Sambil mengapungkan tubuh terlentang diatas air, Waseso kemudian tersenyum sendiri dan mengenang bagaimana kelancaran rencana yang sudah dia buat.
Masih diingatnya, bagaimana enam hari yang lalu mereka kedatangan orang penting, yaitu Pangeran Sanggalangit beserta semua pendekar bangsawan, yang mengiringinya,..
Mereka sekalian datang memenuhi undangan Waseso ke desa Watubok.Dan benar sebagaimana yang sudah dia duga,..
Kesemua gadis terutama Shinta sang puteri Kaisar, begitu ramah dan hangat menyambut niat baik sang Pangeran musuh untuk bersama memikirkan cara terbaik bagi kedamaian kedua belah pihak kekaisaran.
Betapa akrab mereka semua yang langsung menggelar makan siang bersama, sambil saling mengenal lebih jauh pribadi masing-masing satu dengan lainnya.Dugaan Waseso memang kembali tepat, bahwa Pangeran yang terhitung masih muda dan sangat tampan, rendah hati dan sangat ramah tersebut,..
Memang terlihat sangat serasi bersanding dengan Shinta yang demikian cantik jelita, anggun dan memiliki watak yang mirip dengan Pangeran Sanggalangit.
Apalagi dalam pandangan si pemuda, mereka berdua terlihat begitu mudah akrab.Sudah begitu, yang membuatnya juga bertambah senang adalah :
Baik Wulan, si kembar berdua, Sari dan Laras dilihatnya juga mulai terlibat percakapan dan obrolan hangat dengan beberapa para pendekar bangsawan pengiring sang Pangeran, dimana masing-masing juga merupakan pemuda-pemuda tampan gagah perkasa.Waseso juga sangat memuji kejelian, kecerdasan dan ketulusan Bening atas usulan yang dia sampaikan sebelum sang Pangeran berpamitan di sore harinya.
Yaaa...
Gadis yang bak bidadari namun kalem tersebut, yang juga mendapat perhatian khusus dan kekaguman dari sang Pangeran atas bukti nyata watak mulia sang puteri ketua terhadap pembubaran partai gagak tombak, mengusulkan beberapa hal penting :
1. Nantinya akan membantu lebih jauh untuk mengungkap nama-nama kepala daerah, juga pejabat-pejabat di kedua kekaisaran, yang selama ini telah bekerjasama dengan partai gagak tombak.
Sehingga kedua kekaisaran tidak kesulitan dalam upaya mengumpulkan bukti keterlibatan, merealisasikan pembersihan serta menegakkan keadilan.2. Sambil menunggu poin no 1 diatas, Bening juga mengusulkan, bagaimana jika kedua kekaisaran bisa segera memulai tindakan membantu rakyat kecil dengan cara : menghapus kebijakan "pemberlakuan gelang penanda?".
Sehingga dengan sendirinya, berbagai permasalahan yang menyangkut hak dan keselamatan, terutama keluarga tidak mampu yang memiliki anak laki-laki, nantinya bisa mulai terurai?
Selain Waseso, ternyata kesemuanya juga memahami maksud Bening.
Bahwa dengan pemberlakuan poin no 2 tersebut, itu berarti atau bisa dikatakan, adalah merupakan usulan halus untuk menarik kebijakan wajib perang bagi semua rakyat di kedua kekaisaran?"sungguh lihai dan cerdik gadis satu itu,.."
Demikian Waseso membatin.
"sepertinya,.. keadaan desa ini dan penduduknya telah semakin membaik,.. aku rasa,.. ini adalah saatnya bagiku untuk melanjutkan perjalanan dan berpisah dengan mereka semua,.."
Demikian lanjut batin Waseso, mengungkapkan niat ketiganya ketika dahulu kembali dari kota Watureng tepat dua minggu yang lalu.
Baru saja selesai mengenakan celana pertama, didengarnya kelebatan baju melawan angin datang mendekat,..
Namun merasa kondisi tubuhnya telah tertutup aman, dia lanjut mengenakan baju :"kak Eso, kenapa mandi aja begitu lama?,.. semuanya sudah menunggu,.."
Tanpa menanti jawaban si pemuda, Wulan segera berbalik dan berkelebat kembali ke desa sambil membatin :
"pantas saja pergi kemanapun tidak terlihat berbekal senjata,.. rupanya,.. kak Eso menyembunyikan senjata simpanan,.."
Si gadis polos nan lugu itu, tadi sempat melihat gundukan bulat memanjang seperti pentungan hingga hampir menyentuh lutut si pemuda.
Benda itu menempel di paha kiri bagian dalam si pemuda yang tertutup celana, saat kedua tangan pemuda terangkat keatas mengenakan baju.
Dan Wulan pikir, itu adalah senjata milik Waseso yang sengaja disembunyikan,..
Dikarenakan semenjak menyerahkan pedang Pembelah Langit, si pemuda tidak pernah terlihat lagi menyandang pedang atau jenis senjata lain di tubuh layaknya seorang pendekar pengembara.
Sambil mengenakan celana rangkapnya, Waseso membatin :
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendekar Dibalik Layar
Genel KurguSebuah kisah yang menceritakan tentang bocah lelaki berusia delapan tahun, yang harus bertahan hidup demi memenuhi janji terakhirnya kepada mendiang kedua orang tua serta berbagai pilihan yang harus dia ambil dalam upaya melukis takdirnya sendiri. ...