35. Misi selesai

78 12 0
                                    

"INI KENAPA?!" Nabila memekik lalu membulatkan mata saat melihat Zia yang berdiri di udara dengan membawa tongkat di tangan kanannya.

"Reina Principal," ujar Jason membuat Amon menoleh, "ada di dalam diri Zia."

Amon menegang. Ia mentap lurus ke arah Zia. "Reina Principal, keluar atau mati?"

"Kau membunuhku, itu sama saja kau membunuh gadismu, Abrasa."

Seorang Diamond Abrasa Rikkard tidak akan kalah begitu saja.

"Kau mau apa?" Kini, Leviathan bertanya kepada sang Reina Principal yang sedang mengendalikan Zia.

"Menghancurkan tempat ini. Menghancurkan tempat makhluk-makhluk yang dianggap pembangkang oleh semesta."

"Sebelum tempat ini hancur, kau yang lebih dulu hancur, Reina," kata Jason.

Reina Principal memang sekuat itu. Lucifer, sang raja iblis pernah sekarat karena terkena goresan kukunya.

Jason memetik jari membuat pedang muncul dan terpasang rapi di tangannya. Ia memejamkan mata, mengirim telepati kepada seseorang.

"Tidak ada solusi lain selain ini. Datanglah dengan membawa apa yang aku sebutkan tadi."

Setelah mengirim telepati itu, Jason membuka mata dengan mata yang semakin memerah seiring berjalannya waktu.

"Asmodeus, Malphas, kecoh dia tanpa menyentuh," ujar Jason lalu menarik Amon untuk menjauh agar bisa berbicara berdua.

Asmodeus mengeraskan rahang lalu melayang membuat Reina Principal menggerak-gerakkan tongkatnya dan berusaha meraih sosok Asmodeus.

"Diamond." Jason menatap putranya. "Kau tahu botol yang disimpan Lenaith?"

"Botol apa?"

"Botol untuk memenjarakan Reina Principal," jawab Jason.

"Bagaimana caranya? Kau tau, Daddy, sekali dia menyentuh kita, kita akan sekarat seperti Lucifer, kan?"

Jason berdecak. "Lucifer itu rajamu. Panggil yang baik, Amon."

"Ya, raja Lucifer," ralat Amon malas membuat Lucifer diam-diam menahan tawa.

"Bagus," ujar Jason. "Kau lihat, Asmodeus mati-matian menghindari serangan Reina Principal. Ah, mungkin kita harus mengorbankan seseorang."

Amon menoleh. "Daddy akan mengorbankan gadisku?"

"Daddy tidak gila." Jason memerhatikan Reina Principal. "Gadismu pasti akan selamat."

"Lalu, siapa yang akan Daddy korbankan?"

"Sebentar lagi dia datang."

Tak lama kemudian, Leviathan datang bersama Jaden.

Amon meneguk ludahnya. "Daddy akan mengorbankan Leviathan?"

"Jaden," jawab Jason apa adanya.

"Daddy, Jaden adalah ayahnya Leviathan. Daddy jangan gila," kata Amon.

"Biarkan Jaden abadi dengan Fasya, Amon."

Amon terdiam.

"Bagaimana caranya?" tanya Amon.

Jason mendekat ke arah Jaden lalu mengambil botol yang digenggam Jaden. Ia tersenyum penuh arti ke arah kakak laki-lakinya membuat Leviathan memalingkan wajah karena sudah tahu apa yang akan dilakukan selanjutnya.

"ASMODEUS!!" Digo berteriak panik saat Asmodeus jatuh tersungkur.

"Go! Tolongin Asmodeus, anjir!" Nabila heboh.

RUMITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang