34. Sisi lain

66 11 0
                                    

"Silahkan masuk. Ini adalah jurang maut." Titan yang berukuran besar itu bersuara membuat Nabila merasa kupingnya mendadak pengang, saking kerasnya suara titan itu.

"Mas Titan, kalo ngomong pelan dikit, dong!" Nabila berteriak lantang agar Titan itu mendengar.

"Ini saya sudah berbisik, Nona," jawab Titan itu membuat Nabila mengulurkan tangan, menyuruhnya untuk berhenti berbicara.

Jason terkekeh. "Gadismu sangat unik, Leviathan."

Nabila memeluk lengan Leviathan lalu cengengesan. "Terima kasih, Mr. Jason!"

"Sama-sama, Mrs. Leviathan."

"Waduh! Kode keras itu, La," kata Digo. "Kapan ya gue ketemu Sella?"

Asmodeus menoleh. "Kamu rindu dengan gadismu?"

"Gadismu? Dia bukan cewek gue, Deus bege," kata Digo. "Tapi, ya, gue nggak tau kenapa mendadak gue kangen dia, gitu."

Demas mangut-mangut. "Itu tandanya lo naksir sama dia."

"Mungkin," kata Digo. "Tapi gue nggak tau juga sih."

"Kan yang lo tau itu cuma pocong, suster ngesot, gendruwo--"

"Berisik, La. Huss! Huss!" Digo mengibaskan tangan ke arah Nabila membuat Nabila melotot.

"Anjir lo!" kesal Nabila lalu mengajak Leviathan agak menjauhi Digo.

"Silahkan terjun satu-satu. Setelah terjun, cepat menyingkir agar tidak tertimpa sama yang lain." Titan tadi memberitahu.

"Aku yang akan terjun duluan," cetus Amon dingin.

Amon terperosot ke dalam lubang. Setelah jatuh di area gelap, ia menyingkir karena sebentar lagi Lucifer akan datang. Disusul oleh yang lainnya dan diakhiri oleh Jason.

Jaden tidak ikut karena dia sedang berada di singgasana bersama Lenaith dan Fasya.

"Oh? Ada yang datang!" Salah satu makhluk di tempat itu berseru. "Hai! Namaku Trey!"

Digo menggaruk tengkuknya saat tidak ada yang merespon. "Hai," ujarnya.

Trey kegirangan. "Dia membalas sapaanku! Dia bukan orang jahat! Kakak! Ada yang datang untuk menyelamatkan kita!"

Trey tersentak saat Amon menatapnya tajam. "Di mana gadisku?"

"Gadismu siapa?" tanya Trey. "Kakak! Di sini ada yang namanya Gadis??"

Pra, makhluk yang dipanggil 'kakak' oleh Trey pun datang. "Gadis? Gadismu?" Amon mengangguk datar.

"Makhluk yang baru saja datang dan selalu diam itu ... gadismu?" Amon melebarkan mata.

"Di mana dia?" tanya Amon tak santai.

"Amon, tenang dulu," tegur Leviathan.

"Dia ada di pojok sana." Pra menunjuk ke arah pojok. "Dia tidak mau bicara. Bahkan, saat Trey mengajaknya jalan-jalan berkeliling, dia juga tidak mau."

Nabila mengerjab. Paa seperti makhluk yang tidak membangkang. Kenapa dia bisa di sini?

"Boleh kami menemuinya?" tanya Lucifer meminta ijin.

"Boleh, dong!" jawab Trey.

Amon dan yang lain pun menuju ke arah pojok, tempat yang ditunjukkan oleh Pra. Hati Amon teriris sakit saat melihat Zia yang duduk memeluk lutut dengan rambut yang acak-acakan dan pandangan yang lurus ke depan.

"Zia?"

Zia menoleh. Ia melebarkan mata saat melihat Amon. Detik itu juga dia berdiri dan langsung memeluk Amon membuat area ini lagi-lagi terguncang.

RUMITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang