BAB 39 - PELAJARAN KEDUA

97 11 1
                                    

Bagaimanakah dengan Waseso?

Saat dirinya tiba di Lembah Tangisan Angin, dia segera mengerahkan ilmu "Mengukur Dalamnya Samudra" ke seantero area yang dijadikan tempat gelaran.
Dari seratusan orang yang berada disitu, Waseso tidak menemui adanya kekuatan tenaga dalam yang menurutnya sangat tinggi.
Kecuali dari empat titik, yaitu ;

Kesatu, berasal dari sebelah kiri atasnya, dimana dia melihat sosok pemuda tampan berpakaian putih dan mengenakan ikat kepala, sedang berbicara dengan dua teman gadisnya yang cantik-cantik di salah satu dahan pohon pinus.

Kedua, berasal dari wanita bergaun merah di sebelah kiri agak jauh dari tiga orang pendekar muda tadi.
Meski Waseso merasakan satu kejanggalan dari kemurnian ilmu tenaga dalam perempuan itu,..
Tetapi karena si pemuda tidak bermaksud terlalu memeriksa lebih jauh, serta menganggap bahwa takarannya belum begitu berbahaya,..
Terutama untuk melawan tenaga dalam Wulan, apabila mereka berdua bertempur?
Maka dia tidak terlalu memperpanjang urusan.

Ketiga, adalah dari arah pojok sebelah kiri atas sana.
Bagi orang lain, mungkin akan sulit melihat sosok dimaksud,..
Disamping jaraknya sangat jauh, sosok tersebut sangat menyatu dengan warna dedaunan disekelilingnya, namun buat Waseso adalah sangat mudah,..
Bahkan hingga menguraikan secara detail perihal seorang kakek berambut keputihan, mengenakan pakaian berwarna terotol hijau dan cokelat sedang duduk diatas tongkat kayu yang dia bentangkan sedemikian rupa, antar dua buah ranting.

Dan terakhir yang keempat, dari arah bawah kanan panggung kayu, dimana si pemuda melihat kang Daruna sedang berdiri sedakap diantara pendekar-pendekar muda.

Selain mereka berempat, yang dirasakannya memiliki kekuatan tenaga dalam seimbang, serta tenaga murni yang tidak terlalu bengis, si pemuda tidak menemukan "kekuatan" gelap yang patut di khawatirkan.

Kemudian barulah secara teliti Waseso menyapukan pandangannya lagi,..
Dimulai dari sebelah kirinya dan saat melihat kembali ke arah si pemuda tampan berbaju putih dengan bagian dada terbuka, saat itu dia sedang mengatakan sesuatu dimana kedua teman gadisnya merespon dengan tawa?,..
Waseso bergumam, namun sambil mengulas senyum ;

"engkau memang pantas ditemani gadis-gadis cantik,.."

Pandangannya kemudian berlalu dan sekilas, kembali melihat si wanita berbaju merah tadi kini sedang asyik berbicara dengan pria kekasihnya,..
Meski Waseso sempat menyayangkan caranya berpakaian di tempat umum seperti ini, yaitu gadis cantik bergaun merah transparan disana.
Terusss,..
Waseso menyapukan pandangannya hingga meneliti satu persatu ke sekeliling panggung,...
Kemudian terus kekanan, hingga dia berhenti dan menyimpulkan bahwa memang tidak dilihatnya Wulan berada di sekitar tempat itu.

Maka secepat kilat dalam kekhawatiran yang mulai menghinggapi, si pemuda membalikkan badan dan melenting pergi dengan mengerahkan seluruh ilmu meringankan tubuh dan berlari mengelilingi bagian luar tempat itu sebanyak dua kali.
Namun demi tidak ditemuinya orang yang dimaksud?
Dia segera berlari mengambil arah jalan masuk keluar dari tempat itu dan ketika dilihatnya dari arah berlawanan sana meskipun sangat jauh?,..
Namun Waseso bisa melihat kemiripan bentuk tubuh dan model rambut dari gadis yang sedang dicarinya.
Dan ternyata benar gadis tersebut adalah Wulan.
Seketika kelegaan dirasakan oleh Waseso.

Pemuda berilmu silat sangat tinggi namun tidak tertarik dengan hiruk pikuk pertarungan tersebut, malahan berlari pulang dengan lebih santai setelah tadi berpisah dengan Wulan.

Ketika tiba di perempatan jalan, dia berhenti sejenak dan akhirnya mengambil jalan lurus ke arah kota Randu Putih.

Begitu dekat gerbang kota, Waseso menyelinap ke kiri diantara pepohonan dan berlari mengitari pinggir pagar kota.
Ketika dilihat apa yang dicari, si pemuda menghentikan lajunya dan berjalan kaki, menuju dua buah bangunan liar ala kadarnya yang didirikan di tepi parit, dengan kondisi yang sangat-sangat mengenaskan.
Tanpa ragu, si pemuda segera memasuki gubuk pertama,..

Pendekar Dibalik LayarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang