosok berjubah hitam dengan wajah menyeramkan yang berdiri di pojok kamar Nabila.

"Kamu siapa?" tanya Zia membuat Nicholas dan Zidan menoleh.

"Zi? Whats wrong?" tanya Nicholas.

Zia menatap Nicholas. "Kak Lala pingsan karena kaget lihat dia," ucapnya sembari menunjuk sosok hitam yang ada di pojokan.

"Ya," jawab Nicholas. "Apa dia menyeramkan?"

"Tentu," jawab Zia. "Mungkin dia spesies rendahan."

Sosok itu melotot membuat Zia memiringkan kepala. "Kamu siapa?"

"Jadi begini cara kamu menyikapi Amon?" Sosok itu bertanya membuat Zia bersidekap.

"Kenapa bawa-bawa Amon?" tanya Zia.

Abimanyu, Nicholas dan Zidan pun menyimak, tidak ingin ikut campur dengan masalah Zia dan makhluk ghaib yang ada di pojok sana.

"Karena saya dan Amon itu setara," kata makhluk itu.

Zia mangut-mangut. "Ubah penampilanmu."

"Apa maksudmu?" Makhluk itu mengerjab, apa dirinya sudah ketahuan?

"Ubah penampilanmu atau aku suruh Amon datang?" ancam Zia.

Zia hanya sok galak saja. Padahal, dalam hati ia ketakutan setengah mati saat melihat makhluk yang ada di pojok sana. Terlebih lagi makhluk itu memiliki tanduk.

Makhluk itu mengumpat. Ia pun memetik jari hingga tubuhnya mengeluarkan cahaya. Zia menyipitkan mata. Setelah cahaya itu melebur, ia pun membuka mata lalu tercengang kala sosok tampan dengan wajah yang mirip Amon itu berdiri di pojokan.

Tidak hanya Zia yang bisa melihat, Abimanyu, Nicholas dan Zidan juga bisa melihat.

"D-dia ..." Zidan terbata. "A-aku bisa lihat i ... ini?"

"Apa maksudnya?" tanya Abimanyu. Ia menatap putri bungsunya, meminta penjelasan. "Zia?"

Zia gelagapan. "I ... i dont know, Ayah!" Ia menatap sosok tampan itu lagi. "W-who are you?"

Sosok itu tersenyum. "Selamat sore. Saya Leviathan. Saya dikategorikan sebagai manusia karena hanya ada seperempat darah iblis di tubuh saya. Saya adalah calon penjaga Nabila di dalam misi ini. Oh, saya hampir lupa," ia terkekeh, "Amon adalah adik laki-laki saya."

"Kakaknya Amon??" beo Zia.

"Lo calon penjaga Nabila?" tanya Nicholas. "Di dalam misi. Ya, hanya di dalam misi. Jangan sampai lo naksir adik gue," ujarnya.

Leviathan tertawa. "Terserah semesta. Entah siapa yang akan semesta pilih, saya dengan Nabila atau adik saya dengan Zia."

"Amon?" ujar Nicholas. "Apa-apaan?! Tidak boleh! Adik lo itu iblis dan adik gue manusia! Lo gila??"

"Semesta yang gila," kata Leviathan. "Lagipula, banyak kejutan saat misi ini dilakukan, Nicholas."

Nicholas merinding saat Leviathan menyebut namanya.

Abimanyu berdiri dari duduknya. Ia melangkah ke arah Leviathan membuat Zia menahannya, namun, ia menolak dan meyakinkan jika Leviathan tidak jahat.

"Sore. Saya Abimanyu."

"Sore. Saya Leviathan." Leviathan tersenyum samar. "Apa kamu akan bertanya sesuatu?"

"Tentu," jawab Abimanyu.

RUMITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang