Hari ini adalah hari yang paling dinanti oleh Sea. Liburan. Cara ampuh untuk menghilangkan penat. Kabur dari segala rutinitas yang harus diembannya. Satu minggu kedepan, Sea bebas melenggang tanpa harus memikirkan aktifitas mengajarnya yang luar biasa padat. Pagi-pagi sekali Sea sudah bangun, lebih tepatnya karena Sea tidak bisa tidur pulas. Mungkin karena terlalu senang menunggu pagi ini.
Sea duduk ditepi kasurnya sambil mengedari pandangannya ke seluruh kamar. Kamar Sea mendadak seperti etalase toko koper. Penuh sesak. Sea bahkan tertawa sendiri melihat kondisi kamarnya saat ini. Tak lama, terdengar pintu kamarnya terketuk dari luar. Sea langsung menyahut, "Siapa?"
"Mona, Mba. Boleh masuk?" tanya Mona.
"Boleh. Bentar gue buka dulu pintunya," jawab Sea sambil memutar kunci pintunya. Lalu pintu itu dibuka oleh Sea. Tersaji senyum ramah Mona dari balik pintu.
"Tumben di kunci?" tanya Mona heran.
"Noh, liat." Sea menunjuk ke arah kumpulan koper di pojok sana. "Harta karun temen gue itu. Bisa digorok kalau sampe hilang. Hahaha...." lanjut Sea lagi.
"Ya ampun. Temen-temen lo nitip koper disini?" Mata Mona melotot takjub.
"Iya. Soalnya mereka pagi-pagi masih ada urusan di kampus. Habis itu baru ke sini untuk berangkat ke Bandara Soeta."
"Oh gitu. Semalam gak tenggelam, kan? Soalnya kopernya gede-gede banget. Lo gak keliatan dari sini.," goda Mona.
"Sial. Ngeledek aja terus," dengus Sea, "By the way, ada apa?" tanya Sea lagi.
"Mau wejangan," cetus Mona terang-terangan.
"Laga lo."
"Jaga kesehatan ya, Mbak. Jangan sembarang makan. Pastiin lo makan makanan halal. Usahain cari resto muslim. Pastiin pakai jaketnya yang bener, lo kan gak kuat dingin. Terus, kalau nanti udah sampai sana, langsung kabarin gue." Mona ceramah panjang lebar mengingatkan banyak hal yang harus dikerjakannya disana.
Sea terkikik mendengar ocehan Mona yang terdengar super serius.
"Gue serius nih, Mbak."
"Iyaaaa... Makasih calon adik ipar. Sayang ya lo gak bisa ikutan. Padahal gue berharap lo bisa ikut lho."
"Maaf ya. Gue terpaksa melepaskan tawaran menggiurkan dari lo ini. Soalnya gue udah teken kontrak. Gak mungkin gue batalin juga. Gak enak. Pagi ini gue juga mesti ada yang gue urus soal event-nya itu. Makanya gue samperin lo jam segini, takut lo berangkat pagi-pagi juga. Flight jam berapa?"
"Sekitar jam setengah 12 siang. Cuma mau berangkat agak pagian aja, takut jalan ke arah bandaranya macet."
"Betul. Ya udah, lo hati-hati ya. Kalau ada apa-apa telpon gue aja."
"Siap. Lo juga hati-hati di kosan ya. Titip kamar gue. Bentar-bentar, gue ambilin kunci cadangan kamar gue." Sea berlari dan membuka laci di sebelah tempat tidurnya. Diambilnya sebuh kunci dari dalam dan langsung diberikannya kepada Mona. "Ini."
"Oke." Mona menerima kunci tersebut. "Gue balik ya ke kamar. Sekali lagi, hati-hati. Sorry gak bisa nganter ke bandara, Mbak."
"Apaan sih lo. Pakai acara nganter segala. Lebai."
"Hahaha...."
***
Pukul 08.30 WIB, Sea sudah siap dengan semua barang bawaannya. Tinggal hanya menunggu kedatangan Nura dan Noni sebentar lagi. Katanya mereka berdua sudah jalan menuju kosan Sea. Benar saja tak berapa lama kemudian, kedua teman Sea itu tiba di depan kamarnya. Outfit kedua temannya itu luar biasa. Lebih tepat mau ke kutub dari pada mau ke bandara.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALA SEA (TAMAT)
RomanceKala adalah seorang dokter yang nyaris tidak bisa beranjak dari luka kisah percintaan masa lalunya. Sementara Sea adalah seorang dosen yang belum ingin membuka hati untuk mencintai karena takut terluka oleh orang yang salah. Keduanya ditautkan pada...