08. Kehangatan yang kembali

127 19 6
                                    

Hyunjin terbangun karna suara telpon yang mengganggu nya. Ponsel ya memperlihatkan nama Ryunjin di sana. Dengan mata yang masih belum sepenuh nya terbuka, Hyunjin menggeser tombol hijau.

"Halo"

"Halo. Kenapa?"

"Bisa minta tolong?"

"Temenin gue ke rumah Yeji. Kayak nya Yeji butuh bantuan"

"Otw"

"Sekarang ya. Entar gue sherloc. Thanks"

Tutt

Hyunjin dengan segera mengambil kunci mobil nya sesaat setelah telepon terputus dan segera pergi ke tempat yang baru saja di kirim kan Ryunjin.

•°•

Hyunjin perlahan mendekati Yeji yang masih meringkuk di kasur nya. Dia lalu memeluk Yeji, dan memberikan kata-kata yang diharapkan dapat menenangkan Yeji.

Kata-kata itu hampir sama dengan kata-kata yang di ucap kan kakak nya dulu. Perlakuan nya pun sama. Yeji merasakan kehangatan dan ketenangan saat Hyunjin memeluk nya. Sama seperti saat Felix memeluk nya. Rasa nya seperti arwah Felix merasuki Hyunjin.

Yeji perlahan mulai tenang setelah beberapa saat. Dia mendongak untuk melihat siapa orang yang di rasuki arwah kakak nya. Yeji bahkan berharap kakak nya lah yang menenangkan nya.

"Hyunjin?"

Mengapa Hyunjin ada di sini?
Jadi, Hyunjin yang di rasuki arwah kakak nya? Yeji tak paham

Yeji lalu melihat ke arah pintu. Melihat Ryunjin yang hanya diam menyaksikan. Tak lupa dengan tongkat bisbol di tangan nya yang kini sudah di turun kan.

"Ryunjin?" Yeji makin keheranan

Hening. Mereka hanya saling menatap satu sama lain.

"Jin" panggil Yeji. Ke-dua nya menoleh. Oh iya, Yeji lupa akhir nama mereka sama-sama jin.

"Hyunjin makasudnya. Thanks ya"

Hyunjin mengangguk. Yeji lalu beralih menatap Ryunjin. Meminta penjelasan

"Ceritanya panjang" jelas Ryunjin seolah mengerti apa yang di pikiran Yeji

Yeji hanya mengangguk.

"Hyunjin" panggil Ryunjin

"Pulang sono. Gak baik laki-laki ada di kamar cewe jam segini. Kalau dilihat tetangga, Yeji bisa di julidin emak-emak komplek entar" ucap Ryunjin sambil mendorong baju Hyunjin menuju pintu.

Ni anak kagak tau terimakasih banget dah

Kata Hyunjin dalam hati. Ingin rasa nya dia mengumpat.

"Entar Yeji traktir makan deh, kapan-kapan" Ryunjin tetap mendorong bahu Hyunjin sampai lelaki itu keluar kamar lalu menutup pintu dan memguncinya.

Hyunjin yang di perlakukan seperti itu hanya bisa pasrah dan pulang ke rumah nya. Berniat melanjutkan tidur nya yang sempat terganggu.

Setelah Hyunjin hilang di balik pintu, Yeji memasang wajah heran nya. Bukan karna kedatangan Hyunjin, tapi karna ucapan terakhir Ryunjin.

"Kok bawa-bawa gue sih" Yeji ber ucap sambil menunjuk dirinya

Ryunjin nyengir lebar

"Tepatin janji ya ji"

•°•

Setelah Ryunjin menceritakan alasan 'kenapa Hyunjin bisa ada di rumah nya' dengan detail, Ryunjin memohon-mohon pada Yeji agar bisa mentraktir Hyunjin. Mau tidak mau Yeji menuruti perkataan Ryunjin.

Yeji merasa tidak enak pada Hyunjin yang datang pada jam 3 pagi. Juga, Yeji ingin berterimakasih atas pelukan. Ralat. Atas kehangatan dan ketenangan yang di berikan Hyunjin saat itu. Karna itu hal penting yang sangat berpengaruh pada Yeji. Hyunjin dapat membuat Yeji tenang setelah mengalami mimpi itu. Jika Hyunjin tak datang, mungkin Yeji akan terus meringkuk di atas kasur nya seharian.

Dan di sini lah Yeji sekarang. Di sebuah restoran terkenal di pusat kota.

Untung temen. Kalo gak, udah gue ceburin ke sungai tu anak. Enggak deh, kayak nya comberan lebih bagus.

Batin Yeji

Hyunjin sudah datang beberapa saat setelah Yeji duduk. Yeji melihat baju Hyunjin. Yeji sedikit kaget.

Astaga, baju mereka senada. Hitam dan putih.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebenarnya,  tadi sebelum pergi, Ryunjin yang memilih kan baju nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebenarnya,  tadi sebelum pergi, Ryunjin yang memilih kan baju nya. Entah apa yang di pikirkan anak itu. Yeji tidak terlalu memikirkan nya. Mungkin otak nya geser dikit.

Makanan sudah datang. Sejak tadi tidak ada obrolan di antara ke dua nya. Hanya suara alat makan yang terdengar. Ryunjin 'kan kesal melihat itu. Iya, Ryunjin. Dia juga ada di restoran itu. Meja nya tak jauh Dari meja Yeji dan Hyunjin. Dari tadi Ryunjin mengamati Yeji dan Hyunjin. Berharap sesuatu terjadi.

•Second•

Note:

Author usahakan setiap hari update. Jadi, di tunggu ya. Kalo author lagi baik, sehari up 2 kali.

Second | Yeji X HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang