Hari ini, Sea menyambut pagi lebih cepat dari ayam-ayam pejantan tetangganya yang hobi berkokok dari depan kandang mereka. Super pagi. Bahkan ayam-ayam itu batal berkokok ketika Sea lebih dulu menyembulkan mukanya dari dalam jendela kamar. "Kalah lo, Yam?" Ayam-ayam itu balik masuk kandang karena malu kalah set dari Sea.
Pagi ini, Sea sedang bersiap-siap dengan bahan ajarnya serta setumpuk soal kuis yang sudah difotokopinya sejak semalam. Sea masukkan semuanya ke dalam tas backpack miliknya sembari kembali mengecek jadwal mengajar di papan tulis. Sebuah papan sakti paling berjasa semenjak Sea menjadi dosen. Apa pun yang berkaitan dengan dunia perkampusannya, selalu Sea tulis disana. Ditengah atas papan tulis tersebut terpampang nyata nama lengkapnya sendiri. SEANITA ANGGRAINI.
Sea harus mengajar tiga kelas secara beruntun. Untung, lokasinya tidak saling berjauhan. Sea memastikan ruangan dan lantai dari tiap-tiap kelas yang akan didatanginya nanti. Lalu Sea hafalkan agar tidak salah masuk kelas. Setelah dirasa semua persiapan aman, Sea berangkat ke kampus.
Kebetulan kosan yang Sea tempati hanya memakan waktu beberapa menit dengan berjalan kaki. Ketika Sea berangkat, Mona sudah tidak terlihat ada di kamarnya. Lampu kamarnya pun padam. Sepertinya Mona sudah berangkat menuju event kuliner yang dia ceritakan semalam.
Di tengah perjalanan Sea menuju Kampus, tiba-tiba Sea menemukan ada seorang anak kecil berseragam sekolah terjatuh dari atas sepedanya. Anak itu menangis. Dilihatnya dengkul anak itu berdarah. Tidak tega, Sea membantunya membersihkan luka dan mengobati seadanya dengan plester yang selalu tersedia di dalam dompetnya.
Tangis anak itu mereda.
Sea membantunya bangun dan meraih sepedanya.
Anak itu akhirnya kembali melanjutkan perjalanannya ke Sekolah. Sea sendiri langsung melirik jam tangannya dan mendadak panik. "Gawat telat," gumamnya panik.
Setibanya di Kampus, Sea buru-buru menuju kelas sambil mengeluarkan fotokopi soal-soal kuis. Sea membuka pintu kelas dan langsung masuk tanpa memperhatikan sekeliling. Sea maju mengambil spidol. Ketika hendak menuliskan sesuatu di papan tulis, tiba-tiba terdengar suara pelan bersahut-sahut di sebelahnya.
"Sssttt... sssttt... Se... se..."
Sea menoleh.
Noni, rekan dosennya yang juga partner gilanya sedang berbisik padanya. "Sea... lo ngapain di kelas gue," sahut Noni sepelan mungkin.
Mata Sea terbelalak. Sea menggeser pandangannya ke arah mahasiswa yang sedang duduk di belakang mereka berdua. Mata-mata itu menatap Sea penuh tanya, seakan ingin bertanya tentang keberadaan Sea di dalam Kelas mereka. "Mampus gue salah kelas," keluhnya dalam hati. Betapa malunya Sea tapi mengaku salah kelas sama saja bunuh diri. "Ayo Sea... Improvisasi... Berpikir Sea... berpikir Sea..." lanjutnya lagi masih membatin. Sedetik kemudian Sea mendapat ide brilian.
Sea mulai menulis rangkaian kalimat selamat ulang tahun di papan tulis. Ingat kalau Sea hari ini membawa sebuah donat bulat yang dilapisi coklat super nikmat di dalam tasnya. Sea lalu mengeluarkan donat itu dan langsung menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk Noni. Sontak ruangan kelas Noni heboh.
Semua mahasiswanya jadi ikut-ikutan memberikan ucapan selamat ulang tahun untuk dosen mereka.
Noni kaget bukan main. Merasa tidak ulang tahun, tapi satu kelas bernyanyi untuknya. Ingin memekik membela diri tapi sudah kepalang tanggung. Kelasnya sudah ricuh gara-gara ulah Sea. Membantah pun nampaknya percuma. Sepertinya Noni memilih sekalian ikut menggila saja. Noni tahu ini akal-akalan Sea biar dia bisa keluar dari kelasnya tanpa rasa malu. Bukan Sea namanya kalau caranya tidak luar biasa absurd seperti ini. Konyolnya tidak masuk diakal. Sea lalu permisi pamit dari kelas Noni sambil melambaikan tangan kearah Noni.
Dari kejauhan, Noni melotot maksimal kearahnya karena lagi-lagi kena dikerjain oleh Sea.
Sea membalas aksi Noni itu dengan lambaian tangan. "Pasti nanti siang, habis aku dihajar Noni. Hahaha..."
