Part 42 - Pertemuan dan Doa (TAMAT)

119 4 0
                                    

Sea berjalan ke arah toko donat. Benar saja, toko itu disesaki oleh para pembeli yang penasaran dengan rasa donat ini. Sama seperti dirinya kini. Antrian panjang di depan Sea yang penuh tadi sudah berkurang, tersisa dua nomor antrian saja. Tak berapa lagi kemudian, giliran Sea dilayani oleh pelayan di toko itu.

Sea menatap etalase yang berisi berbagai jenis donat yang sangat menggiurkan. Rasanya ingin semua donat Sea borong, tapi dirinya takut mubazir. Sea jadi hanya memesan setengah lusin donat. Pelayan di depannya dengan cekatan memasukkan donat-donat yang telah dipilih oleh Sea ke dalam dus. "Wanginya aja enak," ungkap Sea seraya menghirup dalam-dalam aroma donat miliknya sungguh ramah masuk ke dalam lubang hidungnya.

Setelah membayar, Sea tidak segera pulang. Sea memilih untuk duduk di salah satu bangku di dekat jendela. Kakinya cukup lelah untuk langsung kembali bergerak pulang. Di comotnya salah satu donat dari dalam dus. Ditatapnya lingkaran utuh dari sebuah donat. Sea ingat filosifi lingkaran yang pernah diceritakan ayahnya waktu baru lulus dari kuliah magisternya. Ketika Sea menatap cemas kalau-kalau ayahnya akan langsung menodongkan pertanyaan kapan menikah.

Tapi, Ayahnya malah menjelaskan makna tentang lingkaran yang tidak ada ujungnya. Seperti sebuah cincin pernikahan yang memiliki makna kesempurnaan yang luar biasa karena ketiadaan sudut. Lingkaran juga seperti sebuah siklus yang berjalan terus-menerus. Seperti roda sepeda yang dikayuh setiap hari hingga mengantarkan kepada tempat tujuan.

"Jangan khawatir soal jodoh. Tuhan selalu tepat terhadap rencana-Nya. Jodohmu sudah tertulis di atas langit sana, sejaaaak lama. Ayah hanya ingin kamu menjadi seperti lingkaran. Utuh. Hebat. Karena kamu adalah mataharinya ayah. Kamu adalah perempuan pertama ayah dan satu-satu yang terlahir dari rahim ibumu dengan sempurna. Ingat kata-kata ayah, kamu akan menjadi sinar yang menghangatkan hati seseorang yang tersesat dalam dingin hidupnya. Kamu akan merasakan kehadirannya yang begitu sungguh membutuhkanmu. Debarnya akan sampai di waktu dan tempat yang tepat. Tanpa kamu sadari, jodohmu nanti akan bergerak ke arahmu. Yakinlah atas ketetapan-Nya. Tuhanmu lebih kenal kamu dibandingkan dirimu sendiri. Jangan mengambil yang bukan tugasmu. Itu tugas Tuhan. Pantaskan saja dirimu."

***

Rupanya dokter yang tadi menghampiri dan bertanya kepada Sea adalah Roy. Berhubung Roy takut lupa akan pesan yang dititipkan untuk Pak De kepadanya tadi, akhirnya Roy menuliskannya di secarik kertas.

"Dengan siapa ya tadi..." Roy kembali mengingat nama perempuan itu. "Oh iya, dengan Mbak Sea. S-E-A." Roy menulis nama itu dengan seksama. Setelah membaca kembali tulisannya sendiri. Roy berteriak sendiri. "What? Siapa namanya? SEA??? Lah kok sama namanya dengan cewek incaran si Kala. Jangan-jangan itu cewek yang sama lagi. Aduh kenapa bukan lo aja yang di sini sih, Kal? Pakai acara jogging segala lagi. Kan, jadi gak ketemu si Sea. Padahal kan kalo beneran itu Sea yang lo ceritain, elo bisa jadi kenalan," seru Roy gemas sendiri.

Roy mencoba berinisiatif mengejar Sea. Dengan harapan agar bisa memotret sosok Sea untuk diberitahu kepada Kala nanti. Namun, sayangnya Sea sudah lebih dulu menghilang dari pandangan. Sebenarnya, Roy juga tidak terlalu yakin bahwa cewek yang datang tadi adalah sea yang diceritakan Kala padanya. Untuk menghalau rasa penasarannya, Roy segera menelepon Mona.

Roy menyapa dan langsung bertanya, "Halo, Mon. Lagi sibuk gak?"

"Gue baru sampai di tempat event. Ada apa, Mas? Soal klinik ya?" tanya balik Mona.

"Bukan. Ada yang pengin gue tanyain elo," jawab Roy.

"Soal apa ya?" kata Mona berpikir.

"Lo punya foto Sea gak? Itu lho temen kosan lo yang Kala suka," pinta Roy.

"Buat apaan? Emangnya lo tahu dari mana soal Sea? Kala cerita?" tukas Mona heran.

"Iya, Kala udah cerita. Punya gak fotonya?" sela Roy yang bertanya sekali lagi.

KALA SEA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang