Hades mengeram saat dirinya dipojokkan oleh beberapa makhluk imajinasi. Tanpa tahu siapa yang akan menyerang, ia kembali terpontang-panting karena makhluk itu menendang dan menamparnya.
"Hades!" Persefone berteriak membuat Hades menoleh.
Persefone sudah tergeletak mengenaskan membuat Hades meraung-raung dan menendang udara yang ada di hadapannya. Namun, nihil. Tendangannya tidak mengenai objek yang menjadi sasarannya.
"Sialan!" Hades mengumpat.
Di sisi lain, Kronos berlari dan berlindung di belakang Digo membuat Digo yang sedang nikmat menendang musuh pun mengerutkan kening.
"Lo ngapain di situ sih??" Digo kebingungan. "Ayo nyerang, Pak!"
Kronos mencebik. "Digo! Hanya kalian bersepuluh yang bisa melihat makhluk imajinasi. Hanya bangsa iblis yang bisa melihat! Kamu tidak lihat Hades sama Persefone??"
Digo menatap Hades yang mengeliat dan berusaha untuk menyelamatkan Persefone yang tergeletak tak berdaya.
"Kalo gitu, ayo nyerang!" kata Nabila semangat. Ia menatap Leviathan yang berdiri di sampingnya. "Semangat, Levi. Gue rasa, Mr. Jaden bukan ayah yang buruk. Beliau pasti punya alasan kenapa kamu hidup bersama Mr. Jason."
Jaden yang melindungi raja diam-diam tersenyum.
Zia menengadahkan tangan kanannya, hingga muncul tongkat abu panjang yang membuat Jason menoleh.
Jason tersenyum penuh arti sembari bersidekap. "Let's start playing." Ia melangkah ke samping Amon, menepuk pundak putranya itu. "Imbangi gadismu."
Amon tersenyum miring. Ia menjentikkan jari, hingga pedang sudah terpegang rapi di tangan kanannya. Ia menatap Zia yang juga sedang menatapnya.
"Ready?" tanya Amon sembari memiringkan kepala.
Zia tersenyum tipis. "Yes!" jawabnya lalu melangkah dan memutar-mutar tongkatnya hingga beberapa makhluk imajinasi yang menghalangi jalannya pun terpental. Makhluk yang terpental langsung ditebas habis menggunakan pedang oleh Amon.
Begitu terus, terulang-ulang hingga Zia menghampiri Persefone dan Hades.
"Z-zia, dunia imajinasi memang mematikan," lirih Persefone.
Zia tersenyum. "Kamu dan Hades sudah aman, Persefone."
Senyum Persefone terbit. "Terima kasih."
"Aku hanya pemimpin. Aku bisa merasakan sakit, karena aku hanya bertugas," kata Hades kepada Amon. "Selesaikan misimu. Aku menunggu hal itu terjadi."
Amon tersenyum. "Pasti," jawabnya lalu bangkit dan menebas empat makhluk di belakangnya yang akan menyerangnya tanpa menoleh.
Zia ikut bangkit. Ia berbalik dan kembali memutar-mutar tongkatnya dengan Amon yang mengekor di belakangnya.
"Zia keren, anjir!" seru Digo saat melihat Zia yang memutar-mutarkan tongkat.
"Dia diimbangi Amon," sahut Asmodeus sembari menyerang makhluk imajinasi.
"ANJING! LO BERANI NAMPAR GUE?!" Nabila memaki makhluk yang secara terang-terangan menamparnya. "LO!!" Nabila melakukan tendangan bertubi-tubi terhadap makhluk tersebut.
"Brutal amat." Demas pun tercengang.
"Dia memang begitu," jawab Leviathan.
"BAJINGAN!!" Digo berteriak saat makhluk imajinasi menendang Kronos. "LO APAIN BAPAK KEDUA GUE, BABI?!" umpatnya lalu menampar, menendang dan memukul makhluk itu hingga hancur lebur.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMIT
General FictionNagara series 3 Rumitnya mereka bukan karena cinta beda agama dan bukan karena cinta beda kasta. Tapi, karena cinta beda alam dan cinta beda perasaan. Nicholas, si sulung, menyukai perempuan yang suka dengan saudara kembarnya, Nathan. Nathan, suka...