Zia, Nabila, Digo dan Demas sudah menggunakan jubah hitam. Mereka berdiri di samping pelindungnya masing-masing.
Akvan berdiri di hadapan mereka, bersiap untuk memberikan aturan.
"Kalo kalian berpikir kalian hanya berjalan lalu sampai di dunia immortal, kalian salah besar," kata Akvan.
"Terus?" beo Nabila.
"Saat sudah melewati perbatasan dunia iblis, kalian akan sampai di dunia imajinasi yang sudah ada makhluk immortal yang bersiap untuk menghadang," kata Akvan.
"Kita bakalan perang, dong?!" pekik Zia heboh.
Akvan berdecak, "Tidak ada gunanya. Mereka abadi. Sebrutal apapun kalian melukai mereka, mereka akan kembali utuh seperti semula."
"Terus kita musti gimana, Akvan??" kesal Nabila membuat Leviathan memutar bola mata.
"Dengerin dulu, La," kata Leviathan sembari menoyor kepala Nabila.
Nabila memberengut.
"Kalian hanya perlu berpegangan tangan," jawab Akvan membuat Digo dan Demas terbelalak.
"Nggak bisa gitu, dong!" protes Digo. "Gue cowok, anjir!"
"Tidak ada yang bilang kamu cewek," sahut Asmodeus.
"Maksudnya itu ..." Digo menghela napas. "Nggak elok kalo cowok sama cowok gandengan tangan," ujarnya.
"Bener," balas Demas. "Aneh aja gitu."
"Dem, kalo lo gandengan sama gue, pasti nggak aneh. Gandengan sama gue, mau nggak?" cetus Nabila cengengesan.
"Gue udah ada Shenina," tolak Demas mentah-mentah membuat Leviathan dan Digo diam-diam menahan tawa.
"Bercanda!" ketus Nabila.
"Kak Lala mah kecewa berkedok bercanda!" komentar Zia membuat Nabila melotot.
"Diem, Zi," tegur Amon membuat Zia diam.
"Jangan sampai genggaman kalian lepas." Akvan menghela napas. "Kalo sampe lepas, akan ketahuan kalo sebenarnya kalian berasal dari dunia iblis."
"Fungsinya kita saling genggam itu apa, Van?" tanya Digo.
"Membuat kalian jadi makhluk yang sama seperti mereka. Tampilan yang sama dan gerak-gerik yang sama. Kalo genggaman kalian terlepas, tampilan kalian akan berubah menjadi seperti ini, memakai jubah," kata Akvan menjelaskan.
"Kalo semisal nggak sengaja kelepas dan ketahuan, kita bakalan diapain?" tanya Zia.
"Diserang," jawab Akvan. "Kalopun kalian lari, kalian juga akan dikejar sampai dapat."
"Solusi yang bagus biar mereka nggak bisa dapetin kita, gimana?" tanya Nabila.
"Nggak ada," jawab Akvan.
"Lah," ujar Digo kebingungan. "Kalo semisal kita ketangkep gimana?"
"Ya kalian akan berurusan dengan Lavaier," jawab Akvan. "Lavaier adalah kakak dari sang raja iblis, Lucifer."
***
"KENAPA PISAH-PISAH, SIH?!" Sepanjang perjalanan, Nabila menggerutu.
"Emang gitu konsepnya, La," jawab Leviathan.
Konsep dari perjalanan ini adalah masing-masing dari mereka melewati jalanan yang berbeda, ditemani oleh pelindung mereka masing-masing.
"Ini kapan sampenya?? Gue udah jalan kayaknya ini kalo gue itung udah mau dua jam!" kesal Nabila. "Untung gue dalam mode nggak bisa capek," ujarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMIT
General FictionNagara series 3 Rumitnya mereka bukan karena cinta beda agama dan bukan karena cinta beda kasta. Tapi, karena cinta beda alam dan cinta beda perasaan. Nicholas, si sulung, menyukai perempuan yang suka dengan saudara kembarnya, Nathan. Nathan, suka...