***
Siang harinya, Sea yang tengah asyik browsing di ruang dosen mendadak dikejutkan oleh seseorang dari belakang.
Noni menyambangi Sea sambil menjewer kupingnya.
"Aaaaaaa.... aaaaaa..... aaaaa... sakit woi," teriak Sea menahan sakit.
Kemudian, Noni langsung mengambil tempat duduk di hadapan Sea. Kekesalan tercetak jelas dari wajahnya. Sesuai dugaannya, Noni pasti melakukan aksi balas dendam pada dirinya.
"Dasar edan. Bisa-bisanya Sea ngerjain Noni kayak pagi tadi. Parah banget ih. Untung gak ada dosen lain yang denger kehebohan di kelas gue tadi. Bisa jebol kantong gue kalau mendadak ditodong traktiran," sahut Noni marah-marah tapi tetap dengan mengecilkan volume suaranya. Mulutnya komat kamit penuh energi menumpahkan apa yang ditahannya sejak pagi tadi.
Sementara itu, Sea yang tahu Noni tidak sungguh-sungguh marah padanya melainkan hanya sebatas kesal karena lagi-lagi kena jebakan Batman-nya. Ia cuma bisa tertawa-tawa mendengar keluhan temannya itu. "Haha... maaf ya. Asli gue gak sadar kalau salah masuk kelas lo. Gue tadi buru-buru sampai gak liat ruang kelas nomor berapa. Coba lo bayangin Non, betapa malunya gue yang kece ini kalau sampai ketauan salah masuk kelas. Bakal jadi bulan-bulanan anak-anak."
"Iya, lo aman. Gue yang ketiban pulung. Lagian gak ada ide lain yang lebih normal dari pada bikin gue ulang tahun sampai dua kali tahun ini," omel Noni.
"Ya, anggep aja. Resepsi ulang tahun lo baru dirayain sama gue dan mahasiswa lo. Kemarin kan pas ulang tahun beneran, lo ngerayainnya cuma sama Bebep Luki kesayangan lo. Berdua doang pas lagi honeymoon di Bali. Ya kan," cecar Sea.
"Ah tau ah. Malu tau gue dinyanyiin satu kelas!"
"Cie... Noni bisa malu juga. Mending juga dinyanyiin satu kelas. Dari pada dingajiin satu kelas," goda Sea.
"Sea pikir Noni kesurupan apa, pakai acara dingajiin segala," pekik Noni menimpali sambil melotot maksimal.
"Ya kali," lanjut Sea meledek.
"Seaaaa... ganti rugi. Traktir gue. Hati gue panas nih," ujar Noni menggerutu.
"Sini gue kasih tau sesuatu yang bisa bikin hati lo adem."
"Ogah," tolak Noni.
"Sini..." Sea menarik tangan Noni agar segera mendekat kearahnya. "Gue serius. Gue jamin 100% hati lo gak cuma adem tapi langsung berbunga-bunga."
Masih dengan tidak rela, tapi Noni tetap melangkah ke belakang mendekati Sea.
Sea menunjuk ke layar laptopnya. "Kita liburan ke sini yuk." Sebuah nama tempat terpampang di layar laptop Sea dan seketika itu membuat air muka Noni berubah girang.
Mendadak Noni mendorong-dorong bahu Sea, mencubit-cubit pipinya saking semangat. "Hayuk... hayuk... gue mau banget, Sea."
"Hahaha... adem kan hati lo. Udah gak marah lagi sama gue."
"Gak dong. Ini mah bukan adem lagi. Hati gue cenat-cenut pengin cepet-cepet. Kapan kita ke sana?" desak Noni yang sungguh-sungguh sudah tidak sabar.
"Ada tiket murah ke sana sekitar tanggal segini. Yah, kira-kira dua mingguan lagi deh dari sekarang," sahut Sea menunjuk ke arah kalender di dinding.
"Ah serius lo... cepet banget."
"Serius gue. Tadi gue juga udah ajak Nura, dia oke. Lo bisa gak? Lo kan musti izin Bebep Luki lo dulu."
"Pasti bisa... Pasti diizinin. Dan musti diizinin dan kalau gak gue ngambek tujuh hari tujuh malam. Hahahahaha..." ujar Noni berapi-api.
"Ya udah, telpon Bebep Luki lo dulu gih sekarang. Gue mau pesen tiket nih ntar malam, mumpung tiketnya lagi murah. Takutnya kalau gak sekarang, promonya keburu hilang."
"Oke... oke... wait ya, gue telpon suamiku itu dulu."
***
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
KALA SEA (TAMAT)
RomanceKala adalah seorang dokter yang nyaris tidak bisa beranjak dari luka kisah percintaan masa lalunya. Sementara Sea adalah seorang dosen yang belum ingin membuka hati untuk mencintai karena takut terluka oleh orang yang salah. Keduanya ditautkan pada...