BAB IX - KENYATAAN TAK SESUAI KEINGINAN

116 14 2
                                    

Di sebuah rumah yang cukup megah di tengah kota, pada salah satu jendela yang terletak paling kiri dan berhadapan langsung dengan taman rumah yang sangat asri dan dikelilingi tembok batu sebagai pagar rumah?,..
Disitu akan terlihat sebuah jendela kamar dengan teralis besi yang terpasang layaknya pengaman ruangan untuk mencegah niat buruk pencuri yang mencoba masuk ke dalam.

Di dekat jendela tersebut pada bagian dalam kamar, tampak duduk seorang anak berpenampilan seperti bocah laki-laki.
Namun jika lebih dicermati wajahnya terutama bentuk alis,..
Mata, hidung yang kecil namun mancung,..
Bibir tipisnya serta bentuk rahang yang halus mengerucut kebawah hingga membentuk dagu yang indah?,..
Maka tidak salah lagi disimpulkan bahwa itu sejatinya adalah bocah perempuan. Badannya termasuk tinggi apalagi jika dibandingkan dengan umurnya yang baru tujuh tahun,..
Menandakan bahwa dirinya diberikan anugerah bentuk fisik temurun sempurna serta gizi juga nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan sangatlah tercukupi.

Yaaa,...

Dia adalah Kinda.
Anak malang yang sebulan lalu ditinggal selamanya oleh sang ayah, menyusul ibunya yang telah duluan pergi akibat sakit.
Dengan jabatan mendiang ayahnya sebagai salah satu perwira tinggi, maka segala kebutuhan materiil keluarganya sangat melimpah.
Atas kepergian sang ayah, dimana ahli waris yang sah masih kecil, keluarga terdekat dari almarhum istri juga tidak ada?,..
Maka kenyataan itu membawa keuntungan tersendiri bagi satu-satunya keluarga terdekat sang ayah, yaitu adik lelaki yang kurang beruntung dari sisi perekonomian.
Adik lelakinya ini termasuk pria yang agak malas, agak sombong, juga agak suka pelesir.
Pasangannya adalah wanita yang agak tidak suka jika merasa dikalahkan.
Misalnya kalah penampilan, kalah bagus rumah, kalah jumlah uang dan sebagainya.
Adapun kedua anak lelaki mereka, yang besar berusia sepuluh tahun dan yang kecil delapan tahun.
Watak mereka berdua, adalah hasil perpaduan dari karakter kedua orang tua mereka.

Begitu selesai upacara pemakaman sang kakak, si adik beserta istri sekeluarga segera pindah kerumah mendiang sang kakak,..
Dengan alasan demi mengurus serta merawat keponakannya yang masih kecil.
Untuk alasan yang menurut mereka demi kebaikan sang keponakan agar segera terbebas dari kenangan sedih ditinggal kedua orang tua?,..
Maka seluruh pegawai rumah diputuskan untuk diberhentikan dan diganti dengan pegawai baru.
Mulai dari pengasuh sang keponakan meski sudah merawatnya sejak bayi, pengurus rumah, hingga perawat dua ekor kuda.
Sang keponakan dirawat dengan cara cukup disediakan kebutuhan makan dan minum.
Adapun soal waktu, perhatian dan kasih sayang?,..
Mereka bebaskan karena sepasang suami istri tersebut sedang mencurahkan segenap kasih sayangnya untuk menghitung dan menggunakan harta warisan yang ditinggalkan.
Belum lagi menyusul kemudian datang bingkisan tanda kasih kematian, serta kompensasi pensiun dari kekaisaran.
Sungguh semakin menyita perhatian dan konsentrasi mereka berdua,..
Bahkan kedua anak lelakinya juga diminta untuk turut andil berkonsentrasi dalam upaya menghabiskan.

Lima hari yang lalu, sang ibu mendapatkan laporan dari anak tertuanya soal sang adik sepupu yang selama dua minggu ini selalu pergi dari rumah.
Berangkat pagi dengan naik kuda dan membawa bekal beberapa makanan.
Bisa nasi juga lauk serta roti dan lain-lainnya.
Pulangnya sore hari.
Demikian terulang setiap hari.

Laporan tersebut diterima si ibu dan cukup di dengarnya saja.
Namun ketika tiga hari yang lalu, sang keponakan meminta sejumlah uang peces kepadanya, dengan alasan untuk membeli makanan, roti dan buah tertentu karena di meja makan sudah habis?
Maka demi mendengar hal ini, si bibi yang merasa uang yang diminta terlalu banyak?,..
Langsung menghukum dan mengunci sang keponakan di dalam kamar,..
Tanpa upaya mencari kebenaran bahwa sejatinya semua yang dibutuhkan oleh sang keponakan tadi?,..
Memang secara sengaja telah disembunyikan oleh kedua anak lelaki mereka.

Saat itu adalah hari ketiga semenjak dirinya disekap.
Kinda memang hanya duduk dengan wajah menghadap ke arah taman.
Kedua pipinya basah air mata, yang sebenarnya sudah sekian hari lamanya tidak pernah mengalir, akibat pertemuan dan pergaulannya dengan temannya yaitu si sedeng.
Sebagaimana nalar seorang bocah, demi merasakan satu-satunya hal yang tersisa untuk membuat hatinya merasa gembira telah di renggut?
Termasuk di sisi lain dia juga sudah merasa muak dengan perilaku dan sikap tengil kedua kakak sepupunya?
Maka dia merencanakan untuk minggat dari rumahnya dan akan tinggal bersama si teman baru.

Pendekar Dibalik LayarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang