26. Awal dari sidang

60 7 0
                                    

"Kalian akan disidang." Makhluk yang bertugas menjaga kurungan pun memberitahu membuat mereka yang dikurung langsung menoleh.

Digo melotot. "Ngelindur lo dateng-dateng langsung bilang gitu?!"

"Pstt!" tegur Asmodeus.

"Apa?? Dia aneh! Sidang-sidang! Dikira mau cerai?!" gerutu Digo.

"Sidang apa? Ada makanan nggak?" tanya Nabila. "Gue nggak laper, tapi gue kangen makan."

"Heh!" tegur Leviathan.

"Sidangnya kapan?" tanya Asmodeus.

"Sekarang ini," jawab makhluk itu lalu membuka kurungan membuat beberapa temannya yang ada di belakang langsung membawa Nabila, Leviathan, Digo, Asmodeus, Demas dan Malphas untuk menuju ke tempat sidang.

"Anjir! Sidang apa, sih, woi?! Takut gue!" heboh Nabila.

"Sidang paripurna MPR," jawab Digo asal-asalan.

"Yakali sidang paripurna di dunia immortal!" protes Nabila.

Mereka dibawa masuk ke suatu tempat yang terasa nyaman dan asri. Mereka duduk di kursi lalu tangan mereka yang semula terikat kini sudah bebas.

Nabila menghela napas lega. "Lega banget gue."

"Gue juga. Udah nggak engap," sambung Digo. "Seger banget ya di sini. Ini kalo gue manusia normal, udah pasti tidur nih!"

"Berarti kamu tidak normal," cetus Asmodeus.

"Ya nggak! Gue iblis, Deus bego!" sewot Digo lalu menatap depan.

"Go, Zia sama Amon mana?" tanya Demas. "Mereka nggak ada di kurungan, berarti mereka nggak ketangkep, kan?"

Digo diam sebentar, berpikir.

"Mereka tidak tertangkap," jawab Malphas. "Mereka selamat dan mungkin sebentar lagi mereka akan datang."

"Yang bener lo??" Nabila membulatkan mata. "Syukur, deh, adik gue nggak kenapa-napa!"

"Hai, Digo." Digo menoleh saat mendengar ada sosok yang menyapanya.

Cowok itu mendecih. "Lo lagi lo lagi. Lo kenapa ada di mana-mana sih, La Sella!"

Sella memutar bola mata. "Terserah saya, dong! Sewot amat!"

"Siapa yang sewot?!" kesal Digo. "Gue cuma nanya. Sebagai makhluk abadi, lo harus bisa bedain yang mana sewot dan yang mana nanya!"

Sella berdecak, "Kamu ribet banget, ya!"

"Jelas! Karena gue orangnya tersusun!" balas Digo dengan bangganya.

"Tersusun-tersusun apa--"

"Sella." Emil yang baru saja datang pun langsung memanggil membuat Digo menoleh.

"Waduh! Siapa tuh? Pacar lo?" sinis Digo kepada Sella.

"Pacar? Apa itu pacar?" beo Sella pura-pura tidak tahu.

"Loh, mbak, lo nggak tau pacar itu apa?" ujar Nabila tercengang. "Pacar itu kayak ... ah! Dia ini adalah calon pacar gue!" sambungnya menunjuk Demas.

"Diem, La," ketus Leviathan.

Demas mendelik. "Bohong, mba! Gue udah ada pacar, kok!"

Sella menatap Nabila. "Naksir kok sama pacar orang!"

Nabila tertawa. "Seru tau, mba! Gue nunggu mereka putus sih!"

Sella mangut-mangut. "Terserah kamu saja," ujarnya lalu mengekori Emil untuk berdiri di samping singgasana raja.

RUMITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang