PART 25 - Berharap Sudi dari Tuhan

48 2 0
                                    

Kala tiba di Cina. Tepatnya di Kota Beijing pada malam harinya sekitar jam 7. Begitu keluar dari Terminal Kedatangan Luar Negeri, anak buah Bapak yang bernama Pak Hanan sudah menunggu Kala. Dengan bantuan selembar kertas bertuliskan nama lengkap Kala, mempermudah Kala untuk menemukan Pak Hanan.

Selama di Beijing, Pak Hanan juga akan menjadi tour guide Kala. Setelah bertemu dengan Pak Hanan, Kala segera menuju hotel tempat dirinya dan Bapak menginap. Perjalanan dari bandara ke hotel tidak memakan waktu yang terlalu lama. Begitu sampai di hotel, dia langsung mengantarkan Kala ke kamarnya. Mereka berhenti di salah satu kamar VIP. Kala dipersilahkan masuk olehnya.

"Mas Kala, silahkan masuk. Bapak sudah menunggu dari tadi."

"Terima kasih ya, Pak. Oh iya, kalau tidak keberatan besok sore saya boleh minta ditemani jalan-jalan di sekitar sini. Terutama daerah dekat subway, saya mau lihat-lihat ke sana," ucap Kala.

"Baik, Mas," jawab Pak Hanan.

Kala membuka pintu kamar, ia menarik kopernya dan kembali menutup pintu. Ia berjalan menuju ruang makan. Bapak nampak sedang menikmati makan malamnya. Senyum Bapak mengembang ketika dirinya muncul.

"Hai, Nak. Gimana penerbangannya?" tanya Bapak dengan senyum ramahnya

"Alhamdulillah. Lancar, Pak."

"Ayo, langsung makan dulu. Temani Bapak makan. Dari kemarin Bapak makan sendirian."

Kata sendirian bukan dalam arti sebenar-benarnya sendiri melainkan sendirian tanpa keluarga di sampingnya. Ia paling tidak bisa menolak permintaan Bapak yang selalu memohon untuk ditemani makan. Sejak tinggal terpisah, Bapak di rumah dan ia tinggal di klinik, membuat keduanya hampir tidak pernah menikmati makan bersama. Ia mencuci tangannya terlebih dahulu di wastafel. Setelah itu mengambil tempat persis di seberang Bapak agar ia bisa melihat wajah Bapak yang jarang dipandanginya ini.

Kala dan Bapak nampak sangat menikmati makan malam, mereka sempat mengobrol tentang klinik dan rencana mereka selama di Beijing. Dari pembicaraan Bapak, Kala kemungkinan baru akan mulai ikut kegiatan Bapak sekitar senin depan. Sehingga akhir pekan ini, bisa Kala pergunakan untuk kegiatan bebasnya. Setelah makan malam, Kala lanjut bersih-bersih dan istirahat.

***

Cahaya lampu kamar membangunkan Kala dari tidurnya, silaunya membuat matanya terusik. Ia akhirnya terbangun. Dilihatnya Bapak sedang berdiri di dekat saklar lampu kamarnya. Rupanya Bapak yang menyalakan lampu.

"Ayo, bangun. Shalat berjama'ah," ajak Bapak.

"Iya, Pak." Kala bangkit dan berjalan mengikuti Bapak.

Seusai shalat, Kala meminta izin untuk berolahraga di sekitar Taman Hotel. Kala bersiap-siap berganti pakaian yang nyaman untuk jogging.

"Kal," panggil Bapak ketika Kala sudah hendak melangkah keluar kamar.

"Ya, Pak. Kenapa?"

"Jangan lama-lama. Kita sarapan bareng lagi ya nanti."

"Siap, Pak. Kala jogging dulu ya."

"Oke."

Kala turun menggunakan lift menuju lobi hotel. Setelah itu, keluar ke arah taman belakang hotel. Udara pagi hari di sini rupanya cukup baik, mungkin karena di sekeliling hotel ini banyak pohon dan tanaman yang tumbuh lebat dan merambat. Ia mulai berlari kecil di jogging track yang ada di taman tersebut. Sesekali ia berhenti dan melakukan peregangan otot.

Jarang sekali bagi Kala memiliki waktu sendirian seperti ini. Benar kata Mona, pasti Bapak akan kasih waktu khusus untuknya menikmati keberadaannya di Beijing. Dan di saat kesendirian macam ini, pikiran Kala pasti tertambat pada Sea. "Perempuan itu apa kabar?" gumam Kala.

KALA SEA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang