BAB 32 - IDE BRILIAN

98 11 2
                                    

Tidak terasa ternyata begitu banyak barang kebutuhan yang sudah dibeli dan baru saja selesai dimuat ke atas pedati.
Lalu setelah memberi upah kepada empat buruh angkut yang begitu senang menerimanya karena masing-masing memperoleh tips sebanyak tiga bulan penghasilan upah mereka perbulan?
Wulan menitip pesan kepada pakde Narwa untuk disampaikan kepada Werni dan Waseso bahwa kesembilan gadis tidak pulang ke perkampungan malam ini, karena akan menginap di rumah Sari.

Setelahnya mereka masih melanjutkan keliling kota dan menuju ke rumah orang tua Sari menjelang matahari terbenam.

Saat membuka pintu rumah, awalnya ibunda Sari kaget melihat delapan orang gadis pendekar.
Dimana yang enam telah dikenalnya saat melakukan kunjungan ke perkampungan, terakhir kali mereka menengok Sari disana.
Ayah dan dua adik Sari yang turut menyusul ke depan juga kaget menerima kedatangan tamu yang diiringi oleh penjaga keamanan rumah mereka, namun tidak melihat keberadaan anak gadis atau kakak perempuan mereka?

Dan ketika Wulan menunjuk ke atas genteng rumah, dimana keluarga pemilik rumah langsung keluar dan berbalik mendongak ke atap rumah?,..
Barulah mereka melihat sesosok bayangan sedang berdiri berkacak pinggang dengan menyandang pedang,..

Dan,...

Mereka hanya melihat sosok bayangan itu berkelebat turun.
Setelah berada di depan mereka?
Ternyata itu adalah Sari, yang sambil tersenyum kini terlihat lebih cantik jelita, segar dan begitu gagah layaknya seorang pendekar wanita,...
Maka menubruklah mereka sekalian dan berpelukan.
Tentu saja keluarganya tidak menyangka, dia yang dahulu sudah hampir mati bunuh diri akibat putus asa?
Kini telah pulang dengan kondisi yang berbalik seratus delapan puluh derajat.

Maka setelah diminta masuk kedalam rumah, ayahnya yang begitu gembira memanggil penjaga agar pergi membelikan makan malam paling enak di kedai kota itu, untuk semua orang rumah termasuk buat pembantu dan penjaga rumah sekalian.

Begitulah keceriaan suasana dalam rumah itu, bahkan kedua orang tuanya juga menyetujui keinginan anak gadis mereka untuk ikut berkelana bersama gadis pendekar sekalian.
Bahkan kedua orang tuanya merasa bangga dan terharu, karena Sari mengatakan tidak menaruh dendam sedikitpun kepada mantan tunangannya yang telah menyakiti hati.

Padahal jika Sari mempunyai niat mencelakai pemuda tersebut?,..
Dengan keadaannya sekarang, adalah ibarat menjentikkan jari.

Ini jugalah yang membuat kedelapan gadis lainnya semakin menaruh hormat kepada gadis ini.

Yaaa,...

Sari si gadis kota,..
Kini sangat jauh berbeda.
Nona cantik jelita yang berusia lebih muda beberapa bulan dari Wulan, namun lebih tua enam bulan dari Kinda?,..
Dari seorang gadis lemah, kini telah menjelma menjadi seorang gadis yang lebih ceria, lebih cantik dan lebih segar dari sebelumnya.

Sifatnya lebih kalem dibandingkan Wulan, namun ternyata bengalnya melebihi Kinda yang paling muda diantara sekalian.
Sejak kecil dia ini memiliki kegemaran dengan tanaman.
Sehingga ayahnya yang memang adalah seorang saudagar yang kaya raya, namun terkenal dermawan dan melihat bakat puterinya tersebut,..
Bahkan telah mendatangkan guru-guru terkemuka, khusus berkenaan dengan pengetahuan tanaman untuk mengajar dan mendidik puterinya.

Setelah bebersih badan serta makan malam bersama, kesembilan gadis melanjutkan acara ngobrol di taman.
Lalu karena sudah malam, obrolan masih di lanjutkan lagi di dalam kamar Sari yang besar dan luas.
Mungkin karena sudah terlalu capek seharian ngobrol dan jalan-jalan, satu persatu mulai diam dan terseret kantuk.

Namun payahnya, Wulan yang mulai memejamkan mata kok ya bisa-bisanya bergumam :

"eehhh,.. jadi kangen sama bude Surjana,.."

Pendekar Dibalik LayarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang