19. Es Krim Vanilla

72 13 0
                                    

Satu keluarga yang terdiri dari orang tua dan anak laki-laki juga perempuan itu sedang mengunjungi taman bermain sebagai hadiah untuk si bungsu yang sedang berulang tahun.

Di tengah kegembiraan mereka, seorang wanita cantik datang menghampiri dengan senyum yang terukir di wajah mulus nya.

Perempuan cantik itu dengan sengaja bergelanyut manja di tangan kekar sang pria yang memiliki peran ayah. Tanpa mempedulikan perasaan sang istri juga ke dua anak nya.

Sang istri dengan cepat melemparkan 
es krim Vanilla yang berada di tangan nya. Padahal es krim itu bahkan belum habis setengah.

Es krim itu mendarat di wajah sang wanita cantik yang baru saja datang. Wanita itu dengan cepat memasang wajah takut nya, lalu bersembunyi di balik badan sang ayah.

Sang suami marah besar. Melihat istri nya bersikap kasar pada wanita cantik itu. Sepasang suami istri itu bertengkar hebat, sampai mendapat perhatian pengunjung lain.

Si bungsu ketakutan. Dia dengan erat memegang tangan kakak nya yang juga bergetar ketakutan. Mereka hanya bisa diam melihat kejadian itu. Si bungsu bahkan meneteskan air mata nya.

Sepasang suami istri itu masih saja bertengkar tanpa mempedulikan ke dua anak nya. Dan sang wanita cantik diam-diam tersenyum, melihat dirinya di bela. Senyuman itu di sadari oleh si bungsu.

Kini si bungsu dendam pada sang wanita cantik yang merebut kebahagian nya dengan paksa. Si bungsu menanggap nya 'monster'

•°•

Ingatan itu terus-terusan menghantui Yeji. Yeji bergetar ketakutan dan tanpa di sadari sebuah benda jatuh dari ke dua matanya. Air mata.

Hyunjin di buat kebingungan dengan respon Yeji terhadap es krim Vanilla.
Apa yang salah? Bukan kah ini hanya es krim? Padahal Hyunjin mengharapkan senyuman sebagai respon saat Yeji melihat ini.

Banyak pertanyaan yang muncul di kepala Hyunjin saat ini.

Awal nya Hyunjin hanya diam membatu, karna kaget. Tapi Hyunjin segara sadar dan mulai menepuk-nepuk pundak Yeji pelan. Berharap Yeji dapat tenang.

Dia tidak bertanya. Karna tau ini bukan saat yang tepat. Meski dia sangat-sangat penasaran.

Fokus nya terpecah saat mendengar dering telepon milik nya. Mata nya beralih melihat ponsel nya yang terletak di samping Yeji. Menampilkan nama Ryunjin di sana.

Hyunjin mengangkat nya. Tangan nya tetap menepuk-nepuk pundak Yeji. Perempuan itu masih belum tenang.

"Hyunjin! Gue lupa. Pokok nya jangan kasih liat es krim vanilla ke Yeji! "

"Kenapa?"

"Pokoknya jangan"

"Tapi, gue tadi beliin ke dia. Terus tiba-tiba dia nangis"

"Shit"

Umpat Ryunjin. Mimpi buruk nya benar-benar terjadi.

"Beliin es krim coklat,terus kasih ke Yeji. Buru. Yeji di tinggal aja"

Tutt

Hyunjin dengan cepat berlari ke toko es krim. Meninggalkan Yeji sendirian. Meski Hyunjin tidak yakin, dia memilih percaya pada Ryunjin.

Hyunjin kembali menghampiri Yeji dengan es krim coklat di tangan nya. Hyunjin menyodorkan es krim itu pada Yeji.

Tak disangka Yeji memakan nya.

Setelah kira-kira Yeji menghabiskan seperempat es krim nya, dia mulai tenang.

Hyunjin akhirnya bisa bernapas lega.

•°•


Si sulung menyodorkan es krim coklat pada si bungsu. Berusaha menenangkan si bungsu yang tak henti-henti nya menangis.

"Kakak kasih es krim. Tapi jangan nangis lagi ya"

Si bungsu mengangguk. Meski dia masih sesugukan.

Si sulung tersenyum. Dia tau. Es krim vanilla tadi akan memberikan pengaruh buruk bagi adik nya. Juga dia.

•Second•

Note:

Tulisan miring untuk masa lampau

Second | Yeji X HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang