18. Antara cinta dan teman

68 9 0
                                    

"Zidan." Zidan yang dipanggil pun menoleh. "Gue suka sama lo."

Zia yang akan menyusul Zidan pun membekap mulutnya saat mendengar penuturan Hana.

Zidan hanya mengangguk tanpa menjawab. Saat akan melangkah, Hana kembali menahannya.

"G-gue mau ngajak lo jalan. Lo mau, nggak?" tanya Hana.

Zidan menggeleng.

"Kenapa?" Hana mendadak kecewa.

"Buang-buang waktu," jawab Zidan lalu pergi begitu saja.

Hana mengepalkan kedua tangannya. "ZIDAN!!" teriaknya membuat siswa-siswi yang ada di koridor pun menoleh.

Zidan berdecak, "Apa lagi?" tanyanya.

Hana berlari kecil ke arah Zidan tanpa tahu ternyata Zia mengikutinya dari belakang.

"Lo kenapa nolak pas gue ajak jalan, sih? Lo mau jalan sama siapa?" tanya Hana dengan mata memicing. "Lo udah ada cewek, ya?"

"Iya," jawab Zidan.

"Siapa?" Hana melebarkan mata.

"Temen lo," jawab Zidan apa adanya.

Zia tercengang.

"Lo sama Belva pacaran? Sejak kapan?" tanya Hana kurang suka.

"Lo nggak perlu tau," jawab Zidan lalu pergi, meninggalkan Hana yang mengepalkan kedua tangannya, merasa kesal dengan Belva.

Zia menghampiri Hana, menepuk pundak cewek itu membuat Hana menoleh.

"Hanashita Maharani, lo suka sama sodara gue, ya?"

Hana mengerjab. Gadis ini saudara kembarnya Zidan?

"Lo sodaranya Zidan?" Zia mengangguk.

"Salam kenal. Gue Zia," kata Zia lalu mengulurkan tangan.

Hana dengan ragu membalas uluran tangan Zia. "Gue Hana."

Zia mangut-mangut lalu menarik kembali tangannya. "Lo suka sama Zidan, tapi Zidan udah pacaran sama temen lo."

Hana diam. "Masih pacaran, kan?"

Zia mengerutkan kening. "Lo ada niatan ngerebut?" tanyanya.

"Mungkin," jawab Hana. "Gue suka Zidan. Gue pengin hidup bahagia sama dia. Dua kali gue diselingkuhin mantan gue dan gue capek. Gue bener-bener pengin bahagia."

"Lo bisa bahagia, tapi bukan sama Zidan," kata Zia. "Lo cantik. Yang suka bahkan cinta sama lo pasti ada. Coba noleh ke belakang."

"Tapi gue nggak bisa cinta sama orang yang mencintai gue," jawab Hana.

"Dicintai lebih baik daripada mencintai," ujar Zia mendadak jadi sok pintar. "Zidan nggak cinta lo. Dan berharap cintanya Zidan bakalan ngebuat lo sakit karena Zidan cuma cinta ke Belva."

"Gue nggak peduli," jawab Hana. "Pokoknya gue suka sama Zidan."

Zia berdecih. Ia mendadak kesal. "Gue nggak peduli. Pokoknya Zidan punyanya Belva. Eneg gue sama lo!" ketusnya lalu pergi begitu saja.

***

"Lo pacaran sama Zidan, kan? Kenapa lo nggak cerita ke gue sih, Bel?!" ujar Hana kepada Belva yang sedang makan nasi goreng di hadapannya.

Belva mengerjab. "Siapa yang pacaran sama Zidan? Gue?"

"Gue suka sama Zidan, Bel," kata Hana membuat Belva diam.

Entah kenapa, Belva merasa kurang suka saat Hana mengatakan hal itu.

"Secepat itu? Kemarin lo baru putus sama Rama, loh," ujar Belva.

RUMITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang