31. Keluarga kecil

62 11 0
                                    

"Kau baik-baik saja, Fasya?"

Fasya tersenyum saat mendengar pertanyaan dari Jaden. "Aku selalu baik, Jaden."

Nabila bergeser saat Fasya mendekat ke arah Leviathan. "Maafkan Ibu, ya, Levi. Ibu sudah abadi di sini," katanya.

Leviathan masih diam.

"Ceritanya panjang, Leviathan." Jaden bersuara. Ia menatap Jason. "Terima kasih, Jason. Kau memang adik yang bisa diandalkan."

"Emertizo, ayah kami mengangkat anak perempuan. Anak perempuan itu adalah Fasya," kata Jason menjelaskan. "Lambat laun, tahun demi tahun, Jaden menjatuhkan hatinya kepada Fasya. Hubungan terlarang pun muncul. Baik Jaden maupun Fasya sama-sama terkena kutukan dari Emertizo."

"Jaden menjadi iblis dan Fasya menjadi makhluk abadi," ungkap Jason.

Jason merangkul Leviathan lebih erat. "Jangan benci kepada Emertizo. Simpan rapat-rapat rasa benci kamu, Leviathan. Emertizo mengutuk karena Ayah kamu melanggar perjanjian."

"Perjanjian?" beo Amon.

"Ya. Perjanjian baik Daddy maupun Jaden dilarang untuk jatuh cinta kepada Fasya," jawab Jason.

Zia dan teman-teman iblisnya yang lain pun enggan untuk ikut campur karena ini adalah urusan keluarga Rikkard Emertizo. Nabila yang ingin mencairkan suasana pun ditahan oleh Asmodeus dan Malphas.

"Okay." Leviathan akhirnya bersuara. "Kalian berdua tidak akan bisa kembali ke dunia nyata, kan?" tanyanya kepada Jaden dan Fasya.

"Tentu tidak," jawab Jaden. "Kalaupun misi kalian berhasil, kami tetap tidak bisa kembali ke dunia nyata."

"Kenapa begitu? Ah maksudku, Ibu sudah abadi. Jadi aku tidak berharap banyak pada Ibu. Tapi, Ayah? Kau masih belum abadi," kata Leviathan. "Perjanjian di misi ini adalah jika misi ini berhasil, yang belum abadi akan kembali terjun ke dunia nyata."

"Ayah terkena kutukan dari grandpa, Leviathan," kata Jaden. "Hidup bahagialah bersama Daddymu saat di dunia nyata nanti."

Jaden melirik Nabila. "Juga bersama gadismu."

"Loh, kok ngelirik saya?" Nabila bersuara dengan menunjuk dirinya sendiri membuat Asmodeus dan Malphas melotot.

"Maaf, Mr. Nabila memang kurang sopan," kata Asmodeus lalu menarik Nabila untuk mundur.

Jaden terkekeh. "Tak apa."

Fasya memegang kedua pundak putranya. "Maafkan Ibu ya, Nak. Maaf untuk semuanya. Maaf karena Ibu tidak pernah ada untuk kamu."

"Bu," panggil Leviathan.

Leviathan langsung memeluk Fasya dengan punggung bergetar membuat Jaden memalingkan wajah.

Jason menatap Jaden. "Peluk keluarga kecilmu, Jaden. Mimpimu adalah memeluk Fasya dan Leviathan, bukan?"

Jaden tersenyum miris lalu melangkah dan memeluk Fasya serta Leviathan. "Andai kita ada di dunia nyata untuk kamu, Vi."

Nabila meneguk ludahnya. Baru kali ini dia melihat Leviathan yang begitu rapuh dan pasrah.

"Wah, pertemuan pertama dan terakhir, ya?" Lenaith datang lalu tersenyum haru. "Nikmati kebersamaan kalian."

Lenaith menatap Zia dan Amon. "Kalian, bantulah putra bungsuku."

Zia tersenyum. "Baik, Raja."

Zia menarik Amon untuk diajak pergi menjauh. Gadis itu kembali menengadahkan tangan hingga tongkatnya muncul kembali. Sempat tersenyum ke arah Hades, Persefone dan Rhadamanthis sebelum akhirnya menghilang bersama Amon yang selalu ia genggam.


RUMITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang