Desa Watubok,..
Dahulunya adalah merupakan perkampungan yang terbilang ramai dimana wilayahnya juga sangat luas,..
Tanahnya subur serta terdapat sumber air yang melimpah.
Adapun mayoritas warganya adalah petani.
Namun akibat merajalelanya gerombolan penjahat, maka telah berubah menjadi perkampungan mati karena ditinggalkan oleh para warganya yang memilih pergi mengungsi ke kota terdekat yang berjarak sekitar satu jam dari situ, yaitu kota Watureng.Tetapi semenjak kedatangan rombongan pendekar dan juga pengungsi?,..
Dalam waktu tiga hari ini sudah mulai terlihat hidup.
Karena berita tentang rombongan pendekar pelindung dan keberadaan dua orang tabib sakti bahkan gratis, tersebar demikian cepat.
Awalnya yang datang untuk meminta perlindungan ke desa itu, adalah dua keluarga yang sebenarnya adalah warga asli desa Watubok sendiri,..
Yang mengungsi ke kota Watureng.
Namun akibat keterbatasan uang yang mereka miliki, sehingga mereka tidak mampu untuk membayar masuk kedalam kota dan akhirnya terpaksa tinggal di pinggiran pagar keamanan kota dengan mendirikan bangunan atau bedeng liar.
Maka bisa dibayangkan bagaimana kondisi mereka yang lebih mengutamakan keamanan dibandingkan pemenuhan kebutuhan pangan maupun sandang.Secara kebetulan, saat mereka sedang mengais di tempat pembuangan sampah kota,..
Mereka ini mendengar secara tidak sengaja pembicaraan perihal rombongan Waseso dari dua orang penjaga keamanan yang sedang berjaga.
Dan kemudian, mereka segera kembali ke gubuk masing-masing dan langsung mengajak anak istri mereka untuk pulang kembali ke desa mereka.
Ternyata betul, bahkan yang menjaga adalah benar-benar pendekar silat.Demi mendengar cerita kedua warga tersebut, dimana Shinta menanyakan keberadaan warga asli lainnya?,..
Dan dijawab masih ada sebagian kecil warga yang juga kurang beruntung seperti mereka dan masih tinggal di gubuk-gubuk, hanya lokasinya agak berjauhan?
Seketika itu juga, Shinta mengumpulkan semua pendekar yang ada dan meminta mereka untuk pergi ke kota dan menyebar ke semua pinggir pagar pengamanan kota,..
Serta mengajak warga yang tinggal di gubuk kumuh untuk dibawa dan pulang kembali ke desa mereka.Tentu saja berita itu ibarat sebuah mimpi indah yang menjadi kenyataan bagi rakyat kecil yang sudah sangat menderita itu.
Dan merekapun berbondong-bondong kembali.
Bahkan disusul warga yang sebelumnya mampu membayar masuk kota dan sudah tinggal di dalam kota, serta sebagian besar warga asli kota,..
Namun mereka semua kurang mampu untuk hidup layak dan kalah bersaing dengan kejamnya lingkungan kota?,..
Juga berbondong-bondong pergi dari kota Watureng dan mengungsi pergi ke desa Watubok.Maka bisa dibayangkan, betapa sibuknya Waseso dan kedelapan gadis.
Dalam situasi tersebut, ada hal dimana Waseso mulai tertarik dengan Shinta, yaitu bagaimana cara gadis ini membentuk seperti rapat dadakan yang mengumpulkan kang Daruna serta semua pendekar yang ada,..
Membagi tugas, menyusun berbagai hal yang perlu dilakukan menurut skala prioritas, menguraikan apa saja kebutuhan yang perlu disiapkan, termasuk bagaimana cara mendapat bahan makanan beserta uang.(khusus hal ini, Shinta meminta kang Daruna untuk menemui pejabat kepala daerah kota Watureng dan menawarkan jasa tambahan tenaga pengaman kota, yang ilmu silatnya lebih lihai dan tentu saja disambut baik, sehingga kang Daruna kembali ke desa Watubok dengan membawa banyak uang, beserta berkarung-karung beras).
Kemudian Shinta juga mengumpulkan semua warga asli desa Watubok untuk segera kembali ke rumah mereka masing-masing, memperbaiki rumah dan kembali ke aktivitas mereka yang semestinya.
Bahkan Shinta memberi mereka uang modal untuk membeli kebutuhan bibit, membeli ternak seperti ayam daging, ayam petelor dan sebagainya.
Setelahnya hasil ternak dan sawah ladang mereka itu nanti, akan dibeli untuk kebutuhan pengungsi, dengan harga lebih tinggi jika dibandingkan mereka jual ke pasar di kota.
Dengan cara berpikir dan bertindak yang sedemikian rapi dan cerdas?,..
Waseso mulai menerka-nerka siapakah gadis cerdas, berwibawa, anggun alami dan sangat cantik jelita ini sebenarnya?,..
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendekar Dibalik Layar
Ficción GeneralSebuah kisah yang menceritakan tentang bocah lelaki berusia delapan tahun, yang harus bertahan hidup demi memenuhi janji terakhirnya kepada mendiang kedua orang tua serta berbagai pilihan yang harus dia ambil dalam upaya melukis takdirnya sendiri. ...