Dengan mengunyah bekal makan siang masing-masing, tiga gadis bangsawan yang sedang beristirahat di bawah kerimbunan pohon asem,..
Tidak menunjukkan sedikit saja wajah kelelahan, meski mereka telah menghabiskan setengah hari perjalanan sejak meninggalkan Kotaraja.
Mereka tadi berlari bebas, mengerahkan segenap ilmu meringankan tubuh yang dimiliki.
Sejak pagi ketiganya berlari laksana sedang bertanding adu kecepatan tanpa berhenti sedikitpun, melalui jalur dunia persilatan yang tentu memakan waktu tempuh jauh lebih pendek,..
Jika dibandingkan harus melalui jalur masyarakat umum yang bisa memakan waktu berhari-hari, meski mengandalkan kecepatan kuda.Ini adalah hari kelima semenjak mereka meninggalkan desa Watubok, dimana ketiganya pada saat ini sedang dalam perjalanan kembali kesana.
Nampak raut muka tiga nona bangsawan itu bersinar cantik jelita, menunjukkan rona gembira dan bersemangat, menyadari bahwa sebentar lagi akan sampai ke desa dimaksud.Shinta mengingat kejadian dimana ayahanda Kaisar dan Putera Mahkota mendengarkan uraian mereka bertiga secara seksama.
Perihal hasil penyelidikan dan melaporkan tiga hal utama, yaitu :1. Penderitaan rakyat kecil semakin bertambah, terutama yang berkaitan dengan kebijakan wajib perang untuk setiap pemuda berbadan sehat.
Berakibat banyak menimbulkan penyelewangan di seluruh negeri, bahkan banyak pihak yang lebih berkuasa menyalahgunakan, sehingga menyebabkan kelangkaan pemuda bahkan bocah lelaki berkeliaran bebas diluaran.
Namun bertolak belakang jika di perkotaan, karena yang memiliki uang bisa dengan mudah membeli tanda pengenal.2. Dugaan menjalin kerjasama saling menguntungkan antara partai gagak tombak dengan hampir semua pejabat di daerah semakin jelas, namun demikian masih perlu mencari bukti yang juga sangat kuat.
3. Berita gembira perihal akan segera dibubarkannya partai gagak tombak, juga kabar tentang kematian wakil ketuanya yang selama ini memegang kendali partai,..
Tentunya akan mempengaruhi no 2 diatas, oleh karenanya sambil menunggu perkembangan pembubaran internal mereka?
Shinta juga merekomendasikan agar pihak kekaisaran, juga mulai menyusun rencana untuk menjerat semua pejabat yang terlibat dan ini tidak mudah, karena sudah demikian meluas.Shinta tersenyum kecil, mengingat ekspresi keterkejutan sang kakanda saat memintanya untuk berhenti dari tugas karena laporannya dirasakan sudah lebih dari cukup,..
Namun Shinta menolak dan memilih untuk melanjutkan usaha penyelidikan, sekaligus terjun langsung membantu meringankan penderitaan rakyatnya.
Mengingat bagian ini, dia melirik ke arah si kembar yang pada saat mereka berdua hadir juga turut menolak di istirahatkan.Shinta juga mengingat, saat tiba di kastil dimana dia bersama ibundanya tinggal,..
Bagaimana dia dipeluk sang ibunda dengan sangat erat akibat melepas rasa rindu.
Tetapi kemudian berubah menjadi cemberut, karena mendengar penjelasannya yang akan segera kembali lagi bertugas.
Ibundanya juga terlihat begitu kecewa, karena malam itu Shinta menolak untuk dipertemukan dengan putera salah satu bangsawan dari keluarga kaisar tua,..
Padahal ibundanya sudah terlanjur mengatur acara pertemuan dimaksud, serta menceritakan ketampanan pangeran muda tersebut agar Shinta menaruh minat.
Namun respon si puteri ternyata malah sebaliknya.Shinta juga tahu betul, bahwa itu adalah penolakannya yang keenam kali, akibat ibunda mengkhawatirkan masa depannya sebagai seorang gadis,..
Dimana adik-adiknya yang lain meski beda ibu, juga telah menikah dengan pangeran atau pemuda bangsawan.
Setelahnya Shinta yang hanya bermaksud sekedar menenangkan hati ibunda dan agar tidak lagi mendesak dirinya, malahan berkata ngawur,..
Dimana dia beralasan sudah memiliki pandangan seorang pemuda yang disukainya, namun dari golongan rakyat jelata.
Tetapi Ibunda tidak menampakkan wajah terkejut atau tidak suka, malahan sambil memeluk gembira dan menciumnya lega, sang Ibunda berbisik :"yang penting, kalian saling mencintai,.."
Inilah yang membuat Shinta merasa seolah seperti senjata makan tuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendekar Dibalik Layar
Fiction généraleSebuah kisah yang menceritakan tentang bocah lelaki berusia delapan tahun, yang harus bertahan hidup demi memenuhi janji terakhirnya kepada mendiang kedua orang tua serta berbagai pilihan yang harus dia ambil dalam upaya melukis takdirnya sendiri. ...