"Pules banget tidurnya," ujar Nicholas saat melihat Nabila dan Zia yang masih tertidur di ranjang. "Udah lima hari, loh."
Nicholas mengeluarkan lip balm dari saku. Ia mendekat ke ranjang Nabila lalu memoleskan lip balm ke bibir saudara kembarnya itu. "Biar nggak kering."
Nicholas menatap Zia. "Adek juga mau?" Nicholas lantas mendekat ke ranjang Zia lalu memoleskan lipbalm ke bibir adik bungsunya. "Gimana? Nggak kering, kan?"
Nicholas meletakkan lipbalm ke dalam saku celananya. "Kalian baik-baik aja, kan?"
"Lo juga harus jagain adik-adik gue, Go," kata Nicholas sembari memandang Digo. "Anggep mereka kayak adik lo sendiri."
Nicholas menatap jam dinding. "Oh iya, kan gue mau ke caffe, ya."
"Abang pergi dulu, ya. Abang mau ke caffe. Kalo kalian udah bangun, Abang beliin taro sama greentea, deh. Abang janji!"
***
Nicholas masuk ke dalam caffe Cendana. Ia mengerutkan kening saat melihat Nathan yang berdiri di stand untuk memesan. Lalu, pandangannya jatuh ke arah gadis yang duduk di pojok yang memadang Nathan dengan pandangan penuh luka.
Nicholas tersenyum. Ia melangkah ke arah tempat duduk gadis itu.
"Hai," sapanya membuat gadis itu menoleh.
"Nicholas?" beo Stella. "Lo ngapain di sini? Duduk-duduk."
Nicholas duduk di hadapan Stella. "Lo sendiri, ngapain di sini?"
Stella cengengesan. "Ngikutin Nathan."
Nicholas kembali tersenyum. "Terus, kenapa lo nggak ikut Nathan ke sana?" tanyanya sembari menatap Nathan yang masih membual di depan Shea.
Stella menggeleng. "Nathan sukanya Shea," jawabnya.
Nicholas mangut-mangut. "Lo nggak cemburu?"
"Cemburu sih cemburu. Tapi gue bukan siapa-siapanya, kan?"
"Lo mau ikut gue, nggak?" tanya Nicholas menawarkan.
"Ke mana?" tanya Stella. "Gue nggak bawa uang lebih, Nic."
"Gue yang bayar," jawab Nicholas. "Ayo!"
Nicholas menarik tangan Stella untuk di ajak keluar dari caffe. Ia memakai helm lalu naik ke atas motor kemudian menyuruh Stella untuk segera naik.
Stella naik dan memegang pundak Nicholas. "Kita mau ke mana?"
"Jalan-jalan," jawab Nicholas. "Stella, lo harus nyari kesenengan lain selain ngelihat Nathan, kan?"
"Nggak bisa," jawab Stella jujur.
"Kan belum dicoba," kata Nicholas. "Coba, deh, lo nyari cowok lain aja, yang masih single."
"Tapi siapa??"
Gue, Stel, batin Nicholas.
"Ya ... siapa aja, gitu!" jawab Nicholas lalu melajukan motornya.
Stella mencondongkan tubuhnya ke depan. "Emang langsung bisa move on?"
Nicholas meneguk ludahnya saat dada Stella menempel di punggungnya. "Kan dicoba dulu."
Stella terdiam. "Boleh boleh."
Nicholas diam-diam tersenyum.
***
Zia memeluk lengan Amon. "K-kita harus gimana?"
Amon menaikkan satu alisnya. "Jangan panik, Zia. Selama kamu masih menyentuh saya, kita nggak akan ketahuan."
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMIT
General FictionNagara series 3 Rumitnya mereka bukan karena cinta beda agama dan bukan karena cinta beda kasta. Tapi, karena cinta beda alam dan cinta beda perasaan. Nicholas, si sulung, menyukai perempuan yang suka dengan saudara kembarnya, Nathan. Nathan, suka